Liputan6.com, Jakarta - Kecelakaan yang diakibatkan sambaran petir baru saja terjadi di Amerika Serikat. Seorang pengunjung wanita yang menghadiri festival musik country dilaporkan terluka parah saat berbicara melalui ponsel.
Dikutip dari Fox News, Selasa (24/7/2018), korban tersebut bernama Brittany Prehn dan baru berusia 22 tahun. Berdasarkan laporan otoritas setempat, Prehn terluka parah karena sambaran petir saat sedang menelepon.Â
Berdasarkan penuturan saksi mata, sambaran petir itu menjalar ke seluruh tubuh korban. Akibat peristiwa tersebut, Prehn saat ini berada dalam kondisi kritis dan sedang dirawat intensif.
Advertisement
Baca Juga
"Ponsel milik Prehn rusak parah dan mengakibatkan luka di wajahnya, lalu aliran listrik itu keluar melalui kakinya," tutur anggota paramedis yang menolong Prehn.
Awalnya, Prehn sempat tidak teridentifikasi. Namun, setelah orangtuanya dihubungi kepolisian setempat, akhirnya korban dapat dikenali dan pengobatan segera dilakukan.
Kendati demikian, ahli cuaca membantah peristiwa tersebut karena korban sedang menelepon. Ahli National Weather Service Lightning John Jensenius menuturkan, seseorang tersambar petir karena berada di waktu dan tepat yang salah.
Ia menyebut tidak ada hubungan antara sambaran petir dengan ponsel. Karenanya, seperti dikutip dari Phone Arena, kecelakaan yang menimpa Prehn saat menelepon merupakan ketidakberuntungan semata.
"Berbeda dari telepon kabel, ponsel tidak terhubung dengan jaringan fisik, sehingga arus listrik terdekat tidak dapat mencapainya. Aman untuk memakai ponsel saat badai petir," tuturnya.
Orang Indonesia Cuma Tahan Hidup 7 Menit Tanpa Ponsel
Terlepas dari kecelakaan tersebut, ponsel memang sudah tidak dapat dipisahkan dari kehidupan untuk masyarakat modern. Hal itu dapat dilihat dari jumlah pengguna ponsel yang bertambah.Â
Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Niken Widiastuti mengatakan meski 60 persen masyarakat Indonesia tak punya akun rekening, 85 persen masyarakat justru punya ponsel.
"Yang mengejutkan, rata-rata masyarakat Indonesia ternyata cuma bisa hidup tanpa ponsel 7 menit," ucap Niken, di acara Trusted Media Summit 2018 beberapa waktu lalu.
Dari data yang dimilikinya, dalam sehari, akses masyarakat Indonesia terhadap ponsel bisa mencapai delapan hingga 11 jam.
Menurut Niken, kondisi ini berbanding terbalik dengan akses masyarakat terhadap buku. Mengutip data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia berada di posisi 60 dari 61 negara.
"Negara di bawah Indonesia yaitu Botswana," ujar dia.
Rendahnya minat baca masyarakat Indonesia dapat terlihat dari waktu membaca buku per tahun. Dalam setahun, rata-rata masyarakat Indonesia, hanya membaca 27 halaman buku.
Advertisement
Sering Main Ponsel Sebelum Tidur Bisa Picu Diabetes
Di sisi lain, penggunaan ponsel yang berlebihan ternyata dapat mengganggu kesehatan pengguna. Medical Director PT Adaora Runako Sejahtera, Haekal Anshari, mengatakan bermain ponsel bakal membuat mata cepat lelah, jiwa lelah, dan mudah mengantuk.
"Ini bisa mengganggu siklus tidur," kata Haekal pada Selasa (17/4/2018). Menurutnya, kekurangan tidur akan memicu badan kekurangan kortisol. "Ini yang dapat memicu diabetes," jelasnya.
Selain itu, Haekal juga menyatakan, bermain ponsel juga bisa memicu stress dan membuat badan kita menjadi lemas.
"Makanya kita harus bisa rem untuk kepo. Kalau positif, okelah. Kalau enggak (positif), kurangi," kata dia.
Dikutip dari Business Insider, bermain ponsel sebelum tidur juga dapat membahayakan otak. Sebab, pada waktu malam, otak sudah bersiap untuk istirahat.
Namun, akibat dari aktivitas bermain ponsel itu akan membuat otak menjadi bingung. Efek ini akan membuat kamu menjadi susah tidur dan insomnia.
Untuk menghindari hal-hal buruk di atas, sebaiknya sebelum tidur kamu mematikan ponsel. Atau jauhkan ponsel dari jangkauan tangan kamu dari kasur. Ini untuk mencegah kamu iseng membuka ponsel sebelum tidur
(Dam/Isk)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:Â