Sukses

Uber Bakal Bangun 'Pabrik' Taksi Terbang di Paris

Pabrik yang dimaksud adalah pusat pengembangan, riset, dan teknologi taksi terbang.

Liputan6.com, Paris - Setelah melepas bisnisnya di Asia Tenggara, Uber kini justru berambisi menjajal peruntungannya di lahan lain dengan mengembangkan proyek ambisiusnya, yaitu taksi terbang.

Bahkan, perusahaan transportasi online asal Negeri Paman Sam tersebut diketahui tengah bersiap akan membangun pusat pengembangan, riset, dan teknologi taksi terbang di Paris.

Pusat taksi terbang yang termasuk ke dalam proyek bernama "Uber Elevate Project" ini diklaim akan menjadi pusat aktivitas pengembangan pertama yang dibangun di luar Amerika Serikat.

Dilansir The Verge pada Sabtu (26/5/2018), Uber mengungkap perusahaan akan menggelontorkan dana sebanyak US$ 23,4 juta (setara dengan Rp 330 miliar) untuk pembangunan pusat tersebut.

Nanti, pusat ini akan berkutat pada pengembangan teknologi yang membekali taksi terbang, seperti algoritma berbasis kecerdasan buatan untuk mendukung sistem kontrol trafik udara.

Dalam pembangunan pusat ini, Uber juga akan bekerja sama dengan École Polytechnique, sekolah teknik Perancis yang berlokasi di selatan Paris.

Adapun selain pengembangan di atas, Uber lebih lanjut akan menciptakan sejumlah teknologi baru untuk taksi terbang, seperti model taksi terbang berbasis machine learning, serta akan mengatur regulasi lalu lintas udara dengan beberapa regulator seperti EASA (European Aviation Safety Agency).

"Membangun masa depan kota kita tentu membutuhkan pikiran terbaik untuk bisa mengembangkan taksi terbang ini," ujar CEO Uber Dara Khosrowshahi .

"Dengan teknisi kelas dunia terbaik yang juga andal dalam dunia penerbangan, Prancis merupakan salah satu tempat terbaik untuk kami bisa mengembangkan inisiatif Uber Elevate," lanjutnya.

2 dari 3 halaman

Taksi Terbang Uber Janjikan Tarif Murah

Rencana Uber menghadirkan layanan taksi memang bukan sekadar angan-angan. Buktinya, perusahaan asal Amerika Serikat itu sudah mengungkapkan purwarupa dari kendaraan tersebut.

Dikutip dari Business Insider, Jumat (11/5/2018), taksi terbang ini akan mengusung desain kendaraan electric vertical take-off and landing (eVTOL). Berdasarkan tampilan yang diungkap, kendaraan ini dibekali dengan lima baling-baling.

Empat baling-baling yang tersedia digunakan untuk pesawat lepas landas dan mendarat. Komponen ini juga didukung dua rotor yang ditempatkan di bagian atas. Sementara baling-baling lain digunakan untuk bergerak maju.

Rencananya, Uber akan melakukan uji coba perdana di Los Angeles dan Dubai pada 2020. Setelah itu, layanan yang diberi nama Uber Air ini akan mulai tersedia untuk umum pada 2028.

"Kami berpikir tranportasi yang ada di kota juga akan mengarah vertikal, dan kami ingin membuatnya menjadi kenyataan," tutur CEO Uber Dara Khosrowshahi.

Uber juga menyebut kelengkapan komponen yang ada kendaraan ini membuatnya lebih aman ketimbang helikopter tradisional.

Kendaraan ini mampu melaju dengan kecepatan hingga 241 km/jam dana menempuh jarak 96km dalam satu kali pengisian daya.

Meski akan dijalankan oleh pilot manusia, Uber berencana untuk menerbangkan kendaraan ini secara otonomos. Nantinya, satu kendaraan dapat mengangkut hingga empat penumpang sekaligus.

Kendati terlihat mahal, Uber memastikan tarif perjalanan dengan eVTOL ini tetap terjangkau oleh banyak orang. Dalam proyek ini, juga bekerja sama dengan NASA untuk mengembangkan sistem kontrol lalu lintas.

3 dari 3 halaman

Uber Pamer Konsep Taksi Terbang

Uber sendiri baru saja memamerkan taksi terbang perdananya di Consumer Electronic Show (CES) 2018. Uber bermitra bersama perusahaan helikopter, Bell Helicopter, untuk mengembangkan konsep mobil terbang tersebut. 

Taksi terbang Uber sebetulnya merupakan rangkaian dari proyek transportasi udara Uber, bernama Uber Elevate. Proyek bertujuan membangun jaringan kendaraan vertical take-off and landing (VTOL), sehingga memungkinkan layanan udara dapat diakses langsung.

Selain itu, layanan ini disebut-sebut dapat menawarkan biaya lebih murah sekaligus menjadi solusi kepadatan lalu lintas jalanan. Alasannya, kendaraan udara tak memerlukan rute perjalanan, sehingga alur perjalanan dapat disesuaikan.

"Sama seperti gedung pencakar langit yang memungkinkan kota menggunakan lahan terbatas secara efisien, transportasi udara di perkotaan dapat pula mengurangi kemacetan transportasi di jalanan," ujar Uber dalam keterangannya.

(Jek/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: