Sukses

Kantongi Pendapatan Terburuk, HTC Bakal Menyerah?

HTC hanya mampu mencetak pendanaan sebanyak US$ 45,7 juta atau setara dengan Rp 660 miliar sepanjang Juli 2018.

Liputan6.com, Jakarta - Bisnis smartphone HTC dilaporkan kian terpuruk. Kabar terkini menyebut, perusahaan teknologi asal Taiwan itu hanya mampu mencetak pendanaan sebanyak US$ 45,7 juta atau setara dengan Rp 660 miliar sepanjang Juli 2018.

Angka ini juga menurun sebanyak 37,23 persen dibanding Juni 2018.

Bila merujuk pada pendapatan di periode yang sama di tahun lalu, angka itu bahkan merosot tajam sebanyak 77,41 persen. 

Mirisnya lagi, pendapatan perusahaan diklaim terburuk untuk pertama kalinya sejak Agustus 2003.

Jika terus berlanjut, HTC bisa saja akan menyerah. Demikian dikutip DigiTimes pada Rabu (8/8/2018). 

Tak cuma itu, HTC juga mengumumkan total pendapatan mereka sepanjang tujuh bulan terakhir di 2018.

Secara jumlah, vendor yang bermarkas di Taipei tersebut ‘cuma’ mengumpulkan sebanyak US$ 542 juta atau setara dengan Rp 7,8 triliun.

Jika dibandingkan dengan tahun lalu, pencapaian perusahaan turun sebanyak 53,98 persen.

Kendati begitu, HTC masih mampu mencetak laba bersih sebesar US$ 620 juta atau setara dengan Rp 8,9 triliun di sepanjang tahun ini. Angka itu berasal dari penjualan tim divisi Pixel ke Google senilai US$ 1,1 miliar pada awal 2018.

Terlepas dari rapor merah yang didapat, HTC masih tetap optimistis dengan bisnis smartphone-nya.

Kabarnya, perusahaan akan tetap meneruskan lini terbaru Desire dan akan menghadirkan seri flagship teranyar U12. Tak cuma itu, HTC juga akan merilis smartphone Blockchain perdananya dalam waktu dekat. 

2 dari 3 halaman

Divisi Smartphone dan VR Dilebur, HTC Pecat 100 Karyawan

Awal 2018 sepertinya tidak terlalu mujur bagi HTC. Setelah sebelumnya perusahaan ditinggalkan petinggi divisi smartphone, kini HTC harus memecat karyawannya.

Menurut informasi yang dilansir 9to5google, Senin (26/2/2018), ada sekitar 100 karyawan yang dirumahkan HTC.

Semua karyawan yang di-PHK berada di wilayah Amerika Serikat (AS). Kabarnya, pemecatan terjadi karena aksi korporasi perusahaan yang menggabungkan divisi smartphone dan VR (Virtual Reality).

HTC pun akhirnya mengakui kalau mereka telah memecat karyawannya. Alasannya, HTC tengah melakukan efisiensi struktur perusahaan untuk bisa mencapai kesinambungan bisnis yang lebih optimal.

"Hari ini, kami mengumumkan restrukturisasi organisasi di Amerika Serikat (AS) untuk merampingkan bisnis dan memberdayakan tim agar dapat berbagi lebih banyak sumber," tulis HTC dalam pernyataannya.

Kiprah HTC di industri smartphone belakangan ini memang terbilang cukup getir. Bagaimana tidak, pada 2016, vendor asal Taiwan tersebut merugi hingga US$ 100 juta (setara dengan Rp 1,3 triliun).

Namun, setelah divisi smartphone HTC diakuisisi Google, mereka kembali mendapatkan suntikan dana sebanyak US$ 1,1 miliar atau setara dengan Rp 15 triliun.

3 dari 3 halaman

Detail Akuisisi

Setelah akuisisi berlangsung, sekitar 2.000 teknisi dari divisi smartphone HTC akan bergabung dengan Google.

Tak cuma itu, Google juga akan mengantongi lisensi non-eksklusif Properti Intelektual dari vendor smartphone asal Taiwan tersebut.

"Kami bangga akhirnya telah menyepakati akuisisi HTC. Dengan demikian, kami menyambut tim (teknisi) HTC untuk bergabung dan bekerja serta berinovasi dengan perangkat terbaru yang akan meluncur di tahun-tahun berikutnya," kata Rick Osterloh, Senior VP Hardware Google.

Osterloh juga memuji kepiawaian HTC dalam bisnis smartphone-nya. Menurutnya, bergabungnya divisi smartphone HTC dengan Google merupakan keputusan yang tepat mengingat HTC adalah salah satu 'pemain' andal di industri smartphone.

"HTC adalah pionir dan inovator teknologi perangkat mobile. Mereka pertama kali memboyong smartphone 3G pertama pada 2005, lalu membawa smartphone layar sentuh pada 2007, dan juga meluncurkan smartphone unibody berbalut material metal utuh pada 2013," lanjutnya.

Google sendiri sudah memasuki negosiasi tahap akhir untuk membeli divisi smartphone HTC pada September 2017.

Waktu itu, perusahaan yang digawangi Sundar Pichai tersebut sedang mempertimbangkan dua pilihan terkait akuisisi.

Pilihan pertama adalah menjadi mitra bisnis strategis untuk HTC, sedangkan pilihan kedua adalah membeli divisi smartphone HTC secara sepenuhnya.

Namun demikian, akuisisi Google terhadap divisi smartphone HTC tidak akan melibatkan divisi bisnis perangkat Virtual Reality (VR) HTC. Sebab, divisi tersebut masih memiliki pangsa pasar yang kuat karena perangkat HTC Vive diklaim laris.

Akuisisi Google terhadap HTC sebetulnya bukan kabar yang mengejutkan, mengingat Google memang pernah bekerja sama dengan HTC membesut smartphone Nexus.

HTC pun turut andil membesut duo smartphone Pixel yang dirilis pada 2016, dan juga akan menggarap Pixel 2 yang bakal meluncur pada akhir 2017.

(Jek/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Video Terkini