Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah perusahaan teknologi saat ini harus diakui tengah berlomba-lomba menggarap asisten virtual paling mumpuni. Salah satunya adalah Huawei yang memiliki keinginan menciptakan asisten virtual yang mengerti emosi pengguna.
Dikutip dari CNBC, Senin(23/4/2018), perusahaan asal Tiongkok itu berencana menciptakan asisten virtual yang dapat memberikan pengalaman berkomunikasi lebih emosional. Dengan kata lain, komunikasi dapat berjalan lebih intim--layaknya dengan manusia.
Advertisement
Baca Juga
Menurut VP Software Engineering Huawei, Felix Zhang, perusahaan berencana untuk menciptakan interaksi yang tak sekadar melalui kata-kata, tapi turut melibatkan emosi. Hal ini disebut dapat mengubah cara berkomunikasi dengan mesin saat ini.
"Kami berpikir, di masa depan, seluruh pengguna berharap mereka dapat berinteraksi dengan sistem yang lebih emosional. Hal itu yang kami pikirkan untuk jangka panjang," tuturnya.
Melalui pengembangan program ini, Huawei juga ingin menciptakan sebuah asisten virtual yang dapat melakukan percakapan sangat panjang, sehingga pengguna tak merasa dirinya berbicara sendiri atau dengan mesin.
"Sebagai langkah awal, kami ingin membenamkan IQ tinggi di asisten tersebut. Lalu, langkah selanjutnya adalah menyertakan EQ yang tinggi," tuturnya.
Terinspirasi dari Film Her
Huawei sendiri menyebut inspirasi dari pengembangan teknologi ini adalah film Her. Sekadar informasi, film ini mengisahkan tentang seseorang yang jatuh cinta pada asisten virtual miliknya bernama Samantha.
"Samantha adalah impian untuk para insinyur. Seperti di film, kamu dapat menyingkirkan pacarmu. Teknologi ini sudah menyediakan layanan yang emosional," tutur Zhang.
Namun, sebelum sampai ke tahap asisten virtual dengan kemampuan tersebu, diperlukan software yang akurat. Jadi, saat pengguna berbicara dengan nada marah, asisten virtual harus dapat meresponnya dengan tepat.
Ia juga memprediksi, ke depannya pengguna tak perlu lagi menyentuh smartphone-nya untuk mengakses asisten virtual. Menurutnya, seluruh fungsi dari perangkat dapat diakses melalui perintah suara.
Kehadiran asisten virtual yang mampu membaca emosi ini memang sudah diprediksi oleh Gartner. Berdasarkan laporan dari perusahaan riset tersebut, teknologi ini diciptakan untuk membuat pengalaman pengguna yang lebih personal.
Menurut Gartner, teknologi ini dapat disebut sebagai 'emotion AI'. Meski belum banyak dikembangkan, potensi dari teknologi ini sangat besar, mengingat menawarkan pengalaman pengguna yang lebih alami.
"Menambahkan kemampuan membaca emosi, memerlukan data yang dikumpulkan dari ekspresi wajah, intonasi suara, dan pola kebiasaan," ujar perusahaan tersebut.
Advertisement
Huawei Bakal Jadi yang Pertama Rilis Smartphone Lipat
Di sisi lain, Huawei juga memiliki rencana lain terutama mengenai smartphone lipat. Menurut laporan baru, Huawei akan menjadi yang pertama di dunia mengumumkan smartphone lipat, bukan Samsung seperti yang banyak diberitakan sebelumnya.
Dilansir Phone Arena, Senin (16/4/2018), Huawei selangkah lebih maju dibandingkan Samsung soal pengembangan layar yang bisa dilipat. Perusahaan asal Tiongkok itu dilaporkan berencana mengumumkan smartphone tersebut pada November 2018.
Jika Huawei terbukti mengumumkan smartphone tersebut pada November, perusahaan akan menyandang gelar sebagai yang pertama menghadirkan perangkat itu. Di sisi lain, Samsung berencana mengumumkan smartphone lipat pada awal tahun depan.
Selain Huawei dan Samsung, masih ada sejumlah vendor lain yang dilaporkan tertarik menghadirkan smartphone lipat. Salah satunya adalah Apple. Huawei, Samsung, dan Apple sendiri merupakan tiga vendor smartphone terbesar di dunia.
Adapun menurut sumber internal LG, Apple tengah menyiapkan purwarupa layar lipat. Namun, sejauh ini belum ada konfirmasi tentang waktu peluncuran smartphone lipat tersebut.
(Dam/Ysl)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: