Liputan6.com, Jakarta - Pasca-akuisisi Uber oleh Grab, sopir-sopir yang aktif di Uber diberikan kesempatan untuk bergabung sebagai sopir transportasi online di Grab.
Namun, menurut informasi yang didapat tim Tekno Liputan6.com di lapangan, ternyata tidak semua sopir Grab tertarik bergabung dengan Grab.
Di antara para sopir Uber, ada yang lebih tertarik bergabung dengan Go-Jek dan ada juga yang tertarik untuk bergabung dengan Anterin.
Advertisement
Baca Juga
Anterin sendiri adalah aplikasi lokal yang menawarkan jasa transportasi online dengan memberikan lebih banyak kebebasan memilih pada pengguna.
Di antara kebebasan yang ditawarkan Anterin adalah adanya fitur negosiasi harga, jenis kendaraan, dan memilih jenis kelamin sopir.
Fitur negosiasi harga yang disuguhkan Anterin juga memberikan kesempatan bagi calon penumpang untuk memilih sopir yang memiliki tarif paling bersaing.
Jenis transportasi online yang ditawarkan Anterin ada tiga jenis, yakni Anterinmotor dan Anterinexpress (untuk motor), Anterincar (untuk mobil), dan Anterintrucking (untuk pengiriman barang dengan truk).
Aplikasi Anterin dapat kamu download lewat Google Play, dan bila kamu tertarik untuk bergabung sebagai sopir Anterin, klik di sini untuk mengintip persyaratannya.
Menjadi Alternatif
Kehadiran Anterin bisa menjadi alternatif agar persaingan di dunia transportasi online tetap dinamis. Sopir yang loyal dengan Uber juga enggan untuk bergabung dengan kompetitor besar yang lain.
"Kalau mereka yang loyal sama Uber itu sepertinya tidak akan pindah ke dua kompetitor ojek online yang lain," ujar Heru (49), Pembina Solidaritas Uber Motor Indonesia (SUMI).
Heru juga mengungkapkan sekarang sudah ada sekitar 10.000 sopir Uber kompak berbondong-bondong untuk pindah ke aplikasi transportasi lokal baru bernama Anterin.
"Mungkin yang loyal itu akan mau bangun Anterin jadi pemain baru dan punya banyak daya saing sepeninggal Uber," ungkap Heru.
Advertisement
Unek-unek Sopir Uber
Tidak semua sopir Uber siap untuk bergabung dengan Grab setelah akuisisi.Â
Tim Tekno Liputan6.com mengumpulkan informasi dari beberapa pengemudi Uber di lapangan. Saat diajak berbincang mengenai akuisisi Grab, para sopir ternyata belum sepenuhnya yakin untuk pindah.
"Grab saingannya banyak," ujar Agus, salah satu pengemudi. Ia juga sempat membandingkan tarif dengan Go-Jek yang lebih tinggi.
Ia juga belum sepenuhnya memberikan keputusan mengenai kepindahannya ke Grab.
"Belum ada keputusan, lihat nanti dua minggu lagi," Agus menambahkan.
Ketika ditanya tentang ada atau tidaknya instruksi yang mewajibkan para pengemudi pindah ke Grab, ia mengaku tidak ada hal demikian, dan semuanya terserah keputusan masing-masing.
Sementara pengemudi lain, Adit, terang-terangan memilih pindah ke Go-Jek. "Mending pindah Go-Jek," ucapnya.
Salah satu alasannya, sama dengan Agus, di mana persaingan sopir di Grab terlalu banyak. Ada juga pengemudi yang mau ikut ke Grab, meski begitu ia berkata bahwa pengalaman di Uber memang lebih enak.
"Enakan Uber, karena lebih cepat, dan saingan sedikit," tutur Yoga.
Ia pun memberi perbandingan 1:3 antara Grab dan Uber. "Istilahnya, Grab baru dapat satu, kita (Uber) sudah dapat tiga," ucapnya.
(Tom/Isk)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: