Sukses

5 Negara dengan Jumlah Pengguna Media Sosial Terbanyak, Indonesia Berapa?

Pengguna Indonesia tampaknya tidak gentar dengan skandal data yang menimpa Facebook. Terbukti, warga Indonesia tetap menjadi pengguna teratas media sosial.

Liputan6.com, Jakarta - Hootsuite merilis laporan digital dalam skala global yang menjaring beragam aktivitas yang terjadi di Internet, salah satunya negara-negara yang hobi memakai media sosial. 

Dilansir The Next Web, Selasa (24/4/2018), hasilnya ditemukan Indonesia ada di dalam daftar pengguna paling banyak yang memakai media sosial Facebook dan Twitter.

Berikut data lima besar pengguna media sosial terkenal dari seluruh dunia per April 2018.

Jumlah pengguna Facebook:

1. India: 270 juta

2. Amerika Serikat (AS): 240 juta

3. Indonesia: 140 juta

4. Brazil: 130 juta

5. Mexico: 85 juta

Dalam skala negara, Indonesia ada di nomor tiga, sementara dalam skala kota, Jakarta adalah kota terbesar nomor dua di dunia yang memakai Facebook. Tercatat ada 20 juta orang memakai Facebook di Jakarta.

Meski penduduk Jakarta hanya 10 juta, tetapi mungkin angka 20 juta akibat adanya warga kota sekitar Jakarta yang sehari-hari beraktivitas di ibukota. Sekadar informasi, kota dengan pengguna Facebook tertinggi adalah Bangkok dengan 25 juta pengguna.

Berikutnya adalah jumlah pengguna Instagram:

1. AS: 120 juta

2. Brazil: 61 juta

3. India: 59 juta

4. Indonesia: 56 juta

5. Turki: 34 juta

Untuk media sosial Twitter, ternyata pengguna Indonesia tidak masuk lima besar. Yang masuk lima besar justru penduduk Jepang dan Arab Saudi yang masing-masing memiliki 50,9 juta dan 10,8 juta pemakai Twitter.

Indonesia berada di peringkat 12 dengan jumlah pengguna 6,6 juta, diikuti dengan Filipina (5,6 juta pengguna), dan Korea Selatan (5,3 juta pengguna).

 

 

2 dari 3 halaman

Jokowi Ingin Menyebar Optimisme di Media Sosial

Pengguna media sosial tidak hanya anak muda, bahkan Presiden RI pun turut aktif.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang aktif di Facebook, Twitter, dan Instagram menginginkan agar pesan yang optimis dapat disebarluaskan di media sosial.

"Media yang kita pakai, isilah dengan optimisme. Jangan isi yang hoax, fitnah, atau saling mencemooh. Itu harus ditinggalkan untuk melompat ke arah yang lebih baik," kata Jokowi dalam acara dialog Presiden dengan konten kreator XYZ 2018 di Istana Bogor.

Ini bukan pertama kalinya Jokowi bertemu dengan figur dari media sosial, pada 2017 lalu Jokowi pernah mengundang pegiat media sosial untuk buka puasa di Istana Negara.

3 dari 3 halaman

Di Uganda Media Sosial Malah Kena Pajak

Bila di negara lain kita hanya perlu membeli paket data untuk memakai media sosial, tapi di Uganda mereka harus bayar pajak bila mau menikmati media sosial.

Menurut Menteri Keuangan Uganda, Matia Kasaija, pajak ini akan dibebankan pada pengguna WhatsApp, Twitter, dan Facebook. Adapun pajak yang ditarik pemerintah adalah 200 shiling (Rp 747).

"Kami berencana mengumpulkan lebih banyak uang untuk menjamin keamanan negara dan menyediakan pasokan listrik lebih banyak. Dengan demikian, masyarakat dapat menikmati media sosial lebih sering dan nyaman," tuturnya.

Dikutip dari Reuters, aturan pajak media sosial ini akan mulai diberlakukan pada Juli 2018 untuk meningkatkan kas negara. Kendati demikian, rencana ini ditentang sejumlah elemen masyarakat.

Salah satu yang menyuarakan penolakan adalah aktivis hak asasi manusia dan blogger, Rosebell Kagumire. Ia menuturkan, aturan ini tak lebih dari upaya untuk menekan kebebasan berekspresi.

Keberadaan aturan ini juga disebut bertentangan dengan kondisi yang ada di Afrika saat ini. Alasannya, menurut kelompok advokasi World Wide Web Foundation, biaya internet di Afrika termasuk yang paling tinggi.

Selain Uganda, negara Afrika lain yang juga menerapkan aturan serupa adalah Tanzania. Di negara tersebut, pemerintah mewajibkan warga negara pemilik blog atau situs membayar biaya lisensi tahunan sebesar 1 juta shilings (Rp 6 juta).

(Tom/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: