Liputan6.com, Jakarta - Tahun lalu, Elon Musk sempat mengutarakan idenya untuk membawa manusia ke Mars. Saat gelaran International Astronautical Conggress di Australia, ia menyebut rencana tersebut akan terwujud di 2024.
Untuk mendukung rencana tersebut, SpaceX, perusahaan milik Musk sudah mulai mempersiapkan kelengkapan keberangkatan ke Mars itu. Salah satunya adalah menyewa tiga fasilitas peluncuran milik pemerintah Amerika Serikat.
Advertisement
Baca Juga
Dikutip dari Inverse, Minggu (11/3/2018), perusahaan diketahui tengah mengembangkan fasilitas di wilayah Texas Selatan. Menurut rencana, fasilitas ini akan siap digunakan pada 2018.
"Kami menargetkan fasilitas ini dapat beroperasi akhir 2018, tapi masih harus meninjau perkembangan dan akan mengaktifkannya begitu sudah selesai," tutur Senior Communications Manager SpaceX, James Gleeson.
Nantinya, fasilitas yang berlokasi di Boca Chica ini akan menjadi tempat peluncuran roket BFR dari SpaceX. BFR sendiri merupakan roket super besar yang disiapkan perusahaan untuk membawa manusia terbang ke Bulan atau Mars.
Saat ini, BFR masih dalam tahap pengembangan. Roket ini akan terdiri dari dua bagian, yakni bagian pendorong dan pengangkut. Di bagian pengangkut ini nanti akan berisi orang dan keperluan kargo yang dibawa ke luar angkasa.
"Arsitektur baru dari BFR menawarkan cara yang lebih naik untuk terbang, karena dapat digunakan kembali dan dirancang dapat meluncur setiap beberapa jam," ujar Musk. Ia juga mengaku perkembang BFR sangat pesat dan mungkin saja siap pada tahun ini.
Musk sendiri memang dikenal cukup ambisius terkait rencananya membawa manusia ke Mars. Sebelumnya, ia juga berhasil meluncurkan roket paling besar dari SpaceX, yakni Falcon Heavy.
Membawa Mobil Tesla Roadster ke Mars
Roket itu diluncurkan membawa mobil sports elektrik Tesla Roadster. Falcon Heavy sendiri sudah kembali ke Bumi dengan selamat, sementara mobil sports elektrik itu dalam perjalanan ke Mars.
Mobil tersebut "dikendarai" oleh boneka yang dijuluki Starman, nama yang diambil dari judul lagu David Bowie. Musk dan timnya menuliskan pesan "Don't Panic" di dashboard mobil. Teks ini merupakan referensi buku The Hitchiker's Guide to the Galaxy yang sering dibaca Elon Musk ketika remaja.
Keberhasilan peluncuran dan kembalinya Falcon Heavy menambah kemungkinan pengiriman manusia ke luar angkasa. Namun perlu dicatat, ia tak akan menggunakan Falcon Heavy untuk membawa manusia.
Lantas, apa yang membuat Musk begitu ingin membawa mobil besutan Tesla ke luar angkasa? Menurut Musk, ia berharap mobil tersebut dapat ditemukan oleh ras alien suatu waktu nanti.
"Aku suka pemikiran mengenai adanya sebuah mobil berkelana seakan tanpa akhir di antariksa dan mungkin ditemukan oleh sebuah ras alien pada jutaan tahun di masa depan." tulis Musk melalui akun Twitter resminya.
Advertisement
Musk Ungkap Biaya Perjalanan ke Mars
Sebelumnya, Musk juga sempat memperkirakan biaya keberangkatan 12 orang orang ke Mars untuk memulai koloni. Melalui jurnal bertajuk New Space, ia menyebut biaya yang dibutuhkan untuk memulai koloni di Mars berkisar US$ 10 miliar atau Rp 130 triliun untuk satu orang.
Karena itu, ia memiliki rencana agar biaya tersebut dapat lebih murah lagi. "Saya ingin memangkasnya jadi lebih terjangkau. Ya, kira-kira biayanya sekitar US$ 200.000 atau Rp 2,6 miliar. Biaya itu sebesar biaya untuk membeli rumah ukuran standar di Amerika Serikat," tulis Musk.
Meski dipangkas sangat murah, bukan berarti biaya lain tidak ada. Ia menekankan, manusia juga harus mempersiapkan biaya hidup. Sebagai langkah kolonisasi, Musk juga sudah menyiapkan konsep wahana tempat tinggal manusia di Mars.
Ia akan membangun sebuah kubah raksasa bak kota futuristik di film-film fiksi sains. Menurutnya, membangun kubah raksasa dengan perlindungan maksimal dapat membuat keberlangsungan hidup manusia menjadi aman.
(Dam/Ysl)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: