Liputan6.com, Jakarta - Pekerjaan data scientist (ilmuwan data) untuk mengumpulkan dan menganalisis data dalam jumlah besar tentu bukan perkara mudah. Oleh sebab itu, para kandidat data scientist diimbau tidak mudah menyerah.
Diungkapkan Managing Director Algoritma, Nayoko Wicaksono, salah satu tantangan atau kendala dalam melahirkan data scientist adalah semangat belajar yang cepat pupus. Hal ini, katanya, dapat dimaklumi mengingat program data science bukan perkara mudah untuk diatasi.
Kendati demikian, Nayoko mengimbau agar lebih banyak orang menjadi data scientist mengingat tren big data tengah populer saat ini.
Advertisement
Baca Juga
Kehadiran perusahaan seperti Agoritma yang bergerak dalam ilmu data dan penerapannya terhadap Sumber Daya Manusia (SDM) diharapkan dapat membantu semakin banyak orang menjadi data scientist.
“Ini memang program yang lumayan sulit, sehingga kemungkinan ada yang putus di tengah jalan. Untuk mencegahnya, kita harus bisa memotivasi mereka untuk terus semangat,” kata Nayoko dalam acara Algoritma Demo Day di Jakarta, Selasa (24/7/2018) sore.
Idealnya, menurut Nayoko, kandidat memiliki latar belakang ilmu pasti, seperti komputer, matematika, dan statistik. Namun jika tidak ada, Algoritma mengklaim memberikan pelajaran tersebut untuk dasar ilmunya.
“Memang tidak banyak orang yang jago matematika, karena idealnya (untuk data scientist) harus ada ilmu seperti komputer dan matematika. Namun, kami juga memberikan pelajaran untuk pemula kalau memang belum ada dasarnya,” sambung Nayoko.
Algoritma Demo Day
Algoritm pada 24 Juli 2018 mengadakan Algoritma Demo Day untuk merayakan kelulusan angkatan pertama Algoritma Data Science Academy. Acara ini diisi rangkaian talkshow dan seminar data science, yang diisi pembicara ahli di bidangnya.
Agenda utama Algoritma Demo Day ini adalah proyek show case dari enam alumni Algoritma Data Science Academy angkatan pertama. Dalam proyek ini para peserta dapat menampilkan proyek data science yang mereka ciptakan dalam kelas Data Science Academy.
Salah satu tujuan acara ini untuk memperlihatkan kemampuan para siswa kepada berbagai kalangan, termasuk HRD, IT, dan manajemen dari korporat. Nayoko mengklaim, dana yang dikeluarkan para siswa untuk mengikuti akademi tersebut tidak akan sia-sia.
Untuk kalangan mahasiswa, biayanya sebesar Rp 15 juta jika tidak mendapatkan program beasiswa yang diberikan Algoritma. Untuk kalangan umum termasuk korporat, harus merogoh kocek Rp 35 juta untuk tiga bulan pelatihan.
“Biaya tersebut (Rp 35 juta), biasanya sudah sampai tahap expert ready. Setelahnya, mereka bisa balik modal karena pendapatan data scientist itu kan juga tinggi sekali,” tuturnya.
(Din/Isk)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Advertisement