Sukses

Pusat 5G Telkomsel di Asian Games 2018 Dikunjungi PM Korsel

Telkomsel 5G Experience Center akan dibuka untuk publik selama perhelatan olahraga akbar Asian Games 2018, mulai 18 Agustus hingga 2 September 2018.

Liputan6.com, Jakarta - Telkomsel bersama Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara, menerima kunjungan Perdana Menteri Korea Selatan, Lee Nak-Yon, di Telkomsel 5G Experience Center.

Kunjungan didampingi oleh Direktur Utama Telkomsel, Ririek Adriansyah, beserta Perdana Menteri Korea Selatan.

Mereka melakukan tur di Telkomsel 5G Experience Center dan merasakan langsung pengalaman teknologi 5G Telkomsel melalui beberapa wahana mulai dari Cycling Everywhere hingga Future Driving.

"Melanjutkan euforia kesuksesan pembukaan Asian Games 2018 tadi malam, hari ini, Telkomsel merasa terhormat menerima kunjungan Perdana Menteri Korea Selatan ke Telkomsel 5G Experience Center. Hal ini sebagai sebuah bentuk pengakuan internasional atas kesanggupan bangsa Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games 2018," ungkap Ririek Adriansyah, Direktur Utama Telkomsel.

Pihaknya mengatakan akan terus berupaya tanpa henti untuk membangun Indonesia dengan berinvestasi menghadirkan teknologi 5G demi meningkatkan produktivitas dan efisiensi bangsa sejalan dengan upaya pemerintah menuju Indonesia 4.0.

"Melalui teknologi 5G, Telkomsel akan menghadirkan berbagai revolusi industri yang akan memperkuat Indonesia dalam berbagai bidang, seperti remote surgery dalam bidang medis, autonomous car dalam bidang transportasi, serta robotic manufacturing dalam bidang manufaktur," tambah Ririek.

Di Telkomsel 5G Experience Center, Telkomsel hadirkan showcase teknologi 5G melalui Live Streaming, Football 2020, Future Driving, Cycling Everywhere, dan Autonomous Electric Vehicle yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.

Telkomsel 5G Experience Center akan dibuka untuk publik selama perhelatan olahraga akbar Asian Games 2018, mulai 18 Agustus hingga 2 September 2018.

2 dari 3 halaman

5G Belum Komersial, Telkomsel Bakal Geber 4,9G

Teknologi 5G sendiri sudah dipamerkan Telkomsel di gelaran Asian Games 2018.

Di turnamen olahraga bergengsi tersebut, Telkomsel unjuk gigi use case teknologi 5G di sebuah pameran bernama Telkomsel 5G Experience.

Meski 5G siap dipamerkan di Asian Games 2018, bukan berarti Telkomsel siap mengkomersialisasikan teknologi generasi kelima ini.

Menurut Direktur Network Telkomsel, Bob Apriawan, 5G masih dalam tahap demo dan uji coba. Teknologi itu akan benar-benar go live jika memang ekosistem pendukung untuk komersialisasi sudah benar-benar rampung. 

Selain itu, Bob juga membeberkan 5G membutuhkan infrastruktur tambahan, seperti Base Station berbasis MIMO hingga perangkat yang mendukung 5G. 

Ia menilai, hal ini membutuhkan jaringan yang kuat untuk bisa mengatasi kepadatan perangkat dan mengatasi waktu tunda.

“Kita masih trial 5G, masih terus dilakukan. Namanya kalau mau komersialisasi, ya ekosistemnya harus kuat, jadi harus mengarah ke sana,” kata Bob kepada Tekno Liputan6.com di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Jumat (10/8/2018).

Idealnya, ujar Bob, 5G nanti akan komersial pada 2020. Namun, berdasarkan rencana Telkomsel, teknologi ini baru akan siap diimplementasikan pada sektor industri dan mesin pada 2021 atau paling telat pada 2022.

Lantas untuk sekarang, teknologi jaringan mumpuni yang sudah lebih dulu komersial adalah 4,9G. Menurut Bob, Telkomsel akan lebih dulu fokus berupaya memperluas teknologi yang juga disebut 4G+ ini.

“4.9G sudah komersial. Kecepatannya secara teori bisa 1Gbps lebih,” sebut Bob.

Lalu, apa bedanya 4,9G dan 5G? Bob menjelaskan, keduanya berbeda dari sisi infrastruktur dan teknologi. 

“4,9G itu semacam improvement dari 4G. 4G ada tiga generasi: LTE biasa, LTE Advanced (4,5G), dan LTE Advanced Pro (4,9G),” tukasnya. 

Adapun teknologi 4,9G ini sudah dipasang di wilayah dengan kepadatan tinggi yang ada di kota-kota besar, seperti Gelora Bung Karno (GBK), mal-mal besar, dan tempat publik lain yang membutuhkan demand jaringan lebih banyak.

Sebagai perbandingan, kecepatan unduh 4G berada di kisaran 10 Mbps-150 Mbps dan kecepatan unggah antara 5 Mbps-50 Mbps. Pada segi frekuensi, lebar pita yang dipakai ada di kisaran 1,4 MHz-20 MHz.

Sementara untuk 4,5G, kecepatan unduh bisa mencapai 300 Mbps dengan kisaran lebih luas ke Internet of Things (IoT) di mana perangkat bisa terhubung lebih luas karena tak hanya menghubungkan perangkat seluler.

Adapun pada 4,9G, kecepatan bisa ada di atas 1 Gbps dan waktu tunda atau latensi 2 miliseconds

 

3 dari 3 halaman

Memaksimalkan 4,9G

Bob juga mengibaratkan teknologi jaringan ini layaknya mobil. Karena itu, Telkomsel mengerahkan teknologi 4G akan digunakan semaksimal mungkin hingga 4,9G sebelum akhirnya bersiap ke 5G. 

“4G itu seperti mobil harus di-tuning, ya tuning hingga 4,9G. Mentok ya lanjut ke 5G, ibarat mobil harus ganti mesin,” imbuh Bob.

Meski beralih ke 5G, Bob menjamin teknologi 4G akan tetap coexist dan digunakan pelanggan. Namun, pada tahap ini, Telkomsel akan memanfaatkan slot 2G dan 3G untuk menggeber 4G. 

“Kita akan reuse dan revamp kapasitas 2G dan 3G untuk 4G. Kenapa? Enggak mungkin dong 5G nanti bisa di mana-mana. Ibaratnya ini selimutnya yang gede 4G-nya, yang drive through-nya pakai 5G,” tandasnya.

Reporter: Fauzan Jamaludin

Sumber: Merdeka.com

(Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: