Liputan6.com, Jakarta - Rencana Uber menghadirkan layanan taksi terbang ternyata bukan sekadar angan-angan. Buktinya, perusahaan asal Amerika Serikat itu sudah mengungkapkan purwarupa dari kendaraan tersebut.
Dikutip dari Business Insider, Jumat (11/5/2018), taksi terbang ini akan mengusung desain kendaraan electric vertical take-off and landing (eVTOL). Berdasarkan tampilan yang diungkap, kendaraan ini dibekali dengan lima baling-baling.
Empat baling-baling yang tersedia digunakan untuk pesawat lepas landas dan mendarat. Komponen ini juga didukung dua rotor yang ditempatkan di bagian atas. Sementara baling-baling lain digunakan untuk bergerak maju.
Advertisement
Baca Juga
Rencananya, Uber akan melakukan uji coba perdana di Los Angeles dan Dubai pada 2020. Setelah itu, layanan yang diberi nama Uber Air ini akan mulai tersedia untuk umum pada 2028.
"Kami berpikir tranportasi yang ada di kota juga akan mengarah vertikal, dan kami ingin membuatnya menjadi kenyataan," tutur CEO Uber Dara Khosrowshahi.
Uber juga menyebut kelengkapan komponen yang ada kendaraan ini membuatnya lebih aman ketimbang helikopter tradisional.
Kendaraan ini mampu melaju dengan kecepatan hingga 241 km/jam dana menempuh jarak 96km dalam satu kali pengisian daya.
Meski akan dijalankan oleh pilot manusia, Uber berencana untuk menerbangkan kendaraan ini secara otonomos. Nantinya, satu kendaraan dapat mengangkut hingga empat penumpang sekaligus.
Kendati terlihat mahal, Uber memastikan tarif perjalanan dengan eVTOL ini tetap terjangkau oleh banyak orang. Dalam proyek ini, juga bekerja sama dengan NASA untuk mengembangkan sistem kontrol lalu lintas.
Uber Pamer Konsep Mobil Terbang
Uber sendiri baru saja memamerkan taksi terbang perdananya di Consumer Electronic Show (CES) 2018. Uber bermitra bersama perusahaan helikopter, Bell Helicopter, untuk mengembangkan konsep mobil terbang tersebut.
Taksi terbang Uber sebetulnya merupakan rangkaian dari proyek transportasi udara Uber, bernama Uber Elevate. Proyek bertujuan membangun jaringan kendaraan vertical take-off and landing (VTOL), sehingga memungkinkan layanan udara dapat diakses langsung.
Selain itu, layanan ini disebut-sebut dapat menawarkan biaya lebih murah sekaligus menjadi solusi kepadatan lalu lintas jalanan. Alasannya, kendaraan udara tak memerlukan rute perjalanan, sehingga alur perjalanan dapat disesuaikan.
"Sama seperti gedung pencakar langit yang memungkinkan kota menggunakan lahan terbatas secara efisien, transportasi udara di perkotaan dapat pula mengurangi kemacetan transportasi di jalanan," ujar Uber dalam keterangannya.
Advertisement
Digaungkan Sejak 2016
Ide mengenai mobil terbang sudah didengungkan Uber sejak 2016. Perusahaan yang kini digawangi Dara Khosrowshahi itu berencana menghadirkan mobil terbang yang dapat terbang dan mendarat secara vertikal di landasan pada gedung bertingkat.
Laporan Bloomberg menyebutkan Uber telah menggaet seorang veteran NASA untuk ikut mengembangkan mobil terbang. Veteran NASA bernama Mark Moore itu sudah resmi bergabung dengan Uber sekitar awal Februari 2017.
(Dam/Jek)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: