Sukses

Tim Cook Bantah Apple Terlibat Praktik Berbagi Data dengan Facebook

CEO Apple, Tim Cook, membantah laporan New York Times yang menyebutkan perusahaannya terlibat dalam praktik berbagi data dengan Facebook.

Liputan6.com, Jakarta - CEO Apple, Tim Cook, membantah laporan New York Times yang menyebutkan perusahaannya terlibat dalam praktik berbagi data dengan Facebook. Ia menegaskan Apple tidak pernah menerima atau meminta data yang disebutkan dalam laporan tersebut.

"Berbagai hal yang disebutkan dalam artikel Times tentang status hubungan dan semua hal terkait itu, sangat asing bagi kami. Kami tidak pernah menerima atau meminta data tersebut sama sekali," ungkap Cook seperti dikutip dari Phone Arena, Rabu (6/6/2018).

Dijelaskannya, segala hal yang dilakukan Apple bertujuan untuk memperkuat sistem operasi (OS) besutannya, tanpa harus berbagi data pengguna.

"Apa yang kami lakukan adalah mengintegrasikan kemampuan untuk berbagi dalam sistem operasi, menyederhanakan cara berbagi foto dan hal semacam itu. Kami tidak berada dalam bisnis data. Kami tidak pernah ada di dalam bisnis data," tutur Cook.

Ini bukan kali pertama Cook mengomentari kebijakan berbagi data Facebook.

"Saya tidak akan berada di situasi seperti ini. Kami bisa saja menghasilkan banyak uang jika konsumen adalah produk kami, tapi kami memilih tidak melakukannya," ungkap Cook saat mengomentari Facebook beberapa waktu lalu.

Cook dikenal luas menjunjung tinggi privasi, dengan menyebut hal tersebut sebagai hak asasi manusia yang fundamental. Ia berani berbicara di depan publik tentang model bisnis perusahaan-perusahaan teknologi, termasuk Facebook, yang mendapatkan keuntungan dari iklan berbasis pada data pribadi para penggunanya.

2 dari 3 halaman

Facebook Berbagi Data dengan 60 Produsen Perangkat

New York Times pada Minggu (3/6/2018), mengutip pernyataan dari sumber internal Facebook, melaporkan bahwa Facebook memiliki kerja sama berbagi data dengan sedikitnya 60 produsen perangkat, termasuk Apple, Amazon, BlackBerry, Microsoft dan Samsung, selama satu dekade terakhir. Kerja sama ini dimulai sebelum berbagai aplikasi milik Facebook tersedia luas di smartphone.

Kerja sama ini tidak hanya bisa membuat Facebook memperluas jangkauannya, tapi produsen perangkat juga bisa menyuguhkan berbagai fitur populer dari jejaring sosial tersebut, seperti messaging, tombol "like" dan buku alamat. Namun, sumber internal Facebook tidak menjelaskan cakupan kerja sama tersebut.

Melalui kerja sama tersebut, Facebook mengizinkan perusahaan-perusahaan perangkat mengakses data teman-teman pengguna tanpa persetujuan eksplisit mereka.

Berdasarkan temuan New York Times, sejumlah produsen perangkat bisa mengambil informasi pribadi, bahkan dari teman-teman pengguna yang yakin bahwa mereka telah melarang berbagai bentuk pembagian.

3 dari 3 halaman

Sanggahan Facebook

VP Product Partnership Facebook, Ime Archibong, melalui pernyataanya di blog mengatakan, penandatanganan kemitraan ini mencegah agar informasi pengguna Facebook digunakan untuk tujuan lain, di luar meningkatkan pengalaman pengguna saat memakai Facebook. Namun, semua ini hanya bisa dilakukan dengan izin pengguna.

"Mitra tidak dapat mengintegrasikan fitur Facebook pengguna dengan perangkat mereka tanpa izin. Mitra dan tim engineering menyetujui pengalaman Facebook yang dibangun oleh perusahaan," tulis Archibong.

Pernyataan Archibong ini bertentangan dengan klaim The New York Times. Menurutnya, informasi teman seperti foto, hanya bisa diakses di perangkat saat pengguna memutuskan untuk membagikan informasi mereka dengan teman-teman yang dimaksud.

"Kami tidak mengetahui terkait adanya kemungkinan penyalahgunaan oleh perusahaan-perusahaan ini," tulisnya.

(Din/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: