Liputan6.com, Jakarta - Jerat skandal penyalahgunaan data pengguna Facebook oleh Cambridge Analytica semakin merambat luas.
Setelah buka-bukaan tentang jumlah data pengguna yang disalahgunakan tembus angka 87 juta, Mark Zuckerberg selaku CEO Facebook pun kembali menjadi sorotan.
Meski pekan lalu Zuckerberg sudah menuliskan pernyataan resmi dan meminta maaf terkait kasus terbesar yang dialami perusahaan, suami Priiscilla Chan ini kembali 'muncul' ke hadapan publik.
Advertisement
Baca Juga
Kali ini, pria yang akrab dipanggil Zuck itu muncul untuk meminta ke banyak pihak untuk diberikan kesempatan lagi untuk tetap memimpin Facebook.
“Berikan saya kesempantan lagi,” kata Zuckerberg sebagaimana dikutip dari laman Financial Express, Kamis (5/4/2018).
"Ini merupakan kesalahan yang besar. Ini kesalahan saya," tegasnya.
Ia menambahkan,"Ya, manusia pasti membuat kesalahan dan proses belajar dari kesalahan itu. Saya yang pertama mengakui, kami tidak mengambil pandangan yang luas terlepas tanggung jawab kami sebagai penyedia platform."
Sejak skandal penyalahgunaan data terungkap hingga sekarang, Zuckerberg mengakui belum ada anggota dewan perusahaan yang meminta dirinya untuk mundur dari posisi CEO Facebook.
Butuh Waktu Lama untuk Perbaiki Masalah
Lebih lanjut, Zuckerberg mengatakan akan membutuhkan waktu yang lama bagi Facebook untuk bangkit dan memperbaiki masalah tersebut.
"Ini akan menjadi proses tahunan untuk memerangi disinformasi, dan pertarungan tanpa akhir," kata Zuck.
Sekadar informasi, Zuckerberg dijadwalkan akan bersaksi di hadapan parlemen Amerika Serikat tentang penyalahgunaan data tersebut pekan depan.
Advertisement
87 Juta Data Pengguna Facebook Bocor
Facebook akhirnya buka-bukaan tentang penyalahgunaan data pengguna Facebook oleh konsultan politik Cambridge Analytica.
Ternyata, jumlah data pengguna yang disalahgunakan lebih banyak dibanding yang selama ini diperkirakan.
Jika selama ini disebut-sebut ada 57 juta data pengguna Facebook yang disalahgunakan, rupanya angkanya jauh lebih banyak dari itu.
Mengutip pernyataan resmi Facebook di laman Facebook Newsroom, Kamis (4/4/2018), total informasi pengguna Facebook yang bocor sebanyak 87 juta.
"Secara total, kami percaya ada 87 juta pengguna Facebook --paling banyak di Amerika Serikat-- yang kemungkinan sudah dibagikan secara tidak layak oleh Cambridge Analytica," kata Chief Technology Officer Facebook Mike Schroepfer.
Parahnya, data pengguna Facebook Indonesia dan sejumlah negara lain juga ikut disalahgunakan. Indonesia bahkan masuk dalam tiga besar yang jadi korban.
Berdasarkan keterangan Facebook, sebanyak 70,6 juta akun yang disalahgunakan berasal dari AS. Sementara Filipina berada di posisi kedua dengan jumlah korban 1,2 juta. Kemudian, di posisi ketiga, 1,096 juta pengguna Indonesia jadi korban.
Negara-negara lain yang menjadi korban antara lain adalah Inggris, Meksiko, Kanada, India, Brasil, Vietnam, dan Australia.
(Ysl/Isk)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: