Sukses

Instagram Cegah Pengguna Ketergantungan Obat dengan Cara Ini

Instagram meluncurkan fitur di mana mereka dapat mencegah pengguna ketergantungan dengan obat.

Liputan6.com, Jakarta - Hashtag (atau sering disebut tagar) yang ada di Instagram, merupakan salah satu cara pengguna untuk mengumpulkan foto, atau juga mencari foto dengan sebuah istilah tertentu.

Namun sayangnya, hashtag di Instagram seringkali disalahgunakan untuk mengelompokkan kategori yang tidak sesuai dan ilegal, seperti obat-obatan terlarang dan narkotika. 

Bahkan, beberapa pengguna rela mencari jenis obat-obatan dengan hashtag terkait. Dalam hal ini, hashtag opioid sering digunakan di media sosial berbagi foto dan video tersebut.

Jika mereka mencari hashtag opioid, hasil posting akan memperlihatkan kumpulan foto dan video yang bersangkutan dengan obat ini. 

Untuk mengantisipasi hal tersebut, Instagram meluncurkan fitur di mana mereka dapat mencegah pengguna ketergantungan dengan obat. 

Jika pengguna nantinya mencari hashtag yang berkaitan dengan obat, mereka akan mendapatkan pemberitahuan kalau Instagram memberikan dukungan.

“Jika kamu atau seseorang yang kamu tahu sedang berjuang dengan penggunaan opioid atau penyalahgunaan obat, cari cara untuk bebas darinya, atau segera dapatkan rehabilitasi, kami juga akan menyediakan informasi tentang penggunaan obat, pencegahan, dan penyembuhan,” tulis Instagram.

Di situ, pengguna juga akan mendapatkan beberapa opsi, seperti mendapatkan dukungan, menghiraukan pemberitahuan tersebut lalu melihat posting, atau cancel.

2 dari 3 halaman

Instagram Luncurkan Fitur Pencegah Bunuh Diri

Tak cuma obat-obatan, Instagram pada 2016 juga merilis fitur pencegah bunuh diri. Cara kerja fitur ini juga mudah. Sebagaimana dimuat di laman Engadget, Jumat (21/10/2016), pengguna hanya perlu melaporkan postingan yang berbau tindakan bunuh diri.

Setelah itu, pihak Instagram akan segera menindaklanjuti akun yang bersangkutan.

"Kami paham bahwa teman-teman dan keluarga ingin menawarkan dukungan kepada mereka (pihak yang ingin bunuh diri) namun seringkali tidak tahu caranya bagaimana," kata COO Instagram Marne Levine.

Kehadiran tools terbaru ini, lanjut Levine, diharapkan dapat membuat pengguna yang hendak bunuh diri, sadar bahwa mereka tidak sendiri.

"Fitur ini dirancang untuk membuatmu tahu bahwa kamu tak sendiri, kamu dikelilingi teman-teman, keluarga, komunitas yang peduli denganmu," sambungnya.

Tak sendiri, Instagram juga bekerjasama dengan beberapa psikolog dan pakar kesehatan mental untuk menangani pengguna yang 'bermasalah' dengan hidupnya.

Tujuannya, agar pengguna tak memikirkan hal-hal yang berbau dengan bunuh diri dan menjadikan Instagram sebagai alat yang positif untuk berbagi.

Penggunaan medsos sebetulnya dinilai dapat memicu depresi. Alih-alih mencurahkan isi hati, efek dari medsos sudah bergerak ke arah kompetisi memenangkan suatu popularitas.

Mark Widdowson, salah seorang pengamat psikologi remaja yang juga turut andil dalam sebuah studi mengatakan, kompetisi tersebut muncul dari peer pressure pengguna lain yang ada di media sosial.

 

3 dari 3 halaman

Peer Pressure

"Konten yang dimuat bisa saja berupa foto atau video yang memperlihatkan kehingarbingaran pesta, gaya hidup, kuliner atau membahas isu sensitif. Di saat pengguna media sosial melihatnya, sentimen yang didapat bisa negatif. Hal tersebut disebabkan karena pengguna itu tidak dalam taraf yang sama dengan konten yang dimuat," tuturnya.

Widdowson yang juga merupakan dosen di University of Salford ini menerapkan bahwa pengguna media sosial seharusnya merefleksikan diri bahwa 'alat' yang mereka gunakan bukanlah cerminan yang harus ditiru.

"Media sosial merupakan sebuah opsi yang hanya memiliki nilai untuk berkomunikasi dengan teman terdekat Anda. Itu saja kuncinya. Jangan dilebih-lebihkan," tutupnya.

(Jek/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: