Liputan6.com, San Francisco - Skandal kasus penyalahgunaan puluhan juta data pengguna Facebook oleh Cambridge Analytica ternyata juga memberikan dampak besar ke kompetitornya, salah satu yang dimaksud adalah Path.
Media sosial yang identik dengan warna merah ini, langsung mengambil langkah besar agar kejadian serupa tak bakal menimpa mereka.
Pendiri dan CEO Path Dave Morin lewat akun Twitter-nya, @davemorin, berkata kalau dirinya juga sudah dibendung banyak permintaan pengguna agar Path bisa menjaga keamanan data pribadi pengguna.
Advertisement
Baca Juga
Karenanya, ia pun mempertimbangkan untuk membentengi media sosialnya dengan merombak aplikasi lebih baik lagi. Sekadar diketahui, Path memang cuma hadir dalam versi aplikasi, baik itu untuk versi iOS dan Android.
Overwhelmed by requests to rebuild a better @Path. Considering doing it. If you are interested in working on such an idea, DM me. Let's see if a passionate team forms. If so, we'll do it.
— DAVE MORIN (@davemorin) March 22, 2018
Unggahan Dave tersebut sontak menerima ratusan balas dan di-like hingga ribuan kali, tak terkecuali mantan Director of Engineering Path Mike DiCarlo dan beberapa angel investor lainnya.
Mereka bahkan seolah ingin berkolaborasi dan bakal menggelontorkan investasi terkait rencana Dave untuk merombak Path.
Skandal yang menimpa Facebook bisa dibilang paling buruk di sepanjang sejarah perusahaan. Bagaimana tidak, data yang disalahgunakan ternyata diperlukan untuk pemenangan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS).
Buntut dari skandal tersebut, para pengguna Facebook kadung kesal dan khawatir karena mereka bisa saja menjadi korban. Para pengguna pun berbondong-bondong menyerukan tagar #deletefacebook di Twitter.
Pada momen ini, Path sebetulnya bisa mengambil peluang besar. Mereka bisa saja membangun ulang aplikasi dengan tingkat perlindungan dan keamanan data yang lebih baik. Dari situlah, para pengguna Facebook (mungkin) bakal beralih ke Path.
Sekilas Path
Untuk informasi, Path didirikan sejak 2010. Awalnya, Path menjadi media sosial jurnal untuk berbagi foto dan berkirim pesan. Layanan tersebut memungkinkan pengguna bisa berbagi momen ke 500 teman.
Di Indonesia sendiri, Path mengantongi basis pengguna yang besar. Sayang, popularitas Path mulai menurun. Meski begitu, Path masih memiliki pengguna setia.
Path pada 2015 diakuisisi oleh Daum Kakao, salah satu perusahaan teknologi besar asal Korea Selatan. Sayang, nilai akuisisi perusahaan tidak pernah diungkap hingga saat ini.
Advertisement
Sempat Dibuka Lebih dari 1 Miliar Kali
Masa kejayaan Path sendiri bisa dibilang berlangsung sejak 2013. Bagaimana tidak, Dave menyebutkan media sosial miliknya sempat dibuka sebanyak 1 miliar kali oleh lebih dari 12 juta pengguna di seluruh dunia.
Ini berkat kemudahan terhubung dan menambahkan teman melalui akun Twitter, Gmail, dan daftar kontak dalam ponsel. Selain itu akan ada 12 layanan baru yang akan terintegrasi dengan Path, yakni Over, PicCollage, PicMix, Papelook, Mill, Manga Camera, Otaku, PicFrame, PicStitch, QordPress, Viddy, dan Strava.
(Jek/Isk)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: