Sukses

NASA Bakal Kirim Sperma Manusia ke Luar Angkasa, Buat Apa?

Misi pengiriman sperma beku yang dijuluki Micro-11 itu diterbangkan ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (International Space Station/ISS) menggunakan kapsul Dragon.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) telah mengirim sperma manusia dan banteng ke luar angkasa. NASA ingin meneliti tentang potensi pembuahan pada mamalia di ruang hampa.

Misi pengiriman sperma beku yang dijuluki Micro-11 itu diterbangkan ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (International Space Station/ISS) menggunakan kapsul Dragon dengan dorongan roket Falcon 9 buatan SpaceX. Peluncuran berlangsung di Cape Canaveral Air Force, Florida, Amerika Serikat, dua pekan lalu.

Setelah mencairkan sampel, astronot di ISS akan mengaktifkan sperma tersebut menggunakan ramuan kimia unik. Pergerakan sperma akan dimonitor dan difilmkan dengan saksama saat "berenang" dan menyatu dengan sel telur.

Usai fase awal selesai, sampel akan dicampur dengan pengawet dan kemudian dikirim kembali ke Bumi, tempat eksperimen diselesaikan.

"Berdasarkan percobaan sebelumnya, kurangnya gravitasi mampu mengurangi mobilitas sperma," kata Fathi Karouia, ilmuwan utama proyek Micro-11 NASA, seperti dikutip dari Space Daily, Kamis (12/4/2018).

Salah satu eksperimen yang dinyatakan berhasil adalah ketika NASA membuktikan bahwa sperma tikus bisa bertahan hidup selama sembilan bulan di angkasa luar. Sperma itu kemudian dikembalikan ke Bumi dan digunakan untuk reproduksi tikus.

"Penelitian ini sejalan dengan penyelidikan lain pada sampel organisme berbeda, yang telah menunjukkan bahwa mikrogravitasi memicu regenerasi sel," imbuh Karouia.

2 dari 2 halaman

Alasan di Balik Pemilihan Sperma Banteng dan Manusia

Sperma banteng dipilih untuk penelitian ini karena pola gerakannya mirip dengan sperma manusia. Oleh karena itu, sperma banteng digunakan sebagai kontrol kualitas yang nantinya akan dibandingkan dengan sperma manusia.

"Kami belum tahu bagaimana misi luar angkasa ini dapat memengaruhi kesehatan reproduktif manusia. Investigasi tersebut akan menjadi langkah awal untuk memahami reproduksi dalam gravitasi rendah," tulis NASA dalam sebuah pernyataan.

Ini bukanlah kali pertama sel sperma dikirimkan ke angkasa luar. Sebelumnya pada 1988, Badan Antariksa Eropa (European Space Agency/ESA) pernah mengirimkan sperma banteng. Selain itu, NASA juga pernah mengirimkan sperma bulu babi.

Reporter: Merdeka.com

Sumber: Merdeka.com

(Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: