Sukses

Melihat Sisi Unik Smartphone Samsung Galaxy A8 dan A8 Plus 2018

Samsung menargetkan pengguna seri A sebelumnya atau perangkat lain ingin mulai naik kelas mencoba smartphone premium.

Liputan6.com, Roma - Awal Januari 2018, Samsung memperkenalkan smartphone perdananya di tahun ini. Perusahaan asal Korea Selatan itu meluncurkan Galaxy A8 dan A8+ 2018.

Galaxy A8 dan Galaxy A8+ hadir dengan sejumlah ciri khas perangkat premium Samsung. Selain mengusung desain Infinity Display dan berbahan metalik, smartphone ini juga mengandalkan kamera sebagai fitur unggulan.

"Fitur andalan dua smartphone Galaxy adalah Bixby dan juga sertifikasi IP68. Dengan sertifikasi itu, pengguna dapat melakukan beragam hal yang sebelumnya tak mungkin. Salah satunya adalah mengambil gambar saat hujan," tuturnya.

Untuk spesifikasi, baik Galaxy A8 maupun Galaxy A8+ didukung chipset Exynos 7885. Namun, Galaxy A8 RAM 4GB dengan ROM 32GB dan Galaxy A8+ menggunakan RAM 6GB dengan ROM 64GB.

Perbedaan lain juga terletak di layar. Galaxy A8 memiliki layar 5,8 inci, sedangkan Galaxy A8+ memiliki bentang layar 6 inci. Kapasitas baterai tiap perangkat juga berbeda, yakni 3.000mAh untuk Galaxy A8 dan 3.500mAh untuk Galaxy A8+.

Fitur Always On Display seperti seri Galaxy A sebelumnya juga dibenamkan di smartphone ini. Karena sudah mendukung Magnetic Secure Transmission (MST) dan Near Field Communication (NFC), keduanya dapat digunakan untuk pembayaran via Samsung Pay.

Kedua perangkat ini juga merupakan model pertama dari seri Galaxy A yang mendukung penggunaan Samsung Gear VR. Adapun harga dari masing-masing perangkat adalah Rp 6.499.000 untuk Galaxy A8  dan Rp 8.099.000 untuk Galaxy A8+ 2018.

2 dari 4 halaman

Fitur Andalan di Galaxy A8 dan A8+

Kenny Santana, Travel Blogger dan pendiri Kartu Pos Trip dan Jo Semindang, Corporate Marketing Director Samsung Indonesia. Liputan6.com/ Agustinus Mario Damar

Secara garis besar, kedua smartphone ini sebenarnya memiliki spesifikasi yang hampir sama. Bedanya, kali ini Samsung ingin menawarkan sesuatu berbeda, yakni menggarap segmen yang sebelumnya tak ada.

"Lewat seri Galaxy A8 ini, Samsung ingin menawarkan produk bagi generasi zaman now yang ingin mulai menjajal perangkat premium. Kami sendiri menyebutnya perangkat ini sebagai semi-flagship," tutur Corporate Marketing Director Samsung Electronic Indonesia, Jo Semidang, kepada awak media di Roma, Selasa (2/7/2018).

Lebih lanjut, ia menuturkan, Samsung ingin menawarkan perangkat pada generasi muda yang mulai mapan dan ingin merasakan pengalaman memakai seri premium. Jadi, seri Galaxy A8 dapat dikatakan sebagai penghubung antara pengguna mid-end yang mulai ingin beralih ke high-end.

"Target kita memang pengguna seri A sebelumnya atau perangkat lain ingin mulai naik kelas mencoba smartphone premium Samsung. Jadi, perangkat ini menghubungkan gap antara perangkat mid-end dan premium," ujarnya melanjutkan.

3 dari 4 halaman

Dilengkapi Kamera Ganda

Galaxy A8 dan Galaxy A8+. Liputan6.com/Agustin Setyo W.

Sekadar informasi, Samsung untuk kali pertama juga menghadirkan fitur dual front camera (kamera selfie ganda) di kedua perangkat ini. Masing-masing lensa tersebut beresolusi 16MP dan 8MP.

Kedua kamera mampu bekerja secara terpisah sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan pengguna. Ada pula fitur Live Focus yang memungkinkan pengguna mengambil gambar dengan efek bokeh.

Sementara kamera utama smartphone ini memiliki resolusi 16MP f/1.7. Samsung juga membenamkan teknologi video digital image stabilization dan fitur hyperlapse.

 

4 dari 4 halaman

Bukan Berarti Samsung Beralih ke Smartphone Selfie

Galaxy A8 dan Galaxy A8+. Liputan6.com/Agustin Setyo W.

Meski mengusung lensa ganda di kamera depan, tak berarti Samsung terjun ke pasar smartphone khusus selfie. Menurut Jo, selfie atau swafoto hanya menjadi bagian kecil dari keseluruhan pengalaman yang ditawarkan kamera smartphone.

"Kami ingin mencoba menawarkan pengalaman kamera yang total. Meskipun, Galaxy A8 dan Galaxy A8+ tapi memiliki kamera depan mumpuni, kami tak menonjolkan itu. Biarkan itu menjadi unsur kejutan bagi pengguna," tuturnya.

Dari sisi kamera sendiri, ia menuturkan, kedua smartphone tersebut sebenarnya lebih mengandalkan kemampuan menangkap gambar dalam cahaya minim (low-light). Hal itu dimungkinkan karena smartphone ini memiliki bukaan kamera F1.7.

"Kenapa pilih low-light, karena ada perbedaan suasana antara siang dan malam hari. Biasanya, suasana pada malam hari itu hanya dapat ditangkap dengan kamera DSLR. Namun, kini cukup dengan smartphone ini, suasana tersebut dapat diabadikan," ujarnya.

(Dam/Ysl)