Liputan6.com, Jakarta - Startup asal Hong Kong Snapask mulai melebarkan sayap ke Indonesia. Produknya adalah aplikasi tutorial belajar yang membantu siswa mengerjakan tugas-tugasnya.
Dengan aplikasi Snapask, pengguna bisa mendapatkan pengalaman belajar layaknya diajar oleh tutor pribadi. Prinsipnya, Snapask mempertemukan antara siswa yang mengalami kesulitan mengerjakan soal dengan tutor.
Siswa yang memiliki kesulitan, misalnya dalam belajar matematika akan dipertemukan dengan tutor yang mahir dalam bidang matematika. Tutor itu kemudian akan mengajarkan cara untuk menjawab soal yang dianggap sulit oleh siswa dalam sebuah ruang obrolan.
Advertisement
Baca Juga
Snapask sudah hadir di Indonesia sejak enam bulan lalu. Kini, aplikasi itu sudah digunakan oleh 60.000 pelajar di Indonesia. Sementara, tutor yang membantu menjawab soal sebanyak 4.000 orang.
Selain di Indonesia, aplikasi Snapask juga hadir di berbagai negara Asia lainnya, seperti Hong Kong, Jepang, Korea, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Taiwan. Total pengguna Snapask di dunia kini mencapai 500 ribu pelajar.
Head of South East Asia Snapask Clement Tay mengatakan, saat ini 143 juta orang terhubung ke internet. 16,6 persen di antaranya berusia 13-18 tahun atau usia pelajar. Untuk itulah, Indonesia dianggap berpotensi besar bagi perkembangan Snapask. Buktinya, dalam enam bulan sudah ada 60.000 pelajar yang bergabung di aplikasi ini.
"Dengan Snapask, kami berharap siswa dapat belajar lebih percaya diri dan efisien dalam lingkungan yang lebih privat," katanya di Jakarta, Selasa (8/5/2018).
Â
Didukung Kecerdasan Buatan
Aplikasi Snapask didukung oleh machine learning yang mampu melakukan analisis profil terhadap masing-masing penggunanya. Dengan analisis profil ini, tiap siswa dengan berbagai kemampuan belajar yang berbeda bisa mendapatkan pengalaman belajar personal yang sesuai dengan kemampuannya.
Dengan aplikasi ini, pelajar Indonesia, kata Clement Tay, bisa memiliki kesempatan besar untuk merasakan pengalaman belajar personal sehingga lebih siap berkompetisi di tingkat dunia.
Cara menggunakan aplikasi Snapask pun cukup mudah, siswa hanya perlu mengunduh aplikasi di Google Play Store maupun Apple iTunes Store. Selanjutnya mereka akan diminta memasukkan nomor telepon.
Begitu nomor telepon dimasukkan, siswa akan menerima SMS berisi kode OTP (one time password) untuk verifikasi login. Selanjutnya siswa bisa memasukkan alamat email dan mengisi berbagai data. Misalnya jenjang pendidikan dan kelas, hingga pertanyaan yang ingin ditanyakan.
Metode pengiriman pertanyaan beragam, siswa bisa memotret soal yang dianggapnya sulit atau menuliskannya secara rinci. Begitu soal dimasukkan, Snapask akan mempertemukan siswa dengan tutor yang dianggap mampu menjawab pertanyaan.
Tutor bisa membantu menjawab melalui sebuah ruang obrolan. Metode penyelesaian soal bisa dilakukan melalui pengiriman pesan suara atau foto.
Menurut Clement Tay, waktu yang dibutuhkan siswa untuk mendapatkan tutor pun terbilang singkat, hanya satu menit saja sudah mendapatkan tutor yang kompeten di bidangnya.
Â
Advertisement
Biaya yang Terjangkau
Clement Tay mengatakan, setiap siswa yang mengajukan pertanyaan bisa diminta untuk membayar biaya tutor.
Siswa bisa memilih metode berlangganan, entah itu pay as you go atau membayar setelah satu sesi pertanyaan atau langganan bulanan.
Untuk satu soal, biasanya siswa akan dikenai biaya mulai Rp 4-10 ribu dengan lama sesi maksimal 10 menit.
Ada juga metode langganan bulanan yang yang berbeda-beda pembayarannya tergantung dari banyaknya pertanyaan. Misalnya untuk paket 50 soal siswa harus berlangganan sebesar Rp 475 ribu.
Kemudian untuk paket 99 soal, siswa harus membayar sebesar Rp 890 ribu. Terakhir, paket unlimited di mana siswa bebas menanyakan pertanyaan sebanyak-banyaknya dengan biaya langganan Rp 990 ribu.
(Tin/Ysl)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: