Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) kembali menyiapkan langkah baru untuk menangkis konten negatif yang ada internet, khususnya yang berhubungan dengan pornografi.
Kali ini, Kemkominfo akan membatasi hasil pencarian yang ditampilkan di internet. Dengan kata lain, hasil pencarian kata kunci yang berbau pornografi di internet tak akan dapat dimunculkan.
Menurut Dirjen Aplikasi Informatika Kemkominfo Samuel Abrijani Pangerapan, penerapan ini akan bekerja sama dengan penyedia jasa internet yang ada di Indonesia. Sebab, metode yang digunakan akan berbasis domain name system (DNS).
Advertisement
Baca Juga
“Saat ini pengujian masih dalam skala komunitas, kami ingin tahu apakah sistem ini dapat diterapkan secara nasional sehingga dengan menggunakan bantuan para operator. Kita kasih waktu untuk mengetahui responnya,” kata pria yang karib disapa Semmy ini.
Langkah ini, menurut Semuel, dilakukan karena hasil pencarian dari kata kunci berbau pornografi masih dapat muncul di laman gambar. Meskipun, hasil pencarian untuk situs sudah tak bisa diakses.
"Kalau kita melakukan pencarian, di hasil pencarian keseluruhan, URL memang tidak bisa diklik. Akan tetapi, kalau pindah ke image, hasil gambar itu masih muncul. Meski hasil sudah tidak bisa diakses, tapi hasil gambarnya sudah terlanjur muncul,” tandasnya.
Apabila berhasil, metode ini akan menjadi yang pertama diterapkan di Indonesia. Ia menuturkan sejumlah negara, seperti Tiongkok dan Timur Tengah.
"Kalau sudah diblok dari ujungnya, hasilnya (pencarian) pasti tak akan muncul," tuturnya mengakhiri pencarian.
Mesin Pengais Konten Negatif Kemkominfo
Selain metode ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) juga telah menerapkan mesin pengais (crawling) untuk menangkal konten negatif. Mesin tersebut sudah mulai aktif per 3 Januari 2018 atau hari ini.
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menuturkan, dengan mesin pengais konten negatif atau dinamakan AIS ini, pihaknya dapat mengecek konten negatif dengan cepat dan dalam volume yang besar.
Semuel menambahkan, dari hasil uji coba diketahui kecepatan mesin AIS dalam mencari situs porno jauh lebih cepat dibandingkan sebelumnya.
Ia berujar, mesin AIS ini bekerja sangat efektif dalam mencari konten negatif. Tak hanya itu, mesin ini dapat mengidentifikasi kategori dari sebuah konten negatif.
Dalam keterangan yang diterima Tekno Liputan6.com, Rabu (3/1/2018), mesin ini juga mampu mengetahui seberapa besar pengaruh suatu konten negatif terhadap dunia siber.
"Awal tahun 2018 (3 Januari 2018) mesin AIS akan diaktifkan untuk melakukan pencarian konten-konten negatif. Sekali mengais, mesin ini dapat memberikan hasil berupa jutaan URL atau tautan yang bisa langsung diklasifikasi," pungkasnya.
(Dam/Jek)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement