Sukses

Terungkap, Sumber Air di Bumi Ternyata Berasal dari Asteroid dan Komet

Secara kimia, air mengandung hidrogen dan oksigen. Molekul hidrogen dan oksigen yang terdapat di air diperkirakan ada hubungannya dengan peristiwa Big Bang.

Liputan6.com, Jakarta - Manusia tak bisa hidup tanpa air, itu pasti. Hampir 60 persen dari tubuh manusia bahkan diklaim mengandung air.

Mulai dari abad ke-18, para peneliti sudah menghabiskan waktu berpuluh-puluh tahun  untuk mengetahui keberadaan air selain di planet bumi yang kita diami ini.

Jadi, sebenarnya dari mana asal usul senyawa yang memiliki simbol H2O ini? Laman Brilio, Senin (10/9/2018), mencoba merangkum dari berbagai sumber tentang asal usul keberadaan air di bumi.

Pertanyaan awal yang akan muncul jika membahas tentang bumi adalah perihal kandungannya.

Secara kimia, air mengandung hidrogen dan oksigen. Molekul hidrogen dan oksigen yang terdapat di air diperkirakan ada hubungannya dengan peristiwa Big Bang.

Tim peneliti dari Woods Hole Oceanografic Institution (WHOI) dari Hole, Massachusetts yang dipimpin oleh Adam Sarafin menemukan bahwa ternyata laut telah ada jauh sebelum peradaban bumi.

Para peneliti saat ini menemukan bahwa yang paling berpotensi menjadi asal usul air di bumi adalah asteroid dan komet.

Kedua benda langit ini memiliki konsentrasi tinggi. Jika komet menabrak bumi, maka akan terjadi penguapan dengan panas yang tinggi yang menyebabkan air di bumi terbentuk.

Beberapa tahun terakhir, para ilmuwan juga menemukan bahwa rasio hidrogen yang terdapat di asteroid sangat sesuai dengan hidrogen yang ada di air.

Bahkan misi luar angkasa ROSINA (Rosetta Orbiter Spectrometer for Ion and Analysis) melakukan pengukuran terhadap kandungan D/H dari komet 67P.

Dari penelitian, dilansir bahwa komet memang memiliki kandungan seperti air, meski konsentrasi di komet lebih tinggi.

 

2 dari 3 halaman

Alien Diduga Hidup di Dalam Komet Luar Angkasa

Terlepas dari informasi soal sumber air yang berasal dari komet dan asteroid, siapa yang bisa menyangka bahwa benda alami luar angkasa ini rupanya bisa mengungkap keberadaan alien?

Hal tersebut diungkap langsung oleh pesawat ruang angkasa milik badan antariksa Eropa, Rosetta.

Lantas, bagaimana bisa komet membeberkan bukti kehidupan alien di luar angkasa? Semuanya berawal pada Agustus tahun lalu, dimana Rosetta dikabarkan berhasil mencapai objek komet yang bernama 67P (Churyumov-Gerasimenko) dan berhasil menempatkan orbit miliknya di komet tersebut.

Menurut informasi yang dilansir laman Softpedia, roket dan orbit milik komet 67P dikabarkan melakukan perjalanan menuju Tata Surya di bagian dalam.

Sementara, informasi terbaru menjelaskan bahwa roket dan orbit komet 67P tersebut sekarang berada di sekitar 123 juta mil (198 juta kilometer) dari Matahari, bahkan mereka bergerak dengan kecepatan 33 kilometer per detik.

Rosetta dikabarkan baru-baru ini mengirimkan kumpulan data dan gambar yang memperlihatkan bagian tekstur dan permukaan komet 67P.

Dari gambar yang diperlihatkan, komet 67P memiliki struktur bebatuan dengan corak mirip puzzle.

Kontan, penampakan tersebut membuat para ilmuwan berspekulasi bahwa komet 67 tidak memiliki permukaan bebatuan luar angkasa yang biasa.

Badan Antariksa Eropa dan pesawat Rosetta pada awalnya memang tidak pernah secara khusus mencari apakah benar adanya kehidupan alien di komet 67P.

Namun, karena ditemukannya tekstur yang tidak biasa dari komet tersebut, tim ilmuwan pun bahkan mengklaim komet tersebut dideteksi menyembunyikan mikroorganisme asing.

Adalah Max Wallis dari Universitas Cardiff dan Chandra Wickramasinghe dari Buckingham Center for Astrobiology, ilmuwan yang meneliti mikroorganisme komet 67P, menganggap tampilan aneh komet tersebut berasal dari banyaknya kehidupan mikroba asing yang diduga milik alien.

 

3 dari 3 halaman

Penelitian Lebih Lanjut

Untuk saat ini, mereka sedang melakukan penelitian lebih lanjut mengenai adanya kehidupan alien di komet itu.

"Rosetta menunjukkan bahwa komet seharunya tidak dilihat sebagai benda mati yang membeku, komet nyatanya juga mendukung proses geologi dan bisa membuat lingkungan lebih 'ramah' untuk kehidupan mikro," jelas Wallis.

Kedua ilmuwan tersebut juga menganalisis jika memang terdapat koloni mikroorganisme asing di bawah permukaan komet 67P, maka diperkirakan mikroorganisme ekstraterestrial seperti alien bisa berevolusi dan memproduksi senyawa khusus yang memungkinkan mereka hidup di suhu cuaca di bawah 0 derajat. 

Reporter: Brilio

Sumber: Brilio.net

(Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: