Sukses

Transaksi Harian Bukalapak Saat Ramadan Diprediksi Tembus Rp 250 Miliar

Puncak belanja online di Bukalapak berlangsung saat masyarakat sudah menerima Tunjangan Hari Raya (THR).

Liputan6.com, Jakarta - Kebiasaan belanja konsumen saat Ramadan dipastikan mengalami peningkatan dibandingkan hari-hari biasa.

Bukalapak sebagai salah satu pemain e-Commerce pun memperkirakan rata-rata nilai transaksi harian saat Ramadan bisa mencapai berkisar antara Rp 200 miliar dan Rp 250 miliar.

VP of Marketing Bukalapak, Bayu Syerli Rachmat, mengungkapkan rata-rata nilai transaksi harian Bukalapak saat Ramadan pada tahun lalu berkisar Rp 150 miliar hingga Rp 210 miliar. Terjadi peningkatan hingga tiga kali lipat dibandingkan rata-rata nilai transaksi pada hari biasa.

“Tahun lalu sehari-harinya rata-rata Rp 50 miliar sampai Rp 70 miliar, kalau Ramadan naik tiga kali lipat. Untuk tahun ini (Ramadan) bisa Rp 200 miliar sampai Rp 250 miliar,” tutur Bayu saat ditemui di kantor Google Indonesia, Jakarta, Kamis (3/5/2017).

Puncak belanja online di Bukalapak berlangsung saat masyarakat sudah menerima Tunjangan Hari Raya (THR), yang biasanya diberikan pada pekan ketiga Ramadan.

Pada periode itu, rata-rata nilai transaksi hariannya bisa tembus Rp 300 miliar. 

2 dari 2 halaman

Peningkatan Cukup Drastis

Menurut Bayu, jumlah transaksi menjelang Lebaran akan mengalami peningkatan cukup drastis. Produk yang terjual biasanya juga memiliki nilai tinggi, seperti smartphone dan perangkat elektronik. Namun, produk fashion juga tak kalah banyak.

“Penjualan lumayan meningkat saat THR sampai menjelang lebaran. Misalnya, smartphone, yang kisaran harga jualnya sejuta hingga dua jutaan,” katanya.

Melihat kasus-kasus sebelumnya, kata Bayu, Bukalapak selalu berusaha agar pelapak bisa memenuhi demand (permintaan) konsumen yang besar menjelang Ramadan. Bukalapak tidak ingin suplai sudah habis menjelang puncak transaksi saat Ramadan.

“Sebelum THR, kami memastikan listing produk sesuai prediksi permintaan. Biasanya kami bisa lihat seberapa besar permintaan dari riset yang dilakukan konsumen sebelumnya, tentang produk yang ingin mereka beli. Jadi kami berusaha memastikan agar suplai seimbang dengan permintaan konsumen,” ungkap Bayu.

(Din/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini