Liputan6.com, Jakarta - Setelah ditolak di Tiongkok, Google dikabarkan tengah mengembangkan sebuah mesin pencari yang dilengkapi sensor khusus untuk pengguna di Tiongkok.
Pengembangan mesin pencari yang dilengkapi sensor khusus ini ditujukan untuk memenuhi persyaratan yang diajukan pemerintah Tiongkok. Demikian sebagaimana dilaporkan The Intercept.
Seperti dikutip Tekno Liputan6.com dari Softpedia, Selasa (18/9/2018), mesin pencari dengan sensor khusus yang dimaksud adalah Dragonfly yang dibuat oleh Google for China.
Advertisement
Mesin pencari di Android ini secara otomatis akan menghubungkan permintaan pencarian pengguna ke nomor telepon mereka. Dengan demikian, hal ini memungkinkan pemerintah untuk mengawasi apa yang dilakukan oleh setiap warga negaranya di internet.
Baca Juga
Aktivis HAM Cynthia Wong mengatakan, mesin pencari Google ini merupakan masalah pelik dalam hal privasi.
"Hal ini akan memungkinkan adanya pelacakan dan profiling perilaku seseorang dengan lebih detail. Selain itu, menghubungkan pencarian ke nomor telepon akan membuat orang lebih sulit menghindar dari pengawasan berlebihan oleh pemerintah Tiongkok," kata Wong.
Mesin pencari baru yang dirancang Google agar bisa masuk ke Tiongkok ini akan memuaskan partai komunis Tiongkok dalam mengontrol apa yang dianggap berbahaya dan yang ingin dihapus.
Mesin pencari Dragonfly juga dilengkapi dengan database bawaan tentang daftar hitam pencarian-pencarian yang tentunya dilarang pemerintah.
Tolak Berkomentar
Meski tampaknya mesin pencari ini sudah hampir memenuhi aturan penyesoran Tiongkok, Google menolak berkomentar tentang hal ini.
Selain itu, CEO Google Sundar Pichai juga menolak untuk bersaksi di depan Komite Intelijen Senat AS.
Kehadiran mesin pencari Dragonfly sendiri sudah disebut-sebut sejak beberapa waktu lalu sebagai langkah Google untuk masuk kembali ke Tiongkok.
Padahal sebelumnya, Google mengumumkan telah mematikan mesin pencari Google.cn karena ingin mengambil sikap melawan sensor berat yang dijalankan negeri Tirai Bambu.
Pemerintah Tiongkok pun secara bertahap memblokir layanan Google yang beroperasi di negaranya. Sebut saja, Gmail, Google Maps, Google Translate, dan Google Drive.
Tidak mengherankan Google berupaya untuk lebih ramah terhadap aturan sensor Tiongkok. Apalagi, pada Desember 2017, CEO Sundar Pichai sempat mengunjungi Tiongkok.
Pichai juga sempat bertemu dengan pemimpin Partai Komunis Tiongkok Wang Huning dan jajarannya, mengumumkan peluncuran pusat riset artificial intelligence di Beijing.
Advertisement
Dokumen Rahasia Google
Dalam dokumen yang dilihat The Intercept dan ditandai sebagai "Gooogle confidential", aplikasi mesin pencari untuk Tiongkok ini disebutkan akan secara otomatis mengidentifikasi dan menyaring situs web yang diblokir Great Firewall.
Ketika seseorang melakukan pencarian, situs web yang diblokir akan dihapus dari laman pertama dengan keterangan "sejumlah hasil pencarian mungkin telah dihapus karena persyaratan hukum."
Beberapa contoh situs web yang dihapus dari hasil pencarian berdasarkan isi dokumen rahasia itu adala BBC dan Wikipedia.
Aplikasi tersebut juga akan memblokir pertanyaan-pertanyaan sensitif, sehingga tidak akan ada hasil yang ditampilkan ketika orang memasukkan kata atau kalimat tertentu.
Proyek mesin pencari ini tampaknya sangat rahasia. Menurut seorang sumber yang mengklaim mengetahui rencana ini, Google sendiri membatasi hanya beberapa ratus karyawannya yang mengetahui tentang Dragonfly. Google memiliki sekira 88 ribu karyawan saat ini.
Sumber tersebut meminta namanya tidak disebutkan karena tidak memiliki wewenang berbicara kepada media. Menurutnya, proyek Google ini memicu kekhawatiran moral dan etika tentang peran Google dalam penyensoran.
"Saya menentang berbagai perusahaan besar dan pemerintah berkolaborasi dalam menekan orang-orang mereka dan saya khawatir apa yang dilakukan di Tiongkok akan menjadi contoh untuk banyak negara lain," tuturnya.
Adapun aplikasi mesin pencari khusus ini akan dijalankan sebagai bagian dari kerja sama dengan sejumlah perusahaan, yang kemungkinan berbasis di Tiongkok.
Sebagian besar proyek Dragonfly dilakukan di kantor pusat Google, Mountain View, California, tapi sejumlah tim lain yang berpartisipasi berbasis di kantor Google di New York, San Francisco, Sinnyvale, Santa Barbara, Cambridge Washington, D.C, Shanghai, Beijing dan Tokyo.
Pihak Gogle dan Pemerintah Tiongkok belum memberikan respons atas laporan mesin pencari khusus ini.
(Tin/Ysl)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: