Liputan6.com, Jakarta - Go-Jek berencana membangun lebih banyak pusat riset dan pengembangan (R&D/Research and Development) usai mendapat penggalangan dana baru. Saat ini, Go-Jek memiliki tiga pusat R&D yang berada di Jakarta, Singapura, dan Bengaluru.
Pendiri dan CEO Go-Jek, Nadiem Makarim, mengatakan pembangunan R&D baru bukan sekadar untuk mendapatkan engineer kelas dunia, tetapi juga memberikan peluang talenta lokal untuk belajar lebih banyak.
Sayangnya, Nadiem tidak merinci lokasi yang dipilih untuk pusat R&D baru, apakah ada di dalam atau luar negeri.
Advertisement
Baca Juga
"Pusat R&D kami ada di tiga kota yaitu Jakarta, Singapura, dan Bengaluru. Akan lebih banyak lagi kota-kota untuk engineer kami,"Â jelas Nadiem saat ditemui di kawasan Jakarta, Senin (13/2/2018).
"Kami bukan hanya sekadar mendapatkan world class engineer dari dunia di luar, tapi juga bisa mengirim engineer-engineer kita untuk belajar bersama engineer mereka. Ini merupakan pembelajaran yang penting," tambahnya menerangkan.
Terkait dengan kucuran dana segar baru, Go-Jek akan mengalokasikannya sebagian besar untuk empat layanannya yaitu transportasi, makanan, logistik, dan pembayaran.
"Itu adalah empat terbesar yang ambil resource dari budget kami," tutur Nadiem.
Sayangnya, Nadiem enggan merinci total investasi yang didapatkan Go-Jek dari putaran pendanaan baru.
Mengutip laporan dari Reuters, pendanaan baru ini membuat valuasi Go-Jek diperkirakan mencapai US$ 4 miliar (setara dengan Rp 54 triliun).
Astra Suntik Dana Rp 2 Triliun untuk Go-Jek
PT Astra International Tbk (Astra) akhirnya mengumumkan investasi modal sebesar US$ 150 juta atau setara Rp 2 triliun untuk startup unicorn Indonesia, Go-Jek.
Menurut Nadiem, Astra dan Go-Jek merupakan dua perusahaan lokal yang memiliki misi untuk menjadikan Indonesia sebagai negara super power. Hal ini dilakukan tak hanya di Indonesia, tetapi juga di dunia.
Nadiem mengatakan, ada dua hal yang istimewa dari pendanaan Astra kepada Go-Jek. Pertama, kucuran dana ini merupakan investasi paling besar yang pernah diberikan Astra untuk bidang digital.
Kedua, dari semua investor Go-Jek pada putaran pendanaan kali ini, investasi dari Astra International merepresentasikan jumlah investasi terbesar dibandingkan yang lain.
"Ini membanggakan untuk Go-Jek karena pemain lokal berinvestasi dan partisipasi untuk kemajuan ekonomi digital Indonesia," jelas Nadiem.
Advertisement
Suntikan Dana dari Grup Djarum
Selain Astra, Go-Jek pada Senin (12/2/2018), juga mengumumkan investasi baru. Kali ini, perusahaan modal ventura milik Grup Djarum, Global Digital Prima (GDP) Ventures, melalui anak usahanya PT Global Digital Niaga (GDN) telah resmi menjadi investor baru Go-Jek.
Nadiem mengatakan, rencana investasi GDN sudah dibicarakan sejak satu setengah tahun lalu. Upaya GDN yang sejak lama mengembangkan UMKM dinilai selaras dengan misi Go-Jek.
"Sebagai sesama pemain lokal di sektor teknologi konsumen, GDN dan Go-Jek memiliki visi sama untuk mendorong produktivitas dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Kami akan menjajaki berbagai peluang kemitraan termasuk lini usaha e-commerce dari GDN yaitu Blibli.com dan dengan anak usaha atau afiliasi lainnya dari grup GDN," tutur Nadiem.
(Din/Jek)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini