Sukses

Ditolak AS Mentah-Mentah, Huawei Tak Menyerah

Huawei tidak akan hengkang dari pasar Amerika Serikat (AS), walau mendapatkan penolakan dari pemerintah setempat.

Liputan6.com, Jakarta - Huawei tidak akan hengkang dari pasar Amerika Serikat (AS), walau mendapatkan penolakan dari pemerintah setempat. Perusahaan asal Negeri Tirai Bambu itu menegaskan komitmennya di AS dengan terus fokus menghadikan berbagai produk dan inovasi terbaik.

Pemerintah AS kerap menyatakan ketidaksukaannya terhadap Huawei. Pimpinan CIA, FBI, dan NSA bahkan menyarankan semua orang di negara tersebut tidak membeli atau menggunakan berbagai produk dan layanan Huawei. Menurut mereka, produk-produk Huawei digunakan untuk memata-matai AS.

Melihat banyaknya penolakan, smartphone flagship terbaru Huawei, P20, juga tidak akan dijual melalui ritel dan operator seluler besar negara tersebut. Kendati demikian, CEO Consumer Business Group Huawei, Richard Yu, menegaskan perusahaan tidak akan menarik diri dari AS.

"Kami memiliki komitmen terhadap pasar AS dan untuk mendapatkan kepercayaan konsumen AS dengan fokus menghadirkan berbagai produk dan inovasi kelas dunia. Kami tidak akan pernah berkompromi dengan kepercayaan itu," tulis Yu melalui sebuah email kepada Cnet.

Dikutip dari Cnet, Selasa (3/4/2018), pernyataan Yu ini dinilai sebagai respons menantang peringatan Pemerintah AS yang menghalangi bisnis Huawei di negara tersebut. Pada Januari 2018, AT&T membatalkan rencana penjualan smartphone premium Huawei, Mate 10 Pro.

Operator lain yaitu Verizon juga dilaporkan membatalkan kesepakatan serupa karena tekanan politik. Selain itu, ritel elektronik terbesar AS, Best Buy, juga mencoret jajaran ponsel Huawei dari daftar penjualan.

2 dari 3 halaman

Bantah Memata-matai AS

Lebih lanjut, Yu menyatakan tidak sepaham dengan tudingan yang menganggap Huawei memata-matai AS.

"Kekhawatiran risiko keamanan didasarkan pada kecurigaan yang tidak berdasar dan terus terang itu tidak adil. Kami menerima diskusi terbuka dan transparan jika berdasarkan fakta-fakta," kata Yu.

Huawei sendiri telah menjalin kerja sama dengan banyak operator di seluruh dunia. Selain itu, kata Yu, Huawei mempekerjakan lebih dari seribu orang di 13 kantor yang berada di AS.

"Kami bekerjasama dengan 46 dari 50 operator global dan telah mempertahankan catatan keamanan yang sangat kuat karena keamanan adalah salah satu prioritas utama kami," jelasnya.

3 dari 3 halaman

Tetap Bisa Nomor Satu Tanpa AS

Langkah Huawei di Negeri Paman Sam memang tak semudah para rivalnya, seperti Samsung, tapi perusahaan tetap optimistis bisa memikat hati konsumen di sana. Bahkan, Yu takin Huawei akan menjadi vendor smartphone nomor satu di dunia, meski tanpa pasar AS.

Huawei memang tidak membutuhkan pasar AS, tapi perusahaan tetap menginginkannya.

"Kami tahu, kami bukan merek yang dikenal di AS dan kami ingin membangun merek kami di sini. Langkah pertama kami adalah dengan memenangkan kepercayaan konsumen," ungkap Yu.

Dari perspektif finansial, tidak ada masalah dengan kondisi keuangan Huawei tanpa kehadiran yang kuat di pasar AS. Berdasarkan laporan keuangan 2017 yang dirilis pada pekan lalu, laba bersih Huawei naik 28,1 persen dibandingkan 2016. Perusahaan mengapalkan 153 juta unit ponsel dan pendapatan dari bisnis tersebut naik 32 persen.

Sebagai perbandingan, mengutip data Statista, Apple yang merupakan perusahaan paling menguntungkan di pasar smartphone, menjual 216,8 juta unit iPhone pada tahun fiskal 2017.

Kehadiran di AS tentunya akan kian menguntungkan bagi Huawei. Berdasarkan data IHS Markit, AS merupakan pasar smartphone terbesar kedua di dunia dengan 11,6 persen pangsa pasar, sedangkan posisi pertama ditempati oleh Tiongkok dengan 30,4 persen.

"Huawei akan tetap sukses tanpa AS karena desain dan inovasi mereka. Masih ada pasar global lain yang bisa mereka masuki dan sukses," tutur analis IHS Markit, Wayne Lam.

(Din/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: