Sukses

Snowden Ungkap Kebohongan Zuckerberg Soal Keamanan Data Facebook

Melalui unggahan di Twitter, Snowden menampilkan video lama wawancara Zuckerberg terkait kepastian Facebook terhadap data pengguna.

Liputan6.com, Jakarta - Skandal penyalahgunaan data Facebook ternyata masih berbuntut panjang. Kali ini giliran Edward Snowden, mantan anggota NSA, angkat bicara.

Dikutip dari Daily Mail, Kamis (29/3/2018), Snowden menyuarakan kegelisahannya terkait penyalahgunaan data Facebook. Melalui akun Twitter-nya, ia menggunggah video wawancara lawas CEO Facebook Mark Zuckerberg.

Dalam video wawancara yang dilakukan pada 2009 itu, Zuckerberg memastikan Facebook menjamin keamanan data pengguna. Ia juga menuturkan bahwa Facebook tak akan pernah menjual data tersebut.

Entah apa maksud dari Snowden tersebut, tapi dari unggahan itu ia seakan ingin mengingatkan bahwa raksasa media sosial itu tak serius soal keamanan data. Karenanya, melalui unggahan tersebut, ia meminta para follower-nya untuk menyebarluaskan video itu.

"Tolong bantu agar video wawancara CEO Facebook pada 2009 ini dapat disaksikan oleh orang yang tak memiliki Twitter," tulisnya. Snowden juga membagikan tautan langsung untuk mengunduhnya.

Berikut ini adalah cuplikan dari wawancara jurnalis BBC Laura Trevelyan terkait penanganan Zuckerberg dalam urusan data.

Trevelyan: Jadi siapa yang akan memiliki konten Facebook, pengguna yang mengunggahnya atau Anda?

Zuckerberg: Orang yang mengunggah konten di Facebook adalah pemiliknya, dan hal itu yang menjadikan Facebook layanan spesial.

Trevelyan: Dan Anda tak akan menjualnya?

Zuckerberg: Tidak, kami tak akan menjualnya.

Trevelyan: Untuk meyakinkan, Anda tak akan menjual atau membagi informasi apapun di Facebook?

Zuckerberg: Kami tak akan berbagi informasi orang lain kecuali dengan izin.

Tak berhenti di situ, Snowden juga mengunggah tautan ke salah satu artikel wawancara dengan Zuckerberg. Namun, dalam wawancara yang dilakukan setahun kemudian (tepatnya 2010), pandangan suami Priscilia Chan itu ternyata berubah.

Zuckerberg dalam wawancara dengan pendiri Tech Crunch Michael Arrington, menuturkan informasi pengguna saat ini secara otomatis akan menjadi bagian publik, tak lagi milik pribadi.

2 dari 3 halaman

Bos Apple Ikut Angkat Bicara

Sebelumnya, CEO Apple Tim Cook juga ikut berkomentar soal kasus penyalahgunaan data Facebook ini. Menurutnya, perlu ada sebuah regulasi yang dibuat dengan sungguh-sungguh untuk mencegah kasus serupa kembali terjadi.

"Saya pikir dalam situasi tertentu masalah semacam ini sangat mengerikan dan menjadi besar, sehingga perlu ada regulasi yang dibuat dengan baik," tuturnya seperti dikutip dari Bloomberg.

Pernyataan Cook itu meluncur saat dirinya sedang menghadiri China Development Forum di Beijing, Tiongkok. Ketika itu, ia menjawab pertanyaan mengenai perlukah adanya pembatasan penggunaan data setelah kasus penyalahgunaan Facebook terjadi.

"Kemampuan seseorang mengetahui apa yang telah Anda cari selama bertahun-tahun, termasuk informasi detail lainnya dari kehidupan Anda. Menurut sudut pandang saya, hal itu seharusnya tak boleh terjadi," tuturnya.

Ia juga mengatakan, Apple sudah lama khawatir bahwa ada banyak orang yang menyerahkan data tanpa mengetahui akan digunakan seperti apa. Bahkan, ada kemungkinan data itu dapat dipakai untuk merugikan pengguna.

3 dari 3 halaman

Zuckeberg Akui Facebook Bersalah

Terkait skandal ini, CEO Facebook Mark Zuckerberg pun sudah meminta maaf kepada publik. Ia mengakui ada pelanggaran kepercayaan antara Cambridge Analytica, Facebook, dan Aleksandr Kogan selaku pihak yang disebut-sebut bertanggung jawab terhadap bocornya 50 juta data pengguna.

"Ini merupakan pelanggaran kepercayaan antara Kogan, Cambridge Analytica, dan Facebook. Namun, ada juga pelanggaran kepercayaan antara Facebook dan pengguna yang berbagi data dan berharap kami melindunginya. Kami berencana untuk memperbaiki hal itu," tuturnya seperti dikutip dari akun resmi Zuckerberg.

Ia juga menuturkan, Facebook memiliki tanggung jawab untuk melindungi data pengguna. Karena itu, Zuckerberg menuturkan, apabila pihaknya tak dapat melindungi data pengguna, mereka tak layak untuk melayani para pengguna media sosial tersebut.

"Saya telah bekerja untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dan memastikan hal serupa tak akan terulang," tuturnya. Suami dari Priscillia Chan itu juga mengatakan sebenarnya sudah melakukan sejumlah perubahan soal keamanan data ini sejak 2014.

Namun, terlepas dari seluruh upaya itu, ia merasa masih perlu melakukan pembenahan untuk keamanan platform tersebut. Ia juga menuturkan sebagai pendiri Facebook, dirinya bertanggung jawab penuh terhadap apa yang terjadi di platform tersebut.

"Meski masalah terkait Cambridge Analytica tak terulang dengan aplikasi saat ini, hal itu tak mengubah yang sudah terjadi. Kami akan belajar dari pengalaman ini untuk mengamankan platform dan membuat komunitas kami lebih aman ke depannya," tulis Zuck.

(Dam/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:Â