Liputan6.com, Jakarta - Selain gerhana bulan total, bakal ada fenomena alam lain yang juga langka pada akhir Juli 2018. Ya, tepat pada tanggal 31 Juli 2018, Mars akan berada di jarak terdekatnya dengan Bumi.
Mengutip laporan Space, Selasa (3/7/2018), Planet Merah akan mencapai orbit bernama oposisi, di mana Mars akan berada tepat di seberang Matahari, dan satu garis lurus dengan Bumi.
Mars akan berada dalam jarak terdekatnya dengan Bumi selama 15 tahun terakhir. Sebagaimana diketahui, Bumi dan Mars mengorbit Matahari pada jarak yang berbeda.
Advertisement
Baca Juga
Karena Bumi lebih dekat dengan Matahari, masa orbitnya lebih cepat dari Mars. Hampir tiap dua tahun sekali, Matahari, Bumi, dan Mars berada di satu garis lurus terhadap satu sama lain atau yang disebut oposisi.
Tahun ini, oposisi terjadi pada 27 Juli 2018 dan waktu Mars paling dekat dengan Bumi adalah pukul 7:50 GMT atau pukul 14:50 WIB tanggal 31 Juli.
Mars akan tampak sangat terang di langit, bahkan merupakan penampakan paling terang sejak 2003, saat Mars berada dalam jarak terdekatnya dengan Bumi selama 60 ribu tahun terakhir.
Menurut lembaga antariksa Amerika Serikat NASA, pada 2003, jarak Mars dengan Bumi sejauh 56 juta kilometer.
Sementara pada 31 Juli nanti, jarak Mars dengan Bumi sejauh 57,6 juta km. Dengan jarak tersebut, Mars bakal terlihat 10 kali lebih terang dibandingkan biasanya.
Tak Sebesar Penampakan Bulan Purnama
Menurut laman EarthSky.org, saat ini Mars terlihat di langit tenggara pada pertengahan malam hingga akhir konstelasi Capricornus. Planet Mars akan terlihat paling terang antara 21 Juli dan 3 Agustus.
Selain itu, matahari akan mulai terbenam lebih awal saat itu sehingga akan lebih mudah melihat Mars di langit.
Kendati begitu, jangan berharap Mars bakal bisa dilihat sebesar bulan purnama. Kenyataannya, jika dilihat dari Bumi, Mars hanya lebih besar 24,3 arc secondswide dan penampakannya masih akan seperti objek bintang terang lainnya.
Bahkan, penampakan Bulan purnama 75 kali lebih besar dibandingkan Mars pada saat itu.
Advertisement
Gerhana Bulan Total Terlama di Abad 21
Sebelumnya, disebutkan pada Juli ini pula, sebuah gerhana bulan total akan terjadi pada 27 Juli 2018. Menurut lembaga antariksa Amerika Serikat NASA, gerhana bulan total tersebut merupakan yang terlama pada abad ini.
Mengutip laman BCS News, gerhana bulan total ini akan bisa dilihat selama 1 jam 43 menit.
Namun sayang, gerhana bulan ini tidak bisa dilihat dari semua tempat di Bumi. Hanya orang yang ada di sebagian Amerika Selatan, Afrika, Timur Tengah, Eropa, Australia, Selandia Baru, dan Asia yang bisa menyaksikan fenomena ini.
Perlu diketahui, gerhana bulan terjadi ketika Matahari, Bumi, dan Bulan berada dalam posisi sejajar sehingga membuat bunyi terhalangi oleh bayangan Bulan.
Gerhana sebagian akan terlihat selama 3 jam 55 menit. Hal ini juga akan membuatnya sebagai gerhana terlama sejak 2011 hingga 2020.
Mereka yang tinggal di Amerika Serikat tidak bisa menyaksikan peristiwa kosmik ini. Alih-alih begitu, NASA menyebut, mereka yang tinggal di negara Adi Kuasa tersebut harus menunggu hingga Juli 2020 untuk menyaksikan gerhana bulan.
(Tin/Isk)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: