Sukses

Ini Alasan Observatorium Terbesar se-Asia Tenggara Dibangun di NTT

Posisi Amfoang yang berada di belahan Bumi bagian selatan menjadi keunggulan diantara negara lain di dunia. Saat ini, tak banyak observatorium yang mengamati langit selatan.

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin, berencana membangun situs observatorium nasional di Amfoang, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Lokasi itu dipilih karena masih rendahnya polusi cahaya yang dihasilkan.

"Cahaya lampu di perkotaan mengganggu kegelapan langit sehingga masyarakat kota telah kehilangan keindahan langit di malam hari. Namun, masyarakat di Amfoang, terbiasa melihat ratusan miliaran bintang pembentuk galaksi Bima Sakti," kata Thomas, dikutip dari laman Setkab.go.id, Rabu (8/8/2018).

Thomas mengatakan, posisi Amfoang yang berada di belahan Bumi bagian selatan menjadi keunggulan diantara negara lain di dunia. Saat ini, tak banyak observatorium yang mengamati langit selatan.

Beberapa observatorium untuk pengamatan langit selatan terdapat di Afrika Selatan, Amerika Selatan, dan Australia. Thomas berharap, Amfoang akan membuka pengamatan astronomi di Indonesia.

Sementara itu, menurut Staf Ahli Menristekdikti bidang Relevansi dan Produktivitas, Agus Pudji Prasetyono, observatorium itu diharapkan akan mendorong pemanfaatan ilmu pengetahuan, aspek ekonomi, dan aspek sosial.

Agus juga berharap, Pemerintah Provinsi NTT dapat menyiapkan program studi yang relevan dengna pengelolaan observatorium.

"Kemenristekdikti akan terus mendorong sekuat tenaga agar pembangunan observatorium ini berjalan sesuai rencana," ujar Agus.

2 dari 2 halaman

Wilayah Tertinggal

Bupati Kupang, Ayub Titu Eki, mengatakan, kondisi Amfoang saat ini masih tertinggal. Akses transportasi dan komunikasi tak berjalan lancar di kota ini.

Dengan observatorium ini, dia berharap dapat merangsang aktivitas ekonomi masyarakat Amfoang.

"Walaupun Indonesia sudah merdeka lebih dari 70 tahun, banyak orang yang bilang selama ini Amfoang belum menikmati kemerdekaan karena kurang tersentuh pembangunan," ujar Ayub.

"Namun hari ini kita menyaksikan Pemerintah memberikan hadiah berupa pembangunan observatorium yang merupakan jawaban dari doadan perjuangan masyarakat Amfoang selama ini,” tambahnya.

Observatorium di Amfoang ini kelak bukan hanya terbesar di Indonesia, tetapi juga di Asia Tenggara.

Observatorium ini akan mengoperasikan lebih dari sepuluh teleskop dengan berbagai fungsi, dengan ukuran diameter teleskop terbesar yaitu 3,8 meter.

Observatorium yang menelan biaya sekitar Rp 300 miliar rupiah ini diharapkan dapat beroperasi pada awal 2020.

Kawasan di sekitar observatorium akan ditetapkan sebagai Taman Nasional Langit Gelap, yang akan menjadi situs pariwisata khas Kabupaten Kupang bagi wisatawan yang ingin menikmati keindahan langit di malam hari. 

Reporter: Maulana Kautsar

Sumber: Dream.co.id

(Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: