Liputan6.com, Kabul: Peralatan miter paling canggih yang digunakan oleh militer Amerika Serikat saat beroperasi di Afghnistan juga tidak luput dari serangan virus. Seperti dilansir dari TGdaily, Sabtu (8/10), Predator dan Reaper drone dikerahkan di Afghanistan dan zona perang lainnya terkena virus komputer.
Virus itu menyebabkan pesawat tak berawak tersebut tidak bisa digunakan dengan mengunakan password. Setiap prajurit AS mencoba untuk masuk ke dalam jaringan, virus itu membuat log out. Sumber militer mengklaim, beruntung virus belum masuk ke dalami informasi rahasia. Namun, virus tersebut telah berhasil menahan berbagai cara untuk menghapusnya dari jaringan komputer di Pangkalan Angkatan Udara Creech di Nevada, AS. Militer AS biasanya berinvestasi banyak dalam melindungi dan pemantauan sistem dari ancaman counter dan menjamin keamanannya, yang mencakup respon komprehensif terhadap virus, worm, dan malware lain.
"Itu menimbulkan kemungkinan, setidaknya, bahwa data rahasia mungkin telah terdeteksi oleh keylogger Kemudian ditransmisikan melalui Internet publik untuk seseorang di luar rantai komando militer," jelas Noah Shachtman, salah seorang penjaga Ruang Rahasia Pangkalan Militer.
Spesialis keamanan jaringan militer mengatakan tidak yakin apakah virus dan keylogger nya sengaja masuk atau karena kecelakaan. Beberapa spekulasi mungkin menjadi bagian umum dari malware yang hanya terjadi untuk membuat jalan ke jaringan sensitif komputer. Para spesialis tidak dapat menentukan seberapa jauh virus telah menyebar. Tapi, mereka yakin malware telah mempengaruhi kedua sistem yang diklasifikasikan. (Xinhua-OANA/ARI)
Â
Virus itu menyebabkan pesawat tak berawak tersebut tidak bisa digunakan dengan mengunakan password. Setiap prajurit AS mencoba untuk masuk ke dalam jaringan, virus itu membuat log out. Sumber militer mengklaim, beruntung virus belum masuk ke dalami informasi rahasia. Namun, virus tersebut telah berhasil menahan berbagai cara untuk menghapusnya dari jaringan komputer di Pangkalan Angkatan Udara Creech di Nevada, AS. Militer AS biasanya berinvestasi banyak dalam melindungi dan pemantauan sistem dari ancaman counter dan menjamin keamanannya, yang mencakup respon komprehensif terhadap virus, worm, dan malware lain.
"Itu menimbulkan kemungkinan, setidaknya, bahwa data rahasia mungkin telah terdeteksi oleh keylogger Kemudian ditransmisikan melalui Internet publik untuk seseorang di luar rantai komando militer," jelas Noah Shachtman, salah seorang penjaga Ruang Rahasia Pangkalan Militer.
Spesialis keamanan jaringan militer mengatakan tidak yakin apakah virus dan keylogger nya sengaja masuk atau karena kecelakaan. Beberapa spekulasi mungkin menjadi bagian umum dari malware yang hanya terjadi untuk membuat jalan ke jaringan sensitif komputer. Para spesialis tidak dapat menentukan seberapa jauh virus telah menyebar. Tapi, mereka yakin malware telah mempengaruhi kedua sistem yang diklasifikasikan. (Xinhua-OANA/ARI)
Â