Sukses

Kesenjangan Gender di Industri e-Commerce Indonesia

Di jenjang kepala divisi, partisipasi perempuan terlihat sedikit membaik dengan jumlah persentase 36 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Tak hanya di perusahaan teknologi, kesenjangan gender juga terjadi di industri yang terbilang baru berkembang di Indonesia yakni e-Commerce.

Dalam studi terbaru yang dilaporkan mesin pencari produk e-Commerce, iPrice, menunjukkan hanya 21 persen perempuan menduduki posisi presiden direktur atau jenjang tertinggi dalam manajemen perusahaan.

Terkait hal ini iPrice menganalisis partisipasi kedua gender di jajaran manajemen perusahaan e-Commerce Indonesia. Perusahaan yang berbasis di Malaysia ini menghitung peranan laki-laki dan perempuan di tiga posisi manajemen teratas: founder/presiden direktur, direktur, dan kepala divisi/manager.

Untuk diketahui, riset iPrice menghimpun data keberagaman gender dari 295 tenaga kerja di posisi manajerial tingkat tinggi dari 13 perusahaan e-Commerce yang beroperasi di Indonesia. Data diambil dari sumber terbuka LinkedIn, rilis media, dan laman profil perusahaan.

Di jenjang direktur porsi perempuan juga belum mangkus dengan persentase yang sama yakni 21 persen. Di jenjang kepala divisi, partisipasi perempuan terlihat sedikit membaik dengan jumlah persentase 36 persen. Tenaga Kerja Laki-laki Masih Mendominasi Posisi Manajerial Industri e-Commerce. Dok: iPriceNamun angka ini belum mendekati perbandingan setara antara kedua belah gender dalam jajaran manajemen perusahaan.

Temuan ini menunjukkan kemiripan dengan riset berskala global. Data Bank Dunia menunjukkan pada posisi entry-level professional, perempuan sudah berada di angka 47 persen. Namun angka tersebut mengerucut untuk posisi manajemen tingkat menengah dan tingkat tinggi.

Pada manajemen tingkat menengah, perempuan hanya mencakup 20persen sedangkan pada manajemen tingkat tinggi, hanya 5 persen perempuan yang menduduki posisi CEO dan 5 persen untuk posisi board members.

Rendahnya partisipasi perempuan di level manajemen industri e-Commerce juga ditemukan di negeri tetangga.

Filipina menjadi negara di Asia Tenggara yang memiliki partisipasi perempuan tertinggi yakni 55 persen, diikuti oleh Malaysia (42 persen), Thailand (40 persen), Vietnam (37 persen), Singapura (34 persen), dan Indonesia (31 persen).

Partisipasi Perempuan di Indonesia Paling Rendah di Asia Tenggara. Dok: iPrice

Kesetaraan kedudukan perempuan dan laki-laki di Indonesia memang masih menjadi tantangan. Berdasarkan indeks World Economics Forum, Indonesia berada di posisi ke-10 dalam Indeks Kesenjangan Gender.

Artinya Indonesia masih tertinggal dibanding negara berkembang lain seperti Filipina, Vietnam, dan Thailand dalam kesetaraan gender. Rapor merah ini disebabkan oleh kecilnya partisipasi perempuan di lapangan kerja untuk posisi senior dan manajerial.

 

2 dari 3 halaman

Pentingnya Partisipasi Perempuan dalam e-Commerce

Sebuah studi dari Peterson Institute pada 2016 melakukan riset dari 21.980 perusahaan di 91 negara menunjukkan banyaknya kepemimpinan perempuan di manajemen perusahaan menghasilkan kenaikan profit tahunan 2,7 persen lebih tinggi dibanding mereka yang tidak.

e-Commerce menjadi industri online yang berkembang sangat pesat di Indonesia. Survei Snapcart pada Januari 2018 lalu menunjukkan mayoritas konsumen belanja online adalah perempuan dengan jumlah mencapai 65 persen.

Kendati perempuan menjadi target konsumen yang potensial namun posisi manajerial yang mengambil keputusan penting dalam strategi bisnis e-Commerce masih didominasi laki-laki.

Padahal dengan perbandingan gender yang seimbang di jajaran manajemen atas dan board members, partisipasi perempuan dapat memberikan keberagaman ide dan pandangan dalam bisnis.

Studi Peterson Institute menyarankan minimalnya terdapat tiga perempuan yang berpartisipasi dalam manajemen untuk mengoptimalkan potensi bisnis secara signifikan.

 

3 dari 3 halaman

Konsumen Didominasi Perempuan

Konsumen belanja online yang didominasi perempuan pun menjadi urgensi pelaku bisnis e-Commerce untuk menyediakan ruang perempuan di jajaran manajemen.

Ide-ide dan aspirasi perempuan akan menjadi lebih berharga karena dinilai lebih memahami konsumen perempuan dari berbagai lapisan lebih baik.

Akselerasi perempuan dalam bidang ekonomi dan wirausaha juga sangat dibutuhkan untuk mengentaskan kemiskinan dan membangun perekonomian. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan dibutuhkan 200 tahun lagi untuk menyamaratakan posisi antara perempuan dan laki-laki di bidang ekonomi.

Namun prediksi waktu yang lama ini dapat diperciut dengan meningkatkan aktivitas dan advokasi perempuan di dunia kerja secara proporsional dan profesional.

(Isk/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut IniÂ