Liputan6.com, Jakarta - Tidak hanya mengantarkan penumpang atau makanan, kali ini Uber menyiapkan sebuah inovasi yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan bernama Uber Health.
Dilansir dari Tech News World, Selasa (7/3/2018), Uber ingin agar layanan barunya ini dapat membantu pengguna aplikasi lansia dan mereka yang kesulitan mencari transportasi untuk pergi ke dokter.
Advertisement
Baca Juga
Inovasi dari Uber ini dianggap krusial. Dari laporan Community Transport Association (Asosiasi Transport Masyarakat), terungkap ada 3.6 juta warga Amerika Serikat yang tidak dapat memenuhi temu janji dokter karena tidak punya akses transportasi yang memadai, hal itu terutama membayangi mereka yang mengidap penyakit kronis.
Bedanya Uber Health dan Uber biasa adalah supir Uber Health dapat dipesan pada jauh-jauh hari, sampai 30 hari sebelumnya.Â
Uber Health hanya dapat dikondisikan oleh penyedia layanan kesehatan agar pasien-pasiennya dapat datang tepat waktu, serta dapat dikontrol untuk menjemput beberapa pasien sekaligus sehingga pasien yang tidak punya smartphone atau Uber tetap bisa dijemput.
Namun, ada catatan aplikasi ini bukanlah dimaksudkan sebagai pengganti ambulans.
"Layanan ini (Uber Health) tidak dimaksudkan sebagai sebuah pelayanan darurat. Layanan ini cepat, dapat diandalkan, tapi jelas ini bukan ambulans. Untuk orang-orang yang butuh dibawa ke rumah sakit dengan EMT (Emergency Medical Technician) kami selalu mendorong mereka agar menghubungi 911," ucap Chris Weber, Uber Health General Manager.
Uber Health telah diuji sejak 2017, dan sekarang baru diluncurkan di Amerika Serikat.
Uber Berinovasi untuk Kesehatan Supir
Selain berinovasi untuk pasien, Uber juga telah meningkatkan layanan agar supir mereka mendapat istirahat yang cukup.
Untuk mencegah sopir yang mengantuk selama menyetir serta menjaga keamanan penumpang, Uber mewajibkan driver-nya untuk beristirahat selama 6 jam setelah mereka bekerja selama 12 jam.
Hal tersebut disampaikan oleh Uber di situsnya. Dalam pernyataannya, Uber menjelaskan akan ada fitur baru di aplikasi yang mengharuskan sopir memasuki modus offline selama 6 jam penuh setelah berkendara selama 12 jam.
Fitur tersebut akan aktif secara otomatis sehingga pengemudi akan langsung offline selama 6 jam. Setelah waktu istirahat selesai, barulah pengemudi bisa menerima permintaan lagi lewat aplikasi.
Keputusan Uber membesut fitur baru ini, didasarkan pada penelitian dari National Sleep Foundation yang mengungkap ada hampir tujuh juta orang tertidur saat menyetir.
Organisasi keamanan jalan raya tersebut juga turut memberikan apresiasi terhadap langkah yang diambil Uber, karena selama ini faktor kelelahan saat mengemudi kerap tidak dipandang serius.
Advertisement
Melindungi Penumpang dari Supir Curang
Uber memang berupaya membantu menjaga kesehatan pengemudi, tapi Uber juga bersikap tegas ke para pengemudi yang curang.
Seperti yang terjadi pada tujuh mitra pengemudi Grab di Makassar, Sulawesi Selatan, memanfaatkan aplikasi palsu dan terbukti menggunakan illegal access system electronic atau aplikasi Fake GPS.
Menanggapi kemungkinan hal tersebut terjadi di platformnya, Uber menegaskan pihaknya sudah menyusun sebuah Panduan Komunitas yang dirancang untuk memastikan penumpang dan mitra pengemudi memiliki perjalanan bintang lima.
"Dengan memberi panduan perilaku apa yang diharapakan dan tak diharapkan dari seorang penumpang atau mitra-pengemudi, salah satunya terkait aktivitas penipuan dan penyalahgunaan," tutur Uber dalam keterangan resmi yang diterima Tekno Liputan6.com.
Startup asal Amerika Serikat itu menyebut aktivitas penipuan dan penyalahgunaan, seperti membuat beberapa akun untuk tujuan tak wajar, menggunakan perangkat atau metode tertentu, dapat merusak kepercayaan yang telah dibangun Uber.
"Oleh karena itu, ada sistem pemantauan dan penelusuran serta tindak lanjut berupa penonaktifan sementara atau permanen, jika penumpang atau mitra pengemudi teridentifikasi melakukan aktivitas-aktivitas tersebut," tutur Uber.
Sekadar informasi, aksi penipuan yang dilakukan mitra pengemudi dengan mengakali sistem aplikasi layanan terjadi di Makassar. Ada tujuh mitra pengemudi Grab yang ditangkap setelah aksi curangnya itu diketahui.
Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Dicky Sondani mengatakan, ketujuh pemuda itu menggunakan aplikasi fiktif untuk mencapai target harian. Aplikasi itu dapat digunakan untuk merekayasa penumpang fiktif.
Tak hanya menggunakan penumpang fiktif, ketujuh pengemudi transportasi online itu juga memanipulasi pendeteksi lokasi agar tak diketahui perusahaan Grab.
(Tom/Ysl)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Â