Sukses

Pria Korea Utara Jadi Dalang Peretasan Sony dan Serangan WannaCry

Pria ini berkonspirasi dengan pemerintah Korea Utara sebagai orang di balik peretasan Sony Pictures dan disebarnya ransomware WannaCry.

Liputan6.com, Jakarta - Departemen Hukum dan Keadilan Amerika Serikat (AS) menuding Korea Utara terkait dengan kasus peretasan besar Sony Pictures pada 2014.

Tidak hanya itu, Korea Utara juga dituding jadi dalang untuk serangan masif ransomware WannaCry di seluruh dunia.

Sekadar informasi, AS memang telah menyalahkan Korea Utara atas peretasan Sony sejak akhir 2014.

Kejahatan siber yang dilakukan Korea Utara itu diyakini merupakan respon terhadap dirilisnya film The Interview.

Sekadar informasi, The Interview merupakan film besutan Seth Rogen yang dibintanginya bersama aktor James Franco.

Film tersebut menggambarkan adanya upaya pembunuhan terhadap penguasa Korea Utara Kim Jong-un.

Peretasan email-email milik Sony membuat Sony Pictures kehilangan tajinya sebagai sebuah perusahaan besar.

Terbaru, pihak berwenang AS menyatakan, seorang pria bernama Park Jin-hyo yang berkonspirasi selama bertahun-tahun dengan pemerintah Korea Utara sebagai orang di balik peretasan Sony Pictures dan disebarnya ransomware WannaCry.

Park sebagaimana dikutip Tekno Liputan6.com dari The Verge, Sabtu (8/9/2018), diduga masuk ke sistem Sony Pictures dan menyebarkan ransomware WannaCry 2.0 yang merusak sistem komputer di 150 negara.

Park dituduh dengan tudingan konspirasi untuk melakukan penipuan dan penyalahgunaan komputer serta konspirasi melakukan tindak penipuan di dunia maya.

Jika kasus ini dibawa ke pengadilan dan Park dinyatakan bersalah, dia bisa dikenai hukuman sampai 25 tahun penjara.

 

2 dari 3 halaman

Anggota Kelompok Hacker Lazarus

Forbes dalam laporannya menyebut, Park dipercaya sebagai salah satu anggota kelompok hacker Lazarus yang disponsori oleh pemerintah Korea Utara.

Lazarus sebelumnya juga dikenal sebagai kelompok hacker yang berada di balik peretasan dana sebesar US$ 81 juta dari Bank Bangladesh pada 2016 silam.

Empat tahun memang waktu yang cukup lama untuk akhirnya menentukan dalang di balik dua kasus kejahatan kriminal besar dunia.

Namun, hal tersebut bisa dipahami mengingat sulitnya menghubungkan aktivitas jahat yang terjadi di dunia maya.

Apalagi, saat si peretas beroperasi di negara dengan kontrol akses internet yang kuat.

3 dari 3 halaman

Upaya FBI Tanpa Henti Buahkan Hasil

Asisten Pertama Jaksa Amerika Serikat Tracy Wilkison mengatakan, skema ini tereskpos melalui upaya agen FBI dan jaksa federal yang tanpa henti, sehingga bisa membongkar kedok kejahatan siber yang canggih.

Menurut hasil penelusuran, Park dan anggota Lazarus lainnya melakukan serangan baik di Korea Selatan maupun Tiongkok.

Mengingat hubungan tegang antara AS dan Korea Utara serta minimnya perjanjian ekstradisi antara keduanya, kemungkinan Park untuk diadili sangatlah rendah.

(Tin/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: