Sukses

Gerhana Super Blue Blood Moon Berlangsung Besok, Apa Istimewanya?

Sudah ada Supermoon, Blue Moon, dan Blood Moon. Lantas, apa yang akan terjadi jika ketiganya bergabung?

Liputan6.com, California - Gerhana Bulan akan kembali menyapa Bumi pada Rabu (31/1/2018). Berbeda dengan fenomena Gerhana Bulan lainnya, Gerhana Bulan yang satu ini justru akan menjadi gerhana yang paling spesial.

Mengapa disebut spesial? Gerhana Bulan kali ini merupakan gabungan tiga fase Bulan yang berbeda-beda. Pada esok hari, akan ada tiga fenomena Gerhana Bulan yang terjadi bersamaan, mulai dari Blue Moon, Blood Moon, hingga Supermoon. NASA menyebut fenomena ini dengan julukan "Super Blue Blood Moon".

Ketiganya akan bergabung dalam satu peristiwa paling langka yang tidak pernah terjadi dalam kurun waktu 150 tahun terakhir.

Menurut informasi yang dilansir Forbes, Selasa (30/1/2018), Gerhana Bulan spesial ini akan mulai berlangsung pada 17.49 WIB dan memasuki fase Gerhana Total pada 19.51 WIB.

Puncak gerhana akan berlangsung pada pukul 20.29 WIB dan berakhir pada pukul 21.08 WIB.

Jika kamu melewati peristiwa tersebut, Gerhana Bulan masih bisa disaksikan hingga pukul 22.11 WIB. Diprediksi, gerhana akan benar-benar berakhir pada 23.09 WIB. Jadi, total durasi Gerhana Bulan akan berlangsung selama 5 jam 20,2 menit.

2 dari 3 halaman

Bumi Menjadi Dingin

Saat Super Blue Blood Moon berlangsung, ilmuwan mengungkap suhu daratan di Bumi akan menjadi dingin. Perubahan temperatur tersebut ternyata juga akan terjadi di Bulan.

"Saat Gerhana Bulan, temperatur akan berubah drastis. Seolah-olah, Bulan keluar dari oven dan berubah menjadi dingin hanya dalam waktu beberapa jam kemudian," kata Noah Petro, ahli geologi planet dari NASA.

Pada fenomena tersebut, NASA juga akan meneliti perubahan temperatur dari beberapa sisi permukaan Bulan, termasuk meneliti bagian Bulan diselimuti debu hingga 60 kilometer yang disebut Reiner Gamma.

3 dari 3 halaman

Supermoon, Blue Moon, dan Blood Moon

Supermoon adalah fenomena di mana Bulan akan lebih terang 30 persen dan 14 persen lebih besar dari biasanya. Bahkan, penduduk di wilayah Asia akan melihatnya menutupi lintasan bintang Aldebaran sebelum purnama.

Sementara, Blue Moon merupakan fenomena di mana Bulan tampak kebiru-biruan. Peristiwa Blue Moon terakhir terjadi pada Juli 2015 dan yang berikutnya akan berlangsung pada tahun ini. Setelah itu, Blue Moon akan muncul kembali dalam kurun waktu 19 tahun lagi.

Blood Moon sendiri terjadi saat Bumi melewati antara Bulan dan Matahari. Akibatnya, Bulan memiliki warna kemerahan jika dilihat dari Bumi. Sebabnya karena cahaya yang dipantulkan dari Bumi dan Matahari menciptakan warna mirip seperti darah.

(Jek/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: