Sukses

Bisnis Travel Online Butuh Investasi Besar, Ini Alasannya

Apa kata CMO tiket.com soal kebutuhan investasi besar untuk bisnis online travelling?

Liputan6.com, Jakarta - Online travel agent (OTA) diprediksi masih memiliki ceruk pasar yang luas. Hal tersebut didukung pula dengan tren traveling yang terus naik. Meski begitu, tak mudah untuk menembus pasar ini.

Menurut pendiri sekaligus Chief Marketing Officer (CMO) tiket.com, Mikhael Gaery Undarsa, alangkah baiknya bila ada yang tertarik untuk terjun menggeluti bisnis OTA ini, harus dipikirkan matang-matang.

"Pasarnya memang masih gede. Tapi, kalau ada yang mau masuk ke OTA, saya pasti bilang, jangan," jelasnya kepada Merdeka.com saat ditemui usai media gathering tiket.com di Jakarta, Kamis (30/8/2018).

Pernyataannya itu bukan tanpa alasan yang kuat atau bahkan takut banyaknya pesaing. Gaery menegaskan, hal itu semata-mata karena investasi yang akan dikeluarkan besar dan butuh proses yang tak instan.

"Tapi lebih ke duit yang harus banyak. Beda cerita kalau konglomerat. Itu silakan saja," kata Mikhael.

Terlepas dari itu, dia meyakini bahwa nantinya banyaknya OTA yang muncul saat ini akan tersisa hanya 3 pemain besar.

Di luar dari tiga pemain besar itu, akan kalah pamor. Lantas siapa prediksinya?

"Saya jamin tiket.com dan tetangga kita yang biru itu menjadi tiga pemain besar. Nah, pemain yang ketiga ini, bisa siapa saja. Possible kalau memang duitnya unlimited. Kalau enggak, repot," ungkapnya.

2 dari 2 halaman

Peningkatan Jumlah Kunjungan

Tiket.com sendiri, pada semester 1 tahun 2018 ini telah memiliki jumlah kunjungan yang terus meningkat dengan persen naik 208 persen dibanding pada periode yang sama pada 2017.

Sementara, jumlah unduhan aplikasinya menembus angka lima juta pengunduh.

Sementara dari sisi transaksinya, kontribusi besar jumlah transaksinya berasal dari aplikasi mobile. Sebanyak 80 persen dari total transaksi menggunakan aplikasi tiket.com. 

Reporter: Fauzan Jamaludin

Sumber: Merdeka.com

(Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: