Sukses

Ridwan Kamil Ogah Pakai Buzzer di Pilkada 2018

Di tahun politik kali ini, Ridwan Kamil lebih percaya kepada relawan ketimbang memakai jasa buzzer politik di media sosial.

Liputan6.com, Jakarta - Walikota Bandung Ridwan Kamil maju sebagai calon Gubernur Jawa Barat di Pilkada 2018. Pria yang karib disapa Kang Emil ini memang spesial dibandingkan kepala daerah lain di Indonesia. 

Beberapa hal yang menonjol dari Ridwan Kamil tak cuma inovasi yang ia lakukan di Bandung, tetapi juga karena keahliannya dalam memakai media sosial untuk berinteraksi dengan penggemar.

Sayang, tidak hanya penggemar yang ada di medsos, haters dan buzzer pun mendapat pesanan yang "menargetkan" Ridwan Kamil.

Ridwan Kamil juga beberapa kali sempat beradu argumen dengan para buzzer yang menyerangnya. Ia secara lugas membalas dengan memberikan data.

"Saya balas dengan data, karena itu juga memberikan edukasi," kata Ridwan Kamil kepada Tekno Liputan6.com saat mengunjungi redaksi Liputan6.com di SCTV Tower, Jakarta (2/3/2018).

Ridwan Kamil pun menemukan banyak buzzer yang dulu memujinya lalu menyerangnya sesuai situasi.

"Di politik tidak ada yang abadi," kata Ridwan. "Saya melihat jejak digitalnya (para buzzer), dulu memuji saya, sekarang menyerang," kata dia.

Di tahun politik ini pun, Ridwan tidak berniat mengandalkan jasa buzzer, melainkan mengandalkan relawan saja.

"Kalau buzzer saya tidak menyiapkan, tapi lebih ke relawan saja yang mau membantu," kata Ridwan yang sudah mengantongi 7,8 juta pengikut di Instagram.

2 dari 3 halaman

Popularitas Ridwan Kamil Masih Teratas

Indo Barometer merilis hasil survei Pemilihan Gubernur Jawa Barat atau Pilgub Jabar 2018. Keempat calon yang maju dalam Pilgub Jabar 2018 ini adalah Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum (Rindu), Deddy Mizwar–Dedi Mulyadi (Duo DM), TB Hasanuddin–Anton Charliyan, dan Sudrajat–Ahmad Syaikhu.

"Elektabilitas pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat pada Januari 2018, pasangan M Ridwan Kamil–Uu Ruzhanul Ulum unggul dengan dukungan sebesar 44,8 persen," ujar Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari, pada awal Februari lalu.

Kemudian disusul oleh pasangan Deddy Mizwar–Dedi Mulyadi atau Duo DM sebesar 27,9 persen dan pasangan TB Hasanuddin–Anton Charliyan hanya 1 persen. Ini berarti, pasangan Rindu dan Duo DM bersaing ketat.

"Dan pasangan Sudrajat–Ahmad Syaikhu hanya meraih 0.9 persen. Sedangkan sisanya, tidak akan memilih/rahasia/belum memutuskan/tidak tahu/tidak jawab sebesar 25.4 persen," ucapnya.

Qodari menilai wajar dengan rendahnya angka pada pasangan TB Hasanuddin–Anton Charliyan, dan Sudrajat–Ahmad Syaikhu karena keduanya merupakan calon baru.

"Hal ini wajar karena Sudrajat dan TB Hasanuddin baru menjadi calon," tutur dia.

Namun rupanya tak hanya itu, lanjut Qodari, publik merasa belum mengenal kedua calon tersebut bukan hanya karena baru, tetapi juga disertai alasan lain. Seperti TB Hasanuddin yang tidak disukai dengan angka total 18,8 persen.

"Alasannya, karena kurang merakyat 12,5 persen, kurang berpengalaman 6,3 persen, dan tidak suka orangnya 6,3 persen. Begitu juga dengan Sudrajat tidak disukai dengan angka total 16,9 persn, alasannya karena kurang dikenal 26,6 persen, kurang merakyat 13,3 persen, dan kurang tegas 6,7 persen," kata dia.

Sedangkan untuk calon yang paling disukai adalah M Ridwan Kamil dengan 89,3 persen, disusul Deddy Mizwar 79,9 persen, Dedi Mulyadi 79,9 persen, dan Uu Ruzhanul Ulum 70,7 persen.

3 dari 3 halaman

Ridwan Kamil Memakai Jurus Jabar Go Internasional

Belum lama ini, Ridwan Kamil mengaku akan menjadikan sektor ekonomi kreatif menjadi program prioritas bila terpilih menjadi gubernur di Pilkada Jawa Barat.

Menurut Ridwan Kamil, Jawa Barat mempunyai berbagai produk bernilai ekonomi tinggi dan dapat di jual ke luar negeri. Namun sayangnya, kualitas produk yang bagus itu tidak dibarengi dengan pengemasan yang kreatif.

Ridwan Kamil mengaku selama menjadi Wali Kota Bandung, dirinya telah mendorong para pengusaha, khususunya pelaku usaha kecil dan menengah untuk mengemas produk-produknya dengan kreatif. Emil pun memulainya dengan membuat 'Little Bandung' di Malaysia.

"Little Bandung isinya produk terbaik asal Bandung. Produk-produk buatan warga Bandung keluar negeri, kita buat packaging (pengemasan)- nya harus keren," ucap Ridwan Kamil saat berdialog acara Ngemil di Debox Cafe, Cikarang, Kabupaten Bekasi Rabu, 28 Februari 2018 malam.

Menurut Ridwan Kamil, pengemasan yang bagus dan kreatif akan membuat harga produk menjadi lebih tinggi.

"Contohnya saya pernah beli moci di Jepang, kemasannya bagus, isinya 6 harganya Rp300 ribu, mahal. Saya datang ke Sukabumi, juga beli moci isinnya banyak, rasanya enak, harganya murah karena bungkusnya biasa," kata Ridwan Kamil.

Menurut dia, kuncinya untuk menaikkan harga adalah dengan mempercantik bungkusnya. Karena itu, Ridwan mengaku akan menerapkan apa yang telah dia lakukan di Kota Bandung.

(Tom/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: