Sukses

Proyektor Interaktif Epson Bikin Siswa Makin Semangat Belajar di Kelas

Epson dalam hal ini turut menghadirkan produk yang mendukung kegiatan belajar mengajar di kelas cerdas melalui produknya proyektor interaktif.

Liputan6.com, Jakarta - Epson Indonesia berkolaborasi dengan Websis for Edu menggagas program smart classroom atau ruang kelas cerdas.

Kelas ini menggunakan perangkat teknologi serta dukungan internet untuk membuat kegiatan belajar mengajar lebih menyenangkan bagi siswa sekaligus mengikuti perkembangan zaman.

Epson dalam hal ini turut menghadirkan produk yang mendukung kegiatan belajar mengajar di kelas cerdas melalui produknya proyektor interaktif.

Diungkapkan oleh Head of Product Marketing Visual Instrument Department PT Epson Indonesia, Zanipar Siadari, sejak awal dunia pendidikan adalah salah satu fokus bagi Epson.

"Epson berkomitmen pada dunia pendidikan dengan mengintegrasikan teknologi sebagai alat bantu utama dalam kegiatan belajar mengajar," kata Zanipar.

Dia mengatakan, dengan beragam produk proyektor, printer multifungsi, pemindai dokumen, Epson berharap untuk terus berkontribusi dalam mewujudkan pendidikan abad 21 di tengah perkembangan zaman ini.

"Pendidikan berevolusi, dari yang tadinya kebutuhan proyektor diletakkan pada jarak tiga meter dan untuk gambar di kelas, kini berkembang karena kegiatan belajar butuh perangkat yang interaktif dan kolaboratif. Oleh karenanya dibuat produk yang khusus untuk edukasi," katanya saat ditemui usai seminar Tech-Inspired Education di Jakarta, Kamis (13/9/2018).

2 dari 4 halaman

Inovasi di Bidang Pendidikan

Sebenarnya, proyektor interaktif Epson mulai hadir di pasaran sejak 2011, namun perusahaan Jepang ini terus melakukan inovasi hingga dapat memenuhi kebutuhan pengguna di sektor edukasi.

"Pada saat kami bawa satu produk, kami buat lagi dan evaluasi di market, sudah sesuai kebutuhan atau belum. Kalau kurang, kami keluarkan lagi produk baru lagi dan mendapat dapat feedback. Kebetulan yang terakhir, merupakan yang paling canggih dan sesuai dengan keinginan sekolah-sekolah," katanya.

Sekadar diketahui, menurut Zanipar, sudah cukup banyak proyektor interaktif Epson yang digunakan di sekolah.

"Ada sebuah sekolah di Tangerang awalnya membeli 20, kemudian tahun kedua beli lagi 20, jadi total 40 unit proyektor interaktif. Ada juga yang membeli satu atau dua kemudian di-review apakah sudah sesuai," katanya.

Sejauh ini pada tahun 2017, sudah ada 500-600 unit proyektor interaktif di sektor pendidikan yang terjual. Lantaran pendidikan makin berkembang, Zanipar menargetkan bisa menjual 700-800 unit proyektor interaktif di tahun ini.

Harga proyektor inipun beragam sesuai tipenya. "Untuk perangkat dengan fitur paling lengkap dan spesifikasi paling tinggi dibanderol Rp 56 jutaan, sementara untuk proyektor interaktif dengan fitur lebih umum dibanderol Rp 25 jutaan," tuturnya.

Uniknya, model yang paling banyak diinginkan konsumen adalah yang memiliki fitur paling lengkap. Namun semuanya disesuaikan lagi dengan kebutuhan dan biaya yang dimiliki sekolah.

"Sebenarnya kita melihat apa yang dibutuhkan oleh penggunanya, itu yang kita hadirkan. Jadi kita nggak hanya jual barang, tetapi sampai barang bisa digunakan dan sampai kami dapat feedback seperti sebelumnya," katanya.

3 dari 4 halaman

Bisa Dipakai Mulai dari Sekolah TK

Uniknya, penggunaan teknologi dalam kelas tidak hanya bisa dilakukan pada siswa sekolah menengah. Mulai dari TK, siswa SD kelas 1 hingga 3, semuanya bisa menggunakan proyektor interaktif ini.

" Seluruh peserta didik bisa pakai, kelas 1-3 bisa, bahkan siswa TK di Jakarta juga sudah memakainya. Hal ini karena siswa cepat mengadopsi teknologi, kemampuan kognitifnya bagus jadi saat disodorin teknologi baru, siswa coba-coba, guru tinggal mengarahkan," tuturnya.

Aplikasi proyektor interaktif salah satunya dilakukan oleh siswa siswi SD Muhammadiyah 5 Jakarta. "Saat proses belajar mengajar di kelas menggunakan proyektor interaktif, siswa cenderung lebih antusias, aktif, dan kolaboratif," kata Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 5 Taufik Noor Wibowo.

Bahkan menurut Zanipar, saat evaluasi penggunaan proyektor interaktif tersebut, siswa yang merasa sudah nyaman menggunakan proyektor ini protes saat proyektor akan dipindahkan ke kelas lain.

"Secara fisik, proyektor interaktif ini besar ukurannya, sehingga idealnya satu unit per kelas. Bukan karena nggak bisa dipindah, tetapi begitu dipindah ke kelas lain, siswa protes karena belajarnya sudah enak, mau lagi pakai proyektor interaktif," katanya.

4 dari 4 halaman

Belajar Kolaboratif

Sekadar diketahui, perangkat proyektor interaktif Epson menawarkan pengalaman belajar mengajar dengan berbagai fitur lebih akraktif. Misalnya saja siswa dan guru bisa mepresentasikan pelajaran tanpa sambungan kabel.

Selain itu, proyektor interaktif ini memungkinkan tampilan beberapa layar perangkat sekaligus. Kemampuan anotasi tanpa komputer serta berbagi whiteboard ke 15 perangkat mobile secara bersamaan. Dengan begitu, partisipasi para murid pun bisa lebih luas.

Dalam demo yang dilakukan Kepsek SD Muhammadiyah 5 Taufik Noor Wibowo, dirinya menggunakan proyektor interaktif ini untuk pelajaran matematika pada siswa.

Siswa bisa belajar penjumlahan dan mencoret-coret papan tulis dengan pen maupun jarinya. Selain itu, kolaborasi bisa dilakukan dengan perangkat lainnya yang dimiliki oleh siswa.

"Hasilnya itupun bisa disimpan, dicetak, kemudian dibagikan ke orangtua, biasanya anak senang menunjukkan pekerjaannya di kelas kepada orangtuanya. Kemudian, layar juga bisa diklik atau di-swipe dengan sapuan jari (seperti tablet)," tutur Taufik.

Pengoperasiannya pun menurut Taufik sangatlah mudah. Para guru bisa belajar menggunakan proyektor interaktif hanya dalam satu atau dua hari. Sementara anak-anak bisa lebih cepat mencoba-coba dan membiasakan diri dalam memakainya.

(Tin/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: