Liputan6.com, Jakarta - Hujan meteor Perseid akan kembali menyambangi Bumi pada akhir pekan ini.
Peristiwa alam langka tersebut tentu rasanya tidak bisa dilewatkan begitu saja, apalagi bagi kamu yang sangat menyukai fenomena alam luar angkasa.
Advertisement
Baca Juga
Menurut informasi yang dilansir Space pada Kamis (9/8/2018), hujan meteor Perseid bakal bisa disaksikan pada 11-12 Agustus 2018 (tergantung pada zona waktu negara masing-masing).
Nantinya, diprediksi akan ada sekitar 60-70 meteor per jam yang akan melesat di langit malam.
Badan Antariksa Amerika Serikat, NASA, mengungkap waktu terbaik untuk menyaksikan hujan meteor Perseid adalah pukul dua dini hari waktu setempat.
Sekadar diketahui, fenomena hujan meteor Perseid selalu terjadi setiap musim panas berlangsung setiap tahunnya.
Meteor ini berasal dari pecahan komet Swift-Tuttle yang sebetulnya hanya melewati Bumi setiap 133 tahun dalam perjalannya mengitari Matahari.
Komet tersebut mengitari orbit dan terus terbakar, sehingga pecahannya membentuk hujan meteor dalam kecepatan 37 mil per detik (59 kilometer per detik).
Perseid Tertangkap di Angkasa
Pada Agustus 2015, International Space Station (ISS) mengabarkan bahwa peristiwa hujan meteor Perseid juga menghiasi langit wilayah Inggris.
Salah seorang fotografer profesional bahkan telah berhasil menangkap citra hujan meteor Perseid tersebut langsung dari kameranya belum lama ini.
Adalah Albert Dros, seorang fotografer profesional yang sedang berjalan di wilayah perbukitan dekat rumahnya dan beruntung mendapatkan foto yang secara jelas memperlihatkan hujan meteor di langit yang begitu terang dan indah.
Lewat sebuah foto yang diperlihatkan, di antara garis-garis putih halus yang diperkirakan hujan meteor, tampak satu garis putih yang paling terang dari semuanya.
Garis tersebut tidak "jatuh" secara vertikal layaknya hujan meteor, melainkan bergerak horizontal.
Hal ini pun membuat Dros bertanya-tanya apakah garis putih horizontal tersebut termasuk objek meteor atau bukan.
Awalnya, Dros mengira garis putih horizontal tersebut merupakan pesawat terbang yang melintasi langit.
Namun, setelah dia meneliti gambar tersebut lebih seksama menggunakan fitur Spot the Station online milik NASA, barulah ia menyadari bahwa garis putih terang tersebut bukanlah meteor, dan bukan pula sebuah pesawat terbang.
Menurut informasi yang dilansir Mirror, lewat fitur Spot the Station, Dros menyadari bahwa garis tersebut merupakan "penampakan" dari stasiun ISS.
"Saya tidak menyangka di tengah banyaknya hujan meteor yang saya ambil lewat kamera, tampak sebuah garis putih horizontal yang rupanya merupakan stasiun ISS," ungkap Dros.
Dros menjelaskan, garis putih tersebut perlahan menghilang ditelan warna langit pada saat petang. Ia tidak bisa membayangkan betapa besarnya stasiun ISS di luar angkasa sampai tertangkap kamera.
"Mungkin saya hanya sedikit beruntung bisa mendapat penampakan stasiun ISS bersama hujan meteor di langit pada saat itu," tambahnya.
Peristiwa hujan meteor Perseid pada 20185dilaporkan mencapai puncaknya pada 24 Agustus 2015.
Yang bisa memiliki kesempatan melihat setidaknya 100 meteor jatuh menghiasi angkasa selama waktu satu jam dengan mata telanjang.
(Jek/Isk)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement