Liputan6.com, Silicon Valley - Makan siang gratis yang disediakan oleh perusahaan teknologi Silicon Valley sudah menjadi kebiasaan.
Perusahaan seperti Google dan Facebook, juga termasuk perusahaan yang menghadirkan fasilitas ini.
Namun, kebiasaan itu baru-baru ini ternyata ditentang oleh dari anggota dewan kota San Fransisco, Amerika Serikat.
Advertisement
Alasannya, kebiasaan tersebut merugikan bisnis lokal lain yang tidak dapat berkompetisi.
Baca Juga
Dua anggota legislator San Fransisco, Ahsha Safai dan Aaron Peskin, mengajukan aturan larangan kantin berada di dalam gedung kantor atau kampus perusahaan teknologi. Keduanya merasa hal ini dapat dilakukan karena kota memiliki kewenangan terhadap hal tersebut.
"Tapi ini masih dalam tahap awal pembahasan," tutur Safai seperti dikutip dari CBS News, Selasa (31/7/2018).
Langkah ini juga didukung oleh sejumlah pelaku bisnis makanan di sekitar kantor perusahaan teknologi tersebut.
Salah satu pemilik restoran menuturkan, ribuan karyawan yang ada kantor perusahaan teknologi tidak pergi keluar makan siang karena sudah mendapatkannya. Hal ini tentu mengancam kelangsung bisnis makanan di sekitarnya.Â
"Kamu tidak bisa bersaing dengan makan siang gratis. Makanan gratis itu memang memudahkan tapi tidak memberikan dampak apapun ke masyarakat di sekitar (perkantoran)," tutur executive director dari Golden Gate Restaurant Association Gwyneth Borden.
Karenanya, jika aturan ini disahkan, perusahaan teknologi anyar dilarang untuk memiliki kafetaria sendiri.
Namun, perusahaan yang sudah ada seperti Google atau Twitter tidak akan terpengaruh aturan ini.
Alasan lain adanya aturan ini adalah memberikan keseimbangan hidup bagi para pekerja di perusahaan teknologi. Safai merasa banyak dari pegawai itu kehidupannya berkutat di kantor.
"Kami tidak ingin pegawai bersepeda atau mengemudi menuju kantornya, lalu beraktivitas di sana sepanjang hari dan pulang. Maksud dari aturan ini akan mengeluarkan mereka dari kantornya," tutur Safai.
4 Pemenang Telkomsel The NextDev 2017 Digembleng di Silicon Valley
Terlepas dari aturan tersebut, Silicon Valley harus diakui masih menjadi pusat perkembangan perusahaan teknologi. Selain perusahaan besar, startup juga banyak berkembang di wilayah ini.Â
Oleh sebab itu, Silicon Valley kerap menjadi tempat penggemblengan startup dari banyak negara. Salah satu yang melakukannya adalah kompetisi Telkomsel The NextDev 2017.
Pada awal tahun ini, empat pemenang Telkomsel The NextDev 2017 pergi ke Silicon Valley untuk menimba ilmu. Keempat startup yang dimaksud adalah Karapan, CekMata, Squline, dan Marlin Booking.
Mereka 'digembleng' dengan belajar dari sejumlah praktisi teknologi dan pelaku startup kenamaan dari Negeri Paman Sam. Silicon Valley dipilih karena lokasi tersebut menjadi 'kiblat' bagi startup dunia.
Selain itu, mereka juga berkesempatan untuk mengikuti Startup Grind Global Conference 2018 di Fox Theatre, Redwood City. Perhelatan ini merupakan salah satu konferensi teknologi terbesar di dunia yang membahas tren dan inovasi terbaru di dunia digital.
“Rangkaian acara ini bertujuan untuk memberi wawasan, ilmu, dan networking bagi para pemenang terkait berbagai aspek untuk pengembangan startup mereka," ujar Vice President Corporate Communications Telkomsel Adita Irawati dalam siaran pers Telkomsel yang diterima Tekno Liputan6.com, Sabtu (17/2/2018).
Advertisement
Immersion Program
Kegiatan utama lainnya pada perjalanan tersebut adalah mengikuti immersion program di Silicon Valley Innovation Centre (SVIC).
Para peserta juga akan mengunjungi startup dan venture capital terkait serta mengikuti rangkaian workshop selama dua hari, dengan tema diantaranya: open innovation, customer centric innovation, lean innovation management, dan digital transformation.
Program ini ditujukan agar Karapan, CekMata, Squline dan Marlin Booking mendapatkan wawasan tentang inovasi dan transformasi digital serta untuk mendapatkan benchmark yang relevan dengan startup yang mereka kembangkan.
(Dam/Jek)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: