Sukses

Dijual Rp 3,7 Juta, Samsung Pede Galaxy J7 Duo Taklukkan Xiaomi dan Asus

Samsung merilis smartphone kelas menengah terbarunya Galaxy J7 Duo yang dibanderol seharga Rp 3,7 juta dan optimistis bahwa perangkat itu akan menang bersaing dengan perangkat Xiaomi dan Asus.

Liputan6.com, Jakarta - Samsung baru saja merilis smartphone berkamera ganda terbarunya, Galaxy J7 Duo. Smartphone ini dibekali spesifikasi kelas menengah seperti prosesor Exynos seri 7 berkecepatan 1,6GHz, RAM 3GB dan memori internal 32GB.

Galaxy J7 Duo juga punya kamera utama 13MP dan 5MP dengan bukaan besar F1.9 sehingga bisa menghasilkan gambar dengan efek Bokeh melalui mode Live Focus.

Untuk kamera depan smartphone ini dibekali kamera 8MP juga dengan aperture F1.9 untuk hasil selfie yang lebih baik.

Untuk smartphone kelas menengah, Samsung membanderol Galaxy J7 Duo seharga Rp 3,699 juta. Padahal, merek lain menghadirkan spesifikasi lebih tinggi dengan harga yang lebih rendah.

Sebut saja Xiaomi Redmi Note 5 dengan prosesor Snapdragon 636, pilihan RAM hingga 4GB dan memori internal 64GB yang dibanderol Rp 3 juta.

Sementara Asus menjual perangkatnya, Zenfone Max Pro M1, juga dengan prosesor dan memori serupa Redmi Note 5 dengan harga Rp 2,8 juta.

Lalu, apa tanggapan Samsung saat smartphone baru-nya dianggap terlalu mahal?

Head of Product Marketing IM Business Samsung Electronics Indonesia Denny Galant mengatakan, perusahaan tidak mempermasalahkan hal tersebut, mengingat Samsung masih menjadi pemimpin pasar smartphone Indonesia.

"Sejauh ini, kami masih memimpin, dalam artian handset kamu paling dipilih konsumen. Tidak ada masalah, karena spirit kami, kembali lagi adalah pengalaman konsumen, artinya bagaimana kami memberikan yang terbaik untuk konsumen," katanya saat ditemui awak media usai peluncuran Galaxy J7 Duo di Jakarta, Kamis (3/5/2018).

2 dari 3 halaman

Tak Masalah Dianggap Mahal

Denny menambahkan, Samsung juga tidak mempermasahkan saat perangkatnya dibandingkan dengan perangkat merek lain.

"Dari Samsung kami tidak melihat itu sebagai perbandingan component by component. Kami tidak membandingkan ini baterainya sekian, itu baterai sekian, sebab perangkat ini adalah sebuah produk yang terintegrasi, experience-nya terintegrasi semuanya. Experience ini yang kami tawarkan ke konsumen," ujarnya.

Dengan penuh optimisme, Denny mengatakan, pada akhirnya setelah menggunakan, konsumen akan bisa merasakan perbedaannya.

"Kalau dibandingkan harga sebagai benchmark, enggak masalah karena pada akhirnya kami akan fokus ke apa yang kami perbaiki untuk konsumen kami. Mulai saat dipakai hingga layanan purnajualnya. Itu yang kami tekankan," tutur pria berkacamata ini.

3 dari 3 halaman

Mahal Itu Relatif

Samsung juga menganggap, soal harga perangkat yang terlampau mahal itu sifatnya relatif.

"Itu kan relatif, mahalnya dari sisi apa. Contoh, Galaxy J7 Duo, ada software Signal Max, itu enggak bisa dibandingkan dengan hal yang lain. Ini di luar hardware," katanya.

Denny menambahkan, Samsung tidak ingin terjebak dengan mengedukasi konsumen lewat perbandingan-perbandingan hardware tiap perangkat.

"Kami tidak ingin terjebak mengedukasi konsumen dengan membandingkan hardware, sebab ada banyak layanan lain. Misalnya Signal Max, Ultra Data Saving, layar Super Amoled yang tidak mengkonsumsi daya sebesar layar IPS, hingga Samsung Gift Indonesia, itu adalah hal-hal yang tidak dimiliki oleh device lain," katanya.

(Tin/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: