Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah dan publik Indonesia geger akibat bocornya percakapan antara Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno dan Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir yang diduga sedang membahas bagi-bagi keuntungan.
Melihat kasus yang disinyalir sebagai penyadapan tersebut, pakar siber Pratama Persadha menyayangkan kurangnya pemahaman pejabat terhadap keamanan informasi.
Advertisement
Baca Juga
"Memang security awareness (kesadaran keamanan) dari pejabat masih sangat lemah. Padahal saat ini begitu banyak aplikasi untuk menyadap dan yang bisa melakukannya bukan penegak hukum saja," ucap Pratama ketika dihubungi Tekno Liputan6.com via telepon, Minggu (29/4/2018) di Jakarta.
Pratama menyebut penyadapan telepon yang diduga menjerat Menteri dan Dirut PLN adalah hal yang darurat, sebab pejabat penting seperti mereka pastinya memiliki informasi yang amat berbahaya bila bocor.
"Perang zaman sekarang itu melalui informasi. Ada pihak negara lain yang getol mencari informasi untuk melakukan penetrasi, salah satunya di ranah ekonomi," imbuhnya.
Di Indonesia sendiri yang berwenang melakukan penyadapan adalah badan-badan hukum seperti KPK dan polisi (lewat lawful interception), tetapi zaman sekarang makin banyak cara yang membuat orang dapat mengintai lokasi dan konten dari perangkat orang lain yang disadap dengan cara ilegal.
Lebih lanjut, Pratama pun menyayangkan bahwa di Indonesia sendiri penyadapan masih ada di area abu-abu sebab belum ada hukum yang mengatur secara komprehensif.
Pejabat Harus Bersinergi dengan Badan Siber
Indonesia baru saja memiliki Badan Siber dan Sandi (BSSN) negara yang dibentuk Presiden Joko Widodo pada Januari 2018 yang memantau tindak kejahatan di dunia siber.
Pratama menyebut para menteri harusnya bisa bekerja sama dengan BSSN untuk melindungi komunikasi mereka.
"Malware penyadapan ini sulit untuk dideteksi, setahu saya yang bisa melakukan pendeteksian hanya BSSN. Para menteri harusnya memanfaatkan hal itu," kata pria yang juga dikenal sebagai chairman lembaga riset keamanan siber CISSReC ini.
Pihak BSSN dapat memeriksa perangkat komunikasi milik menteri secara berkala untuk mendeteksi adanya malware yang melakukan penyadapan.
Sebelumnya, kantor dan mobil dari Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman Luhut Pandjaitan juga pernah diinspeksi oleh BSSN untuk mencegah adanya tindakan hacker jahat seperti penyadapan.
(Tom/Isk)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:Â
Advertisement