Liputan6.com, Jakarta - Tinder memiliki fitur di mana penggunanya bisa memperlihatkan jenis pekerjaan dan latar pendidikan di profilnya.
Informasi tersebut tentu diambil dari profil Facebook si pengguna. Namun tahukah kamu, selain foto muka si pengguna paling banyak dicari, jenis pekerjaan pun ternyata sangat menentukan minat pengguna ketika mencari jodoh?
Baca Juga
Ya, dengan fitur ini, banyak pengguna Tinder lebih memilih teman kencannya berdasarkan dari informasi jenis pekerjaan dan pendidikan terakhir yang telah ditempuh.
Advertisement
Seperti dilansir Mashable, Rabu (5/9/2018), Tinder telah mengumpulkan data pekerjaan yang paling banyak dicari selama beberapa tahun terakhir di wilayah Amerika Serikat (AS).
Untuk pria, pekerjaan yang dinilai paling 'seksi' adalah pilot, entrepreneur, pemadam kebakaran, dokter, dan pekerja media TV atau radio.
Sementara untuk wanita, pekerjaan favorit yang menarik minat kaum Adam adalah terapis, desainer interior, entrepreneur, konsultan komunikasi, dan guru.
Penasaran dengan sisanya? kamu bisa lihat daftar lengkapnya di tabel yang dirilis resmi oleh Tinder di bawah ini.
4 Mantan Karyawan Mendadak Cabut Tuntutan ke Tinder, Alasannya?
Terlepas dari daftar pekerjaan di atas, aplikasi kencan online Tinder kini dikabarkan bebas dari tuntutan yang sempat dilayangkan beberapa waktu lalu.
Diketahui, empat penggugat yang merupakan mantan karyawan Tinder yakni Rosette Pambakian, Joshya Metz, Jonathan Badeen, dan James Kim, secara sukarela mencabut tuntutan yang dikerahkan kepada Match Group atau IAC (InterActiveCorp), yakni induk usaha dari Tinder.
Hal tersebut dilakukan karena Tinder diketahui diam-diam berusaha membuat perjanjian arbitrase selama masa kerja mereka.
Kronologis kejadian bermula saat Match tiba-tiba menempatkan mereka dalam masa cuti administrasi. Mulai dari situ, keempat pengggugat telah menandatangani perjanjian arbitrase.
“Hanya selang beberapa bulan setelah terjadi kecurangan karyawan Tinder dengan jumlah miliaran dolar, IAC atau Match mencoba untuk merubah kebijakannya agar memaksa semua karyawan keluar dari ruang sidang umum sebelum melakukan arbitrase rahasia,” ujar Pambakian, seperti dilansir The Verge, Senin (3/9/2018).
Akibat insiden tersebut, Match akan bertanggung jawab dan mendukung gugatan hukum yang terungkap di pengadilan New York.
Advertisement
Belum Diketahui Alasannya
Sementara itu, juru bicara dari Match Justine Sacco memilih bungkam atas tuduhan bahwa penggugat sengaja dipaksa mendatangani perjanjian arbitrase.
Belum diketahui alasan pasti mengapa pengggugat bisa mendadak 'sukarela' menandatangani perjanjian arbitrase.
Kemungkinan besar, pengunggat tidak membaca kontrak baru, bahkan tidak menyadari apa konsekuensi dari perjanjian arbitrase ini.
Namun, Match/IAC akan segera menindaklanjuti gugatan hukum di awal September, serta mendesak perubahan tempat dari pengadilan negara ke pengadilan federal.
Kasus ini juga segera diadli di Mahkamah Agung New York. Sementara, pendiri Tinder Sean Rad, tetap belum mau berkomentar terkait insiden itu.
(Jek/Isk)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: