Sukses

Korban Ledakan Galaxy Note 4 Tuntut Rp 3,3 Miliar

Korban ledakan smartphone Galaxy Note 4 menuntut Rp 3,3 miliar, padahal hasil investigasi ditemukan, baterai smartphone tersebut bukan diproduksi Samsung.

Liputan6.com, Jakarta - Maret tahun lalu, seorang anak perempuan berusia 4 tahun bernama Feng Yue menjadi korban ledakan Galaxy Note 4 milik sang ayah. Feng Yue dilaporkan mengalami luka bakar tingkat kedua di wajahnya.

Saat kejadian, Feng Yue tengah tidur sehingga smartphone ayahnya yang meledak mengenai wajahnya. Kini, ayah Feng Yue mengklaim, smartphone yang dibeli pada Agustus 2016 dari sebuah toko retail, kemudian meledak saat diisi daya di meja samping tempat tidur.

Mengutip laman Gizmochina, Senin (30/7/2018), Samsung Tiongkok telah menawarkan 10.000 Yuan atau setara Rp 21 juta sebagai biaya pengobatan untuk gadis kecil tersebut. Sayangnya, ayah Feng Yuan mengajukan gugatan melawan Samsung ke Pengadilan Xiqing District Tianjin.

Gugatan dialamatkan kepada Tianjin Samsung Communication Technology Co, pembesut baterai Samsung Vision Limited, dan distributor GuizhouFlerida Technology selaku toko retail tempat membeli smartphone tersebut.

Gugatan itu menuntut ketiganya untuk membayarkan ganti rugi atas kecacatan yang dialami oleh Feng Yue. Jumlah ganti rugi untuk pengobatan yang diminta sebesar US$ 248 ribu atau setara Rp 3,3 miliar.

Kini, sang ayah yang bernama Feng Lingling ini mencoba mendapatkan kompensasi dari Samsung. Namun, hasil investigasi perusahaan Korea Selatan itu menyebut, baterai Galaxy Note 4 yang meledak bukan merupakan produksi Samsung.

Dengan demikian, kemungkinan bakal sulit bagi korban untuk mendapatkan ganti rugi dari Samsung.

2 dari 3 halaman

Gugatan Lain Gara-Gara Smartphone Meledak

Kejadian semacam ini bukan pertama kalinya, sebelumnya seorang pria 36 tahun menggugat Sony dengan nilai US$ 13.024 atau sekitar Rp 173,6 juta lantaran smartphone Sony miliknya meledak.

Pria bernama Tom Collins itu diketahui sedang mengirim pesan kepada pacarnya saat Xperia Z2miliknya meledak. Gara-gara ledakan itu pula, Collins menderita luka bakar di jari kanan dan kirinya.

Collins pun buru-buru dilarikan ke rumah sakit dan belakangan diketahui dirinya telah menderita luka bakar tingkat ketiga.

"Cuaca sangat panas dan tiba-tiba saya mendengar bunyi ledakan. Lalu ada asap di mana-mana dan api pun menyala," kata Collins dikutip Tekno Liputan6.com dari The Sun.

Ia juga bercerita, dalam beberapa detik, smartphone-nya penuh api. "Saya merasa tanganku telah terbakar. Kemudian saya menjatuhkan smartphone itu dan mengguyur dengan air untuk memadamkan api," katanya.

3 dari 3 halaman

Kehilangan Pekerjaan

Collins menghabiskan waktu setidaknya tiga bulan untuk sembuh dari luka bakar di sekujur jarinya. Alih-alih sembuh, jarinya justru mati rasa. Tak hanya itu, Collins mengaku kehilangan pekerjaan dan ditinggalkan pacarnya.

Pengacara Collins, Jonathan Flattery mengatakan, pihaknya takut kejadian yang sama juga dialami pengguna Xperia Z2 lainnya.

"Sony membantah pihaknya bertanggung jawab atas kejadian ini dengan alasan perangkat yang rusak menggunakan baterai lain, bukan baterai bawaan," kata Flattery.

Selain itu, menurut Flattery, bukannya mengabulkan tuntutan ganti rugi, Sony malah menyebut smartphone tersebut mengalami kerusakan akibat disiram air. Sony pun belum mengeluarkan pernyataan atas gugatan ganti rugi yang dilayangkan Collins.

(Tin/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: