Liputan6.com, Jakarta - Samsung mendapatkan paten terbaru dari US Patent Office. Paten yang didapatkan itu adalah teknologi pemindai wajah 3D (3D face scanning) seperti milik Apple.
Dengan paten tersebut, Samsung bisa mengaplikasikan teknologi pemindai wajah 3D ke perangkat smartphone.
Sebelumnya, Apple merupakan perusahaan pertama yang memperkenalkan teknologi ini di sebuah perangkat lewat fitur bernama Face ID.
Advertisement
Paten milik Samsung sendiri diajukan sejak tahun 2014, menunjukkan Samsung tengah mengembangkan teknologi selama beberapa tahun terakhir.
Baca Juga
Mengutip laman Phone Arena, Jumat (6/7/2018), Samsung dalam pernyataannya menyebut teknologi pemindai wajah 3D mereka ditingkatkan sehingga butuh waktu lama untuk mengembangkannya.
Sekadar diketahui, beberapa hal dalam deskripsi paten antara lain adalah sejumlah fungsi misalnya pelacakan mata, deteksi gerak, night vision, dan 3D time-of-flight sensing. Fungsi terakhir tugasnya mengukur waktu yang dibutuhkan oleh teknologi 3D untuk memetakan wajah kembali ke sensor.
Sistem ini juga akan menambahkan elemen hardware ke bagian depan perangkat. Pertama, sumber cahaya infrared dekat dan kamera biometrik. Sementara, dua modul baru akan menangani informasi yang diterima secara internal.
Selain itu, kamera depan juga akan digunakan untuk menyediakan sistem dengan informasi tentang mata seseorang. Dalam hal ini misalnya saat mata sedang terbuka atau terpejam, atau saat pengguna menggunakan kacamata.
Secara teori, sangat mungkin bagi Samsung untuk menerapkan teknologi ini di Galaxy Note 9 yang akan rilis Agustus ini. Sayang, sejauh ini belum ada bocoran informasi yang mengisyaratkan hal tersebut.
Dengan demikian, kemungkinan besar smartphone pertama Samsung yang menerapkan teknologi pemindai wajah 3D adalah Galaxy S10 yang bakal dirilis tahun depan.
3D Facial Recognition Sudah Diramalkan
Sebelumnya, Qualcomm pernah meramalkan teknologi pemindaian wajah bakal makin mumpuni dalam beberapa tahun ke depan.
Saat ini memang teknologi pengenalan atau pemetaan wajah (facial recognition) pada perangkat mobile dianggap belum dapat memenuhi espektasi pasar mengingat banyak kasus penyalahgunaan fitur ini oleh orang lain.
Padahal, fitur facial recognition digadang-gadang menjadi salah satu fitur utama pada smartphone dalam beberapa tahun ke depan.
Executive Vice President Qualcomm Technologies, Cristiano Amano, justru mengungkap manufaktur ponsel mulai menggarap teknologi pemindaian wajah 3D yang lebih mumpuni.
"Nanti akan semakin banyak OEM yang memboyong teknologi facial recognition 3D, fingerprint, dan iris yang lebih baik," ungkapnya ditemui di Qualcomm Snapdragon Tech Summit 2017 pada Rabu (6/12/2017) waktu setempat.
Ia sesumbar, akan ada perangkat Android yang mengandalkan facial recognition 3D yang kemungkinan diperkuat dengan chipset terbarunya Snapdragon 845 di 2018.
"Anda harus tahu sejumlah produsen Android bakal menggunakan fitur ini, terutama face mapping 3D dan integrasinya lewat teknologi (Qualcomm) kami," tambah Amon.
Kebanyakan ponsel yang beredaran di pasaran masih dibekali dengan facial recognition 2D dengan kemampuan pemindaian wajah yang berisiko untuk dipalsukan. Berbeda dengan facial recognition 3D yang melakukan pemindaian wajah lebih detail dan menyeluruh.
(Tin/Ysl)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement