Liputan6.com, Jakarta - Seorang hacker diduga telah mendapatkan akses ke sistem Apple yang digunakan oleh staf perusahaan untuk mengelola perbaikan dan layanan purna jual.
Sistem Apple ini digunakan untuk menyimpan informasi akun pelanggan-pelanggan Apple dan merupakan bagian dari jaringan Apple Global Service Exchange (GSX).
Mengutip laman Softpedia, Kamis (7/6/2018), hacker tersebut mengklaim bahwa dirinya telah menjual akses ke tool Apple itu setidaknya kepada 20 orang tiap harinya.
Advertisement
Baca Juga
Kendati demikian, belum ada bukti apakah klaim hacker itu benar atau hanya omong kosong. Terlebih, tidak ada bukti yang menyebutkan kapan pelangganan data itu terjadi.
Berbagai informasi yang dibobol antara lain, model, seri, dan tipe Apple Watch beserta serial number-nya. Meskipun begitu, tidak ada detail akun terhubung dengan perangkat yang dimaksud.
Saat ditanya detail peretasan itu, si hacker menolak untuk menyediakan info lebih rinci. Tidak ada keterangan seperti screenshot yang membuktikan apakah peretasan benar-benar telah berlangsung.
Pada sisi lain, sumber terdekat sistem Apple menyebutkan, screenshot yang diduga ditawarkan oleh hacker bukannya layanan yang kini digunakan untuk perusahaan.
Mereka meyakini, informasi yang disertakan pada tool tersebut hanya bersifat umum, bukan detail informasi pelanggan aktual.
Â
Apple Enggan Berkomentar
Apple sendiri menolak berkomentar terkait adanya kemungkinan peretasan. Namun untuk saat ini memang belum ada bukti yang terpercaya bahwa sistem Apple telah diretas.
Satu hal yang jadi pertanyaan adalah bagaimana peretas berhasil mendapatkan akses ke sistem uji coba Apple tersebut.
Memang tidak berarti benar-benar ada peretasan, tetapi mengambil tool pengembangan Apple tentunya bukanlah hal mudah.
Khusus untuk pengguna, sampai saat ini harusnya tidak ada alasan untuk khawatir si peretas mendapatkan informasi pelanggan.
Advertisement
Bos Apple Bantah Berbagi Data dengan Facebook
Sebelumnya, CEO Apple Tim Cook, membantah laporan New York Times yang menyebutkan perusahaannya terlibat dalam praktik berbagi data dengan. Ia menegaskan Apple tidak pernah menerima atau meminta data yang disebutkan dalam laporan tersebut.
"Berbagai hal yang disebutkan dalam artikel Times tentang status hubungan dan semua hal terkait itu, sangat asing bagi kami. Kami tidak pernah menerima atau meminta data tersebut sama sekali," ungkap Cook seperti dikutip dari Phone Arena.
Dijelaskannya, segala hal yang dilakukan Apple bertujuan untuk memperkuat sistem operasi (OS) besutannya, tanpa harus berbagi data pengguna.
"Apa yang kami lakukan adalah mengintegrasikan kemampuan untuk berbagi dalam sistem operasi, menyederhanakan cara berbagi foto dan hal semacam itu. Kami tidak berada dalam bisnis data. Kami tidak pernah ada di dalam bisnis data," tutur Cook.
Ini bukan kali pertama Cook mengomentari kebijakan berbagi data Facebook.
"Saya tidak akan berada di situasi seperti ini. Kami bisa saja menghasilkan banyak uang jika konsumen adalah produk kami, tapi kami memilih tidak melakukannya," ungkap Cook saat mengomentari Facebook beberapa waktu lalu.
Cook dikenal luas menjunjung tinggi privasi, dengan menyebut hal tersebut sebagai hak asasi manusia yang fundamental.
Ia berani berbicara di depan publik tentang model bisnis perusahaan-perusahaan teknologi, termasuk, yang mendapatkan keuntungan dari iklan berbasis pada data pribadi para penggunanya.
(Tin/Isk)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: