Liputan6.com, Jakarta - Alibaba memperkuat dominasinya dengan menggandeng raksasa ritel yang bergerak di gerai kopi, Starbucks.
Kemitraan kedua perusahaan tersebut diumumkan pada Kamis (2/8/2018), di mana Alibaba akan mengimplementasikan unit bisnisnya untuk membantu Starbucks menghadirkan layanan pesan antar kopi ke pelanggan.
Advertisement
Baca Juga
“Berkat peningkatan pengalaman pelanggan yang dilakukan oleh lebih dari 45.000 mitra kami, Starbucks terus bertumbuh dan berinovasi lebih pesat di Tiongkok dibandingkan tempat lain di dunia,” ujar Kevin Johnson, President and CEO Starbucks Coffee Company, dalam keterangan resmi yang diterima Tekno Liputan6.com pada Jumat (3/8/2018).
Pada kesempatan yang sama, CEO Alibaba Group Daniel Zhang, berkata kalau Alibaba ingin berbagi visi merintis budaya dan gaya hidup kopi baru lewat inovasi dan teknologi.
“Alibaba sangat bersemangat untuk mengembangkan kemitraan bersama Starbucks dengan memanfaatkan infrastruktur New Retail kami yang canggih dan kekuatan digital untuk mewujudkan pengalaman yang belum pernah dirasakan para pelanggan. Kemitraan ini pun kembali menjadi bukti keberhasilan strategi New Retail kami,” kata Zhang.
Starbucks sendiri bakal memulai layanan pesan antarnya per bulan September 2018 ke 150 gerai yang berlokasi di Shanghai dan Beijing, Tiongkok.
Layanan ini dilakukan lewat platform pesan antar makanan terkemuka di Tiongkok, Ele.me.
Nantinya, layanan tersebut akan ditingkatkan dan diperluas ke lebih dari 2.000 gerai Starbucks di 30 kota pada akhir tahun ini.
Kemitraan lain pun akan dilakukan bersama dengan Supermarket milik Alibaba, Hema. Di situ, bakal dibangun Starbucks Delivery Kitchen yang akan memakai jasa pemenuhan pesanan dan pengantaran milik Hema.
Dorong Industri Logistik Pintar
Terlepas dari kemitraan dengan Starbucks, Alibaba belum lama ini dilaporkan menggelontorkan dana lebih dari Rp 200 triliun untuk mendorong logistik pintar.
“Alibaba Group akan berinvestasi lebih dari Rp 200 triliun untuk membangun kekuatan teknis jaringan logistik pintar. Langkah ini berujuan untuk meningkatkan jangkauan dan efisiensi logistik, serta menurunkan biaya logistik secara signifikan,” ujar Jack Ma dalam keterangan Alibaba yang diterima Tekno Liputan6.com pada Sabtu (2/6/2018).
Adapun alasan utama Alibaba melakukan aksi korporasi ini tak lain karena ingin mendorong proses pengiriman dalam waktu 24 jam di seluruh Tiongkok.
Perusahaan juga ingin menekan biaya logistik hingga kurang dari 5 persen dari sekitar 15 persen produk domestik bruto Tiongkok untuk sekarang.
Hal tersebut diharapkan bisa menggenjot margin untuk industri manufaktur dan sektor logistik. Jaringan logistik ini juga bertujuan untuk mendorong pengiriman ke seluruh dunia hanya dalam waktu 72 jam.
Alibaba sendiri memiliki afiliasi logistiknya dengan nama Cainiao Network. Selama lima tahun berkiprah, Cainiao sudah berhasil mengurangi durasi pengiriman lintas batas dari rata-rata 70 hari sampai kurang dari 10 hari ke beberapa negara.
Dan untuk saat ini, sudah da satu juta paket B2C (Business to Customer) melalui bea cukai setiap harinya. Di Tiongkok sendiri, pengiriman di hari yang sama dan pengiriman di hari selanjutnya mencakup 1500 kabupaten dan distrik.
Advertisement
Jaringan Logistik untuk Seluruh Dunia
Jack Ma berkata, jaringan logistik Alibaba tidak hanya ditujukan untuk Tiongkok, tetapi juga untuk seluruh dunia. Karena itu, pihaknya akan bekerjasama dengan para mitra untuk memberikan manfaat ke semua orang.
“Karena industri ini akan semakin didukung dengan teknologi, Cainiao bertujuan untuk menjadi 'otak' dari industri logistik. Sejak hari pertama kelahirannya, misi Cainiao bukan untuk mengirimkan barang, tapi untuk membantu perusahaan pengiriman untuk mengirimkan produk dengan membangun jaringan yang menghubungkan semua elemen logistik dan menghubungkan setiap pengantar barang, setiap gudang, setiap pusat logistik, dan setiap rumah," tandasnya.
Industri logistik Tiongkok sendiri sudah mengalami perubahan besar dalam beberapa tahun terakhir dan mencapai posisi baru.
Jack Ma mengungkap, industri logistik ini telah hadir sebelum orang berbelanja secara elektronik.
Namun sekarang industri ini mengirimkan 130 juta paket dari transaksi e-Commerce setiap harinya. Sementara itu, ada lima juta orang bekerja di perusahaan kurir dan pengiriman makanan di Tiongkok, dan terdapat tujuh perusahaan logistik telah menjadi perusahaan terbuka.
Dengan laju perubahan tersebut, bukan tidak mungkin penanganan pengiriman di puncak Festival Belanja 11.11 Alibaba akan menjadi rata-rata penanganan harian pada satu dekade mendatang.
“Kami ingin membangun jaringan ini untuk membantu industri ini memenuhi kebutuhan masa depan,” ujar Ma.
“Hari ini, industri logistik bisa memproses 100 juta paket dalam sehari. Pada masa yang akan datang, kita akan memproses satu miliar paket dalam sehari. Industri logistik perlu mempersiapkan diri dengan infrastruktur yang kuat untuk menghadapi kondisi seperti ini," pungkasnya.
(Jek/Ysl)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: