Sukses

Prestasi Gemilang Bos Bukalapak Curi Perhatian Menperin

Pendiri Bukalapak, yaitu Fajri Rasyid dan Ahmad Zaky, mendapatkan apresiasi dari Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto.

Liputan6.com, Jakarta - Bukalapak terus meraih popularitas di kalangan pebisnis Indonesia. Terbukti saat ini sudah ada sekitar 13 juta pengguna Bukalapak, dengan 4 juta pelapak.

Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartanto pun menyampaikan kekagumannya pada Bukalapak. Pencapaian Bukalapak memperkuat kepercayaan sang menteri pada potensi yang dimiliki Indonesia.

Hal itu ia sampaikan saat menghadiri acara minum kopi bersama Bukalapak di Yogyakarta.

"Indonesia memiliki banyak potensi. Jadi, kuncinya adalah talenta. Saya lihat yang ada di ruangan ini talentanya luar biasa," ucap Airlangga di Yogyakarta, Selasa (11/4/2018).

Airlangga turut memberi pujian untuk dua pendiri Bukalapak, yaitu Fajri Rasyid dan Achmad Zaky. Kedua pria tersebut dijadikan sebagai teladan dalam hal kecerdasan dan kreativitas.

"Dan contoh success story di sini adalah Bukalapak. Saya tahu pendirinya Mas Fajri Rasyid dan Mas Achmad Zaky. Mereka berdua lulusan ITB, IP-nya 4.0," ucap Airlangga yang langsung disambut meriah.

"Memang ini mahasiswa luar biasa, sekarang pelapaknya ada 4 juta. Dan ini the real success story generasi sekarang. Asal mempunyai kreativitas yang luar biasa," pungkasnya.

Bukalapak memang membangun inovasi sosial dengan cara membangun solidaritas dan koneksi antara pelapak di setiap daerah.

Mereka pun aktif membangun koneksi dengan beragam unsur masyarakat, seperti para Santri dan wanita Bhayangkari.

2 dari 3 halaman

Bukalapak Silaturahmi ke Pesantren Tebuireng

Tim dari Bukalapak mengunjungi salah satu pesantren paling berpengaruh di Indonesia, yaitu Pesantren Tebuireng di Jombang.

Dalam kunjungannya, Bukalapak mengajak 200 santri dan masyarakat sekitar pesantren untuk turut aktif memanfaatkan teknologi dalam perluasan usaha dagang mereka melalui online marketplace.

"Kami melihat para santri dan sivitas akademika di Pesantren Tebuireng dan masyarakat sekitarnya memiliki potensi yang cukup baik dalam kewirausahaan, serta antusias yang cukup tinggi terhadap berjualan online," ujar Muhammad Fikri, Head of Community Management Bukalapak, seperti yang dikutip dari rilis resmi Bukalapak.

Potensi yang ada di Pesantren Tebireng memotivasi Bukalapak untuk menyelenggarakan seminar di sana.

KH. Salahuddin Wahid selaku pengasuh Pesantren Tebuireng juga turut menjadi pembicara dalam acara ini dan menyambut positif inisiatif yang dilakukan Bukalapak.

"Kami sangat senang menyambut kerja sama ini dengan Bukalapak," ungkap K.H. Salahuddin Wahid, yang dikenal luas dengan nama Gus Sholah.

"Dengan adanya pelatihan seperti ini dapat memperluas wawasan kewirausahaan kami. Kami menanamkan semangat kepada para santri untuk berjualan dengan jujur, berkah, dan bermanfaat bagi masyarakat luas," lanjutnya.

Sebagai informasi, pesantren Tebuireng didirikan pada 1899 oleh K.H. Hasyim Ashari. Pesantren ini turut aktif pada gerakan kemerdekaan Indonesia.

3 dari 3 halaman

Berkomitmen Membantu Bhayangkari

Setelah berkomitmen membantu para santri di dunia bisnis online, Bukalapak juga menjalin kerja sama dengan wanita Bhayangkari.

Bertempat di Wisma Bhayangkari, Jakarta Selatan, pihak Bukalapak melakukan penandatangan program Srikandi bersama wanita Bhayangkari untuk membagikan wawasan, strategi, dan trik di dunia bisnis online kepada organisasi persatuan istri anggota Polri tersebut.

"Bhayangkari mempunyai banyak anggota yang saat ini sedang menjalani bisnis secara online. Untuk itu, melalui kerja sama ini, Bukalapak akan membantu dalam memberikan pembinaan kepada para wanita Bhayangkari mengenai wawasan kewirausahaan," tulis Muhammad Fajrin Rasyid, Co-Founder dan CFO Bukalapak seperti yang dikutip pada rilis resmi Bukalapak..

Fajrin juga berkomitmen memperluas akses untuk para Bhayangkari dalam menjalankan bisnis online dengan pemanfaatan platform marketplace seperti Bukalapak.

Tri Tito Karnavian selaku Ketua Umum Bhayangkari sekaligus istri dari Kapolri menilai program ini sebagai kesempatan untuk membantu para wanita membangun bisnis yang waktunya dapat diseimbangkan dengan mengurus keluarga.

"Sebagai wanita tentunya ada kepentingan untuk selalu dekat dengan keluarga, namun tetap dapat mengisi waktu dengan bebisnis online karena waktunya lebih fleksibel," ungkapnya.

(Tom/Ysl)