Liputan6.com, Jakarta - Fenomena alam langka Gerhana Bulan bernama Super Blue Blood Moon yang terakhir kali terjadi 152 tahun lalu bakal bisa diamati oleh sebagian masyarakat Indonesia Rabu malam 31 Januari 2018.
Fenomena Gerhana Bulan kali ini merupakan peristiwa langka, karena menggabungkan 3 fenomena alam sekaligus, yakni Supermoon, Bluemoon, dan Blood Moon.
Advertisement
Baca Juga
Sifatnya yang langka membuat banyak orang, termasuk warganet penasaran terhadap Gerhana Bulan Super Blue Blood Moon ini.
Di situs microblogging Twitter, warganet mencuitkan tentang Super Blue Blood Moon sehingga hal tersebut menjadi salah satu trending topic di Twitter Indonesia.
Pantauan Tekno Liputan6.com, Rabu (31/1/2018), ada beragam hal yang bikin warganet penasaran, salah satunya adalah pertanyaan apakah bisa melihat bulan dengan mata telanjang saat terjadinya Gerhana Bulan Super Blue Blood Moon.
Seperti yang dikicaukan oleh pemilik akun @Chanviosa yang menanyakan apakah masyarakat bisa melihat Gerhana Bulan dengan mata telanjang tanpa kacamata khusus.
Bisa liat pake mata telanjang kan? gak perlu pake kacamata khusus? #SuperBlueBloodMoon
— ℓoeyviosa (@Chanviosa) January 31, 2018
Ada juga pengguna Twitter yang mengabarkan di daerahnya cuaca sudah mendung. Padahal, Gerhana Bulan bisa diamati dengan baik jika kondisi cuaca cerah tak berawan.
Sudah terpantau mendung #SuperBlueBloodMoon
— Aku Wahyu!!! (@wahyuwijayan19) January 31, 2018
Ntar malam kalo gx ujan mau liat #Supermoon #SuperBlueBloodMoon #GerhanaBulan
— Claudya Eljess (@ClodyCollby) January 31, 2018
Pengguna dengan akun @hariati96 pun menyebut fenomena Gerhana Bulan yang berlangsung nanti malam merupakan salah satu kebesaran Tuhan karena terjadi pertama kalinya dalam 150 tahun.
Salah satu kebesaran Allah,First in Over 150 years #SuperBlueBloodMoon
— Hariati Lubis (@hariati96) January 31, 2018
Berharap fenomena #SuperBlueBloodMoon nanti malem langitnya cerah, kalo mendung ya liat di stellarium seperti byasa
— Rausyan Hawali (@fikryhaws) January 31, 2018
Di umur 23 ini sudah di beri kesempatan melihat fenomena alam gerhana matahari, gerhana bulan, dan nanti akan melihat SUPER-BLUE-BLOOD-MOON #SuperBlueBloodMoon
— Winda Eka Pratiwi (@WindaWindul1) January 31, 2018
Meskipun cuacanya begini, tapi semoga aja bisa lihat #SuperBlueBloodMoon
— サボテンのコアラ (@koala_of_cactus) January 31, 2018
Cuitan Kocak Warganet
Tidak hanya cuitan serius, ada juga yang mencuit hal kocak terkait fenomena Gerhana Bulan ini. Misalnya saja pengguna dengan akun @Lilkilill.
"Hari ini aku maunya di rumah, ngeliat #SuperBlueBloodMoon sama kamu," cuitnya, diikuti dengan emoji tersenyum.
Hari ini aku maunya di rumah, ngeliat #SuperBlueBloodMoon sama kamu. 😄
— Lilik Hamidah (@Lilkilill) January 31, 2018
Ada juga yang mencuitkan hal kocak lainnya, pengguna dengan akun @blytheazra mengingatkan agar tidak ke luar malam-malam, siapa tahu setelah Gerhana Bulan ada yang berubah menjadi manusia serigala.
Jgn keluar malem ini, siapa tau abis #SuperBlueBloodMoon ada yg tbtb berubah jd werewolf
— chanyeol'swife (@blytheazra) January 31, 2018
Bila di dunia ini sudah mentok coba cari jodoh di bulan,, 🌚#SuperBlueBloodMoon #supermoon#BlueMoon#BiroJomblo
— Rudi Rahmanudin (@roedhaey) January 31, 2018
Dek, Bulan dan Matahari itu jarang ketemuan loh. Kok kita lebih jarang ketemuan dari Gerhana ya? kapan dek kita Gerhanakan Rindu ini? #SuperBlueBloodMoon
— tryandry (@tryhrj) January 31, 2018
Advertisement
Fakta-Fakta Gerhana Bulan Super Blue Blood Moon
Gerhana Bulan Super Blue Blood Moon pernah terjadi sebelumnya, yakni 152 tahun lalu, tepatnya pada 31 Maret 1866 namun hanya bisa dilihat di Amerika Selatan dan Amerika Utara.
Fakta lainnya tentang Gerhana Bulan kali ini adalah, menggabungkan tiga fenomena alam sekaligus sehingga disebut sebagai Super Blue Blood Moon. Fenomena pertama adalah Supermoon. Disebut demikian, karena Bulan masih berada di titik terdekatnya dengan Bumi. Dengan begitu, Bulan akan terlihat lebih besar dan bercahaya dibandingkan waktu-waktu sebelumnya.
Kemudian, fenomena alam yang kedua adalah Bluemoon. Disebut Blue Moon karena merupakan Bulan purnama kedua pada Januari. Sekadar diketahui, Bulan purnama pada bulan ini sebelumnya juga terjadi pada 1 Januari.
Fenomena selanjutnya adalah Gerhana Bulan total, yang sering disebut Blood Moon, sebab saat Gerhana Total, Bulan tampak berwarna merah darah karena cahayanya ditapis sedemikian rupa oleh atmosfer Bumi.
Gerhana Bulan kali ini bisa disaksikan dari berbagai negara di dunia, di antaranya Amerika Serikat bagian barat, Alaska, Hawaii, Australia, Asia (termasuk Indonesia dan Singapura), Amerika Utara, Samudera Pasifik, dan Siberia Timur.
Di Indonesia, Gerhana Bulan ini terjadi dalam beberapa tahap, yakni gerhana parsial, gerhana total, dan gerhana parsial. Total, fenomena ini berlangsung sekitar empat jam.
Awal gerhana parsial terjadi pada 18.48 WIB, awal gerhana total terjadi pada 19.52 WIB, puncak gerhana terjadi pada 20.30 WIB, akhir totalitas gerhana terjadi pada 20.08 WIB, dan akhir gerhana terjadi pada 22.11 WIB.
(Tin/Ysl)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: