Liputan6.com, Jakarta - Belum lama ini agensi antariksa Amerika Serikat (NASA) mengumumkan akan meluncurkan sebuah pesawat luar angkasa tercepat guna mendekati bintang paling dekat dengan Bumi, yakni Matahari.
Pesawat luar angkasa yang dimaksud bernama Parker Solar Probe. Mengutip laman NASA, Minggu (12/8/2018), NASA akan meluncurkan pesawat ini pada Sabtu 11 Agustus 2018 pukul 15.33 EDT atau sekitar Minggu 12 Agustus 2018 dini hari waktu Indonesia.
Advertisement
Baca Juga
Rencananya, peluncuran pesawat luar angkasa ini akan dilakukan dari landasan peluncuran di Cape Canaveral di Florida, Amerika Serikat.
The Guardians melaporkan, dalam perjalanan menuju Matahari, Parker Solar Probe akan melintasi Venus dan berputar mengelilingi matahari sebelum akhirnya mendekati lapisan terpanas matahari, korona.
Misi ini disebut-sebut sebagai misi yang tidak ada duanya. Bagaimana tidak, untuk bisa meluncur ke luar angkasa, Parker Solar Probe membutuhkan energi 55 kali lebih banyak dibandingkan untuk perjalanan ke Mars.
Secara ukuran, Parker Solar Probe tidak lebih besar dari mobil keluarga. Pesawat ini akan bertengger di atas roket Delta IV Heavy yang memiliki tinggi 72 meter, lebar 15 meter, dan bisa menampung lebih dari 600 ton bahan bakar.
Dalam perjalanannya, Parker Solar Probe disebut-sebut bakal jauh lebih cepat dibandingkan objek buatan manusia yang pernah ada selama ini. Sekadar diketahui, pesawat ini akan meluncur ke Matahari dengan kecepatan 430.000 mil per jam (mph).
Setelah melintasi Venus pada akhir September, Parker Solar Probe akan mencapai matahari sekitar bulan November dan memancarkan data pertamanya pada Desember.
7 Tahun Dekat Matahari
Misi Parker Solar Probe adalah selama 7 tahun dan sepanjang masa tersebut, pesawat ini akan mengitari Venus sebanyak enam kali dan memanfaatkan gravitasi Venus untuk memasuki orbit Matahari.
Total, Parker Solar Probe akan memutari Matahari sebanyak 24 kali dan berada di jarak terdekat 3,8 juta mil dari permukaan, yakni fotosfer.
Pada jarak yang begitu jauh dari Matahari, pesawat ruang angkasa ini akan terbang menuju korona yang suhunya bisa saja mencapai 3 juta celsius.
Pesawat ini bisa menahan panas karena adanya atmosfer tipis. Agar bisa bertahan, pesawat ini akan berlindung di belakang perisai panas setebal 12cm.
"Tidak ada hal mudah tentang misi ini, apalagi dengan kondisi sekitar yang sangat berat," kata Project Scientist Misi Parker Solar Probe Nicky Fox di John Hopkins University.
Dia menambahkan, "semua orang mengerjakan misi ini akan lega saat Parker Solar Probe keluar dari korona."
Advertisement
Rencanakan Misi Selama Beberapa Dekade
Science and Exploration Director di NASA Adam Szabo mengatakan, NASA telah merencanakan misi ke lapisan korona Matahari selama bertahun-tahun, namun dia mengakui belum ada teknologi yang bisa melindungi pesawat luar angkasa dari suhu panasnya.
"Dengan kemajuan terbaru, ada materi yang bisa dipakai untuk membuat perisai panas di depan pesawat ruang akasa yang tidak hanya sanggup menahan panas ekstrik dari matahari tetapi juga tetap dingin di bagian belakangnya," tuturnya.
Matahari yang menjadi salah satu sumber kehidupan Bumi masih merupakan misteri. Salah satu teka teki tentang matahari adalah korona kabarnya 500 kali lebih panas dibandingkan permukaan yang terlihat.
Untuk itulah, NASA berusaha meluncurkan misi Touch The Sun alias menyentuh Matahari dengan Parker Solar Probe dan mencari jawaban atas panas Matahari yang sesungguhnya.
(Tin/Ysl)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: