Liputan6.com, Jakarta - Grab baru saja menambah beberapa layanan baru. Tercatat, ada tiga layanan yang ditambahkan ke platform transportasi online tersebut, mulai dari GrabAssist, GrabCar Plus, dan GrabFamily.
Head of Grab Singapura, Lim Kell Jay, berkata alasan Grab menambah layanan baru tersebut tak lain karena ingin menyediakan variasi jasa transportasi online yang lebih merata ke semua kalangan penggunanya.
Sayang, Jay tak mengungkap apakah layanan ini bakal masuk ke Indonesia atau tidak. Faktanya, layanan Grab Sngapura lebih banyak ketimbang di Indonesia.
Advertisement
Baca Juga
Dilansir Business Insider pada Selasa (8/5/2018), GrabAssist merupakan layanan inklusif untuk membantu pengguna difabel dan pengguna dengan mobilitas tinggi menggunakan jasa Grab lebih nyaman.
Layanan ini akan menawarkan kendaraan yang bisa menampung kursi roda lipat, tongkat, atau juga skuter.
Menariknya, pengemudi GrabAssist juga akan dilatih untuk bisa membantu penumpang difabel keluar dari kendaraan dengan hati-hati. Pengemudi juga belajar untuk menghadapi pengguna yang menderita Dementia Alzheimer (kepikunan).
Sementara GrabCar Plus adalah layanan ekonomi premium yang akan menyediakan kendaraan mobil baru, di mana usianya tak kurang dari tiga tahun.
Mobil juga akan dilengkapi fasilitas lengkap, mulai dari charger, penyegar ruangan, dan boks tisu.
Terakhir GrabFamily. Layanan ini dikhususkan untuk membawa keluarga dengan anak-anak berusia satu hingga tiga tahun. Setiap kendaraan GrabFamily akan dilengkapi dengan kursi khusus balita dan beberapa fasilitas, seperti mainan dan tontonan khusus anak-anak.
Grab Angkat Bicara soal Monopoli Angkutan Online
Aksi korporasi Grab yang mengakuisisi bisnis Uber di Asia Tenggara belum lama ini, memicu anggapan publik kalau Grab kemungkinan bisa saja memonopoli bisnis transportasi online.
Pasalnya, bergabungnya semua elemen bisnis Uber ke Grab berpotensi memperkuat kapitalisasinya di Asia Tenggara, terlebih di Indonesia.
Menanggapi hal tersebut, Ridzki Kramadibrata selaku Managing Director Grab Indonesia, berkata kalau pihaknya secara terbuka berkomunikasi aktif dengan pemerintah soal anggapan ini. Dengan demikian, ia menegaskan Grab tidak akan melakukan monopoli bisnis.
"Kami akan berkomunikasi dengan pemerintah dan terbuka, kami tak akan melanggar apa pun (soal pelanggaran bisnis seperti monopoli) dan bersedia memberikan informasi yang dibutuhkan kepada pemerintah," ujar Ridzki kepada Tekno Liputan6.com di kantor Grab Indonesia, Jakarta, Jumat (6/4/2018) kemarin.
Advertisement
Diskusi dengan Pemerintah
Ridzki juga menanggapi imbauan Grab diinstruksikan untuk "bertransformasi" dari perusahaan aplikasi ke perusahaan transformasi.
Menurutnya, imbauan tersebut masih didiskusikan secara langsung dengan pemerintah. Jadi, untuk saat ini, ia tidak bisa membeberkan keputusannya.
"Saat ini kami sedang berdiskusi dan mendapatkan input dari mitra pengemudi apa dampak dan keuntungan yang didapat jika berubah menjadi perusahaan transportasi. Bagaimana pun, usulan pemerintah kami akan tanggapi dengan serius," pungkasnya.
(Jek/Isk)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Tuntut pembayaran dana insentif dan promo, ratusan pengemudi Grab motor di Medan, Sumut, lakukan unjuk rasa besar-besaran.