Sukses

PUBG Singkirkan Item Kontroversial

Item yang baru saja dirilis di PUBG berbuntut kontroversial. Apakah item tersebut?

Liputan6.com, Jakarta - PlayerUnkown Battlegrounds (PUBG) kini sedang mencapai puncak popularitas. Karenanya, pengembang pun tidak segan untuk merilis konten anyar untuk para pemainnya.

Salah satu yang kerap dilakukan adalah meluncurkan item kustomisasi untuk para pemain. Namun siapa sangka, item yang dirilis itu berbuntut kontroversi.

Dikutip dari Gamerant, Senin (23/7/2018), item yang dimaksud adalah helm pilot yang menampilkan desain 'rising sun'. Item itu dianggap menyinggung masyarakat Korea Selatan dan Tiongkok.

Sekadar informasi, 'rising sun' merupakan desain yang digunakan militer Jepang saat melakukan invasi ke negara sekitar, seperti Korea Selatan dan Tiongkok. Karenanya, keberadaan item tersebut dilaporkan oleh salah satu media Korea Selatan.

Di sisi lain, hal ini menjadi perhatian publik karena PUBG sendiri sangat populer di Tiongkok. Sementara Bluehole--selaku pengembang--merupakan perusahaan yang berbasis di Korea Selatan. 

Menanggapi laporan tersebut, PUBG Corp. pun segera menarik item tersebut dari peredaran. Mereka juga menawarkan pengembalian dana bagi pemain yang sudah membelinya.

Tidak hanya helm, bot dalam gim PUBG pun sempat menuai kontroversi. Salah seorang pemain ternyata menemukan bot yang diberi nama Unit 371, mirip divisi Jepang saat melakukan invasi dulu.

Divisi ini dikenal kejam karena telah melakukan eksperimen senjata kimia pada para tahanan perang asal Tiongkok, Korea Selatan, dan Rusia saat perang dulu. Unit 371 ini disebut telah mengambil nyawa 10 ribu orang.

Sama seperti helm pilot, Unit 371 juga sudah ditarik dari permainan. Dalam pernyataannya, Bluehole berjanji tidak akan mengulangi kejadian tersebut dan mengaku ada kesalahan dari anggotanya dalam kejadian ini.

2 dari 3 halaman

PUBG Kantongi 400 Juta Pemain dari Seluruh Dunia

Kepopuleran PUBG sendiri dapat dilihat dari jumlah pemain gim tersebut. Dilansir Ubergizmo, Rabu (20/6/2018), PUBG kini sudah memiliki 400 juta pemain di seluruh dunia dari berbagai jenis platform.

Tak cuma itu, Bluehole juga mengobral PUBG versi PC dengan diskon 33,33 persen. Diskon tersebut sudah termasuk Erangel dan Miramal serta map Sanhok terbaru.

PUBG sendiri baru saja dirilis secara global setelah sebelumnya dirilis dalam versi early access. Adapun jumlah 400 juta pemain tersebut berasal dari platform iOS, Android, PC, serta Xbox One.

Lewat PUBG, banyak gamer untuk pertama kalinya diperkenalkan dengan genre battle royale. Saking populernya, gim dengan konsep serupa pun mulai bermunculan. salah satunya gim tersebut adalah Fortnite.

Meski mengantongi 400 juta pemain, nyatanya popularitas PUBG semakin redup dengan berjalannya waktu. Dilansir Gamerant, Kamis (7/6/2018), jumlah pemain konkuren PUBG di platform Steam mengalami penurunan dari angka puncaknya sebanyak 3,236,027 pada Januari 2018.

Angka terkini, selama 24 jam hanya ada sekitar 1,5 juta pemain PUBG yang tercatat di Steam. Ini berarti hampir separuh orang bermain gim tersebut secara teratur.

Tak hanya itu, jumlah rata-rata pemain PUBG pun juga mengalami penurunan sejak Januari, dengan hanya 854,115 pemain dalam 30 hari terakhir.

Terlepas dari hal tersebut, PUBG merupakan salah satu gim PC paling populer dengan keuntungan yang cukup besar.

3 dari 3 halaman

PUBG Gugat Fortnite karena Langgar Hak Cipta

Sebelumnya, PUBG juga sempat melayangkan gugatan hukum ke Fortnite. Sekadar informasi, kedua gim itu memang mengusung genre serupa, yakni battle royale.

Namun, keduanya hadir di waktu berbeda. PUBG dapat dikatakan sebagai pelopor, sedangkan Fortnite hadir menyusul kemudian.

Akan tetapi, kepopuleran kedua gim itu kini sudah tak berbeda jauh. Fortnite berhasil mencuri perhatian lebih banyak pihak. Karena itu, PUBG pun dilaporkan mulai mengajukan gugatan ke Epic Games selaku pengembang Fortnite.

Dikutip dari The Verge, gugatan dilayangkan oleh anak perusahaan Bluehole, pengembang PUBG, yang mengajukan gugatan ke Epic Games.

Gugatan itu dilaporkan melalui pengadilan wilayah Seoul, Korea Selatan. Berdasarkan laporan The Korea Times, gugatan dilayangkan karena Epic Games dianggap telah melakukan pelanggaran hak cipta.

"Kami mengajukan gugatan untuk melindungi hak cipta kami pada bulan Januari," tutur seorang petinggi perusahaan yang tak ingin disebutkan namanya.

Sayangnya, tak dijelaskan lebih lanjut bentuk pelanggaran hak cipta oleh Epic Games. Kendati demikian, dua gim tersebut sebenarnya sama-sama menggunakan Unreal Engine 4, yang dibuat dan dimiliki oleh Epic Games.

Terlepas dari gugatan itu, kedua gim memang tengah berada di puncak kepopuleran. PUBG kini telah rilis secara eksklusif di Xbox One dan berhasil terjual hingga 40 juta kopi.

Di sisi lain, Fortnite juga berhasil meraih capaian serupa. Berkat konsep free-to-play, gim ini telah meraup pendapatan hingga US$ 300 juta di bulan April saja.

Tak hanya itu, kedua gim juga mulai merambah perangkat mobile. Keduanya juga disebut-sebut dapat meraup kesuksesan serupa di platform mobile, mengingat animo pemain yang terbilang besar.

(Dam/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:Â