Sukses

Vendor Smartphone Ternyata Juga Bisa Akses ke Data Pengguna Facebook

Bukan hanya konsultan politik Cambridge Analytica, vendor smartphone dilaporkan mendapatkan akses data pengguna Facebook.

Liputan6.com, Jakarta - Pada 2015, Facebook menghentikan pengembang aplikasi pihak ketiga untuk mendapatkan akses data-data pribadi pengguna di Facebook.

Dibuktikan dari skandal Cambridge Analytica, perilaku penyalahgunaan data berimbas pada mimpi buruk terkaur kerahasiaan data pengguna.

Namun berdasarkan sebuah laporan baru, vendor smartphone dan tablet disebut-sebut juga mendapatkan akses ke data pengguna Facebook.

Berdasarkan laporan The New York Times, jejaring sosial raksasa tersebut memiliki kemitraan terkait akses berbagi data dengan 60 vendor smartphone.

Dikutip Tekno Liputan6.com dari Mashable, Selasa (5/6/2018), vendor seperti Apple, Amazon, BlackBerry, Samsung, dan lain-lain termasuk ke vendor smartphone yang bermitra dengan Facebook. Parahnya sampai saat ini perjanjian kerja sama itu masih berlangsung.

Kemitraan ini memberi izin kepada fitur Facebook untuk terintegrasi dengan perangkat terintegrasi (API) memungkinkan pengguna Apple dan lain-lain untuk menelepon teman-teman Facebook mereka.

Integrasi semacam itu mungkin dibutuhkan saat smartphone tidak memiliki spesifikasi yang memadai untuk menjalankan aplikasi Facebook.

Times mencatat, Facebook tidak memperlakukan vendor smartphone sebagai pihak ketiga yang memungkinkan para vendor mengakses data tanpa persetujuan dari pengguna itu sendiri.

2 dari 3 halaman

Bisa Ambil Data Tanpa Izin Pengguna

Lebih lanjut, sejumlah manufaktur dapat mengambil data teman pengguna meskipun pengguna memilih untuk tidak membagikan informasi mereka dengan pihak luar.

Sejak April, Facebook pun disebut-sebut sudah mengakhiri kemitraan dengan pembuat perangkat.

"Ini seperti memasang kunci pintu hanya untuk mengetahui tukang kunci juga memberikan kunci kepada semua temannya, sehingga mereka bisa masuk dan merampas barang-barang Anda tanpa perlu meminta izin," kata mantan Kepala Federal Trade Commission, Ashkan Soltani, yang kini menjadi konsultan penelitian dan privasi.

Temuan ini berpotensi bertentangan dengan kesepakatan Facebook yang dibuat dengan FTC pada 2011.

Saat itu, Facebook diminta untuk memastikan pihaknya mendapat persetujuan dari pengguna jika ada data pengguna yang dibagikan di luar pengaturan privasi yang dipilihnya.

Facebook menanggapi laporan ini dengan menyebut, perusahaan tidak setuju dengan isu ini. Menurut Facebook, dengan API yang terintegrasi di perangkat, pihaknya masih bisa mengendalikan perjanjian dengan ketat sejak awal. Facebook berkilah, hal ini beda dengan yang terjadi di Cambridge Analytica.

3 dari 3 halaman

Sanggahan Facebook

VP Product Partnership Facebook Ime Archibong dalam unggahan blog mengatakan, penandatanganan kemitraan ini mencegah agar informasi pengguna Facebook digunakan untuk tujuan lain selain meningkatkan pengalaman pengguna saat memakai Facebook.

"Mitra tidak dapat mengintegrasi fitur Facebook pengguna dengan perangkat mereka tanpa izin pengguna. Mitra dan tim engineering menyetujui pengalaman Facebook yang dibangun oleh perusahaan," tulis Archibong.

Archibong mengatakan, bertentangan dengan klaim The New York Times, informasi teman seperti foto hanya bisa diakses di perangkat saat orang memutuskan untuk membagikan informasi mereka dengan teman-teman yang dimaksud.

"Kami tidak mengetahui terkait adanya kemungkinan penyalahgunaan oleh perusahaan-perusahaan ini," tulisnya.

Sayang, saat dimintai komentar, baik Samsung dan Apple menolak berkomentar soal hal ini.

(Tin/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: