Sukses

Bocah Jatuh Tewas dari Eskalator Gara-Gara Ibu Asyik Selfie

CCTV merekam detik-detik mengerikan seorang bocah yang tewas jatuh dari eskalator di salah satu pusat perbelanjaan di India.

Liputan6.com, Rajasthan - Selfie sebetulnya boleh dilakukan kapan pun dan dimana saja, asal harus tahu aturan. Jika tidak, kejadiannya bisa seperti pada keluarga ini.

CCTV merekam detik-detik mengerikan seorang bocah yang tewas jatuh dari eskalator di salah satu pusat perbelanjaan di India.

Dari rekaman tersebut terlihat bocah ini jatuh dari gendongan ibunya yang sibuk selfie di atas eskalator bersama sang ayah. Sang ibu yang mengenakan pakaian berwarna oranye, kehilangan keseimbangan dan malapetaka pun terjadi.

Dilansir The Star, Kamis (17/5/2018), keluarga ini memutuskan untuk mengunjungi sebuah mal yang terletak di kawasan Rajasthan, India. Diketahui mereka baru saja mengantar sang anak untuk pemeriksaan kesehatan di klinik dekat mal tersebut.

Awalnya, mereka mengambil foto selfie di koridor sebelum menaiki eskalator. Sempat mondar-mandir, akhirnya ketiganya menaiki eskalator tersebut.

Para saksi mengatakan bahwa sang suami meminta istrinya untuk selfie saat berada di eskalator. Aksi selfie berujung maut tersebut yang menyebabkan ia kehilangan keseimbangan dan menjatuhkan bayinya dari lantai tiga.

Badan sang bayi sempat menghantam railing pengaman di sebelah eskalator sebelum akhirnya terjatuh dari ketinggian dan tewas. Rekaman CCTV juga merekam situasi horor kepanikan sesaat bocah perempuan tersebut terjatuh.

Peristiwa ini bisa menjadi pelajaran untuk masyarakat untuk tetap berhati-hati melakukan sesuatu. Selfie memang menyenangkan, namun jika dilakukan di tempat yang tidak tepat bisa saja akan mengakibatkan bencana.

 

2 dari 3 halaman

Selfie Berujung Maut Makin Meningkat

Berita kematian seseorang saat melakukan selfie cukup sering menghiasi media. Bahkan menurut sebuah studi baru berjudul "Me, Myself and My Killfie: Characterizing and Preventing Selfie Deaths”, 127 orang meninggal dunia dalam kurun waktu 29 bulan, saat ingin melakukan selfie di berbagai lokasi eksotis atau berbahaya.

Sebagian besar kasus kematian yang didata para peneliti berada di India, dimana 76 orang meninggal dunia. Di Amerika Serikat (AS) ada 8 orang meninggal dunia yang berhubungan dengan selfie atau disebut sebagai "selfie deaths".

Menurut para peneliti dari Carnegie Mellon University di Pennsylania dan dua universitas di India, faktor yang paling umum di balik selfie deaths adalah lokasi tinggi seperti gedung atau pegunungan. Faktor lain adalah kereta api.

"Kami menemukan bahwa melakukan selfie di rel kereta api adalah sebuah tren. Tren ini meyakini bahwa postingan di atas atau samping rel kereta api dengan teman baik mereka dianggap sebagai hal yang romantis dan simbol pertemanan tiada akhir," demikian penjelasan yang tertulis di dalam penelitian tersebut.

Para peneliti menemukan total delapan faktor di balik kematian, termasuk senjata, kendaraan, listrik dan binatang. Setidaknya ada lima orang, tiga di AS dan dua di Rusia, meninggal dunia saat akan melakukan selfie menggunakan senjata.

3 dari 3 halaman

Selfie Deaths

Menurut studi, referensi awal mengenai selfie deaths dipublikasikan pada Maret 2014. Sejak itu, total ada 15 kasus yang dihitung sampai 2014, diiikuti 39 pada tahun lalu dan 73 sampai September tahun ini.

Studi itu juga menyebutkan bahwa selfie bukan hanya membahayakan bagi orang yang mengambil gambar. Dari 127 orang yang meninggal dunia, 24 insiden diantaranya melibatkan beberapa nyawa hilang bersamaan.

Salah satunya adalah insiden di dekat Mangrul Lake di Kuhi, India, 7 dari 10 orang yang ada di perahu meninggal dunia saat sedang berusaha mengambil gambar selfie mereka.

Selain itu, studi itu juga mengungkapkan lelaki lebih cenderung melakukan selfie yang berbahaya yaitu sebanyak 76 persen dari total 127 orang yang meninggal dunia.

Selain itu, lebih dari 70 persen korban dalam studi ini berumur 24 tahun atau lebih muda. Hal ini menunjukkan bahwa selfie secara khusus sangat populer di kalangan millennial.

"Selfie telah menjadi simbol kebebasan berekspresi dan orang-orang sering menggambarkan sisi petualang mereka dengan mengunggah selfie yang gila. Ini terbukti hal yang berbahaya," tulis para peneliti, seperti dilansir New York Post, Rabu (23/11/2016).

Reporter: Muhammad Bimo Aprilianto

Sumber: Merdeka.com

(Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: